SOLOPOS.COM - Widiyantoro (DOK)

Widiyantoro (DOK)

SLEMAN—Galau memikirkan penyelesaian akhir anak asuhnya yang masih jauh dari harapan, pelatih PSS Sleman Widiyantoro mencurahkan hatinya (curhat) kepada wartawan.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

“Kelemahan kami ya cuma finishing itu. Kami sudah berlatih berkali-kali tapi tetap saja tidak berubah. Di Cilacap itu terlihat sekali. Andrid punya peluang tapi kena tiang. Tri Handoko tinggal berhadapan dengan kiper malah tidak gol,” ujarnya dengan nada kecewa di Stadion Maguwoharjo, Selasa (7/2) sore.

Ekspedisi Mudik 2024

Secara permainan, Wiwid, sapaan Widiyantoro, merasa anak asuhnya sudah cukup baik, entah itu kerjasama tim maupun semangat juang. Akan tetapi persoalan penyelesaian akhir itulah yang masih menjadi momok sekaligus satu-satunya penghalang tim ini untuk menggapai mimpi berlaga di kompetisi kasta tertinggi musim depan.

Lanjut Wiwid, kelemahan PSS saat ini tidak memiliki striker yang mampu memainkan peran sebagai goal getter di kotak penalti. “Lihat saja tim lain, PSIR punya Lenglolo, PSIS punya Vitor Borges, tapi tim ini [PSS] belum ada yang bisa menjadi goal getter,” tegasnya.

Dia sungguh mengharapkan peran goal getter tersebut bisa dimainkan Charles Orock. “Ya semoga saja dia [Charles Orock] bisa segera pulih dan menjadi goal getter,” ujar Wiwid.

Dalam tiga pertandingan sisa, Wiwid sangat mengharapkan PSS bisa turun dengan kekuatan penuh tanpa ada satu pemain inti yang absen.  Soalnya, dalam kompetisi tahun ini, PSS hanya turun dengan kekuatan penuh pada dua pertandingan pertama. Selebihnya mereka turun dengan kekuatan pincang akibat akumulasi kartu dan cedera.

Terkait dengan peran Henri Joel Bassoubek atau rencana untuk merombak skuat di jeda kompetisi mendatang, Wiwid enggan berpolemik. “Wah kalau untuk itu sama manajemen semua,” kata dia.

Asisten manajer bidang teknik, Bambang Nurjoko, sempat menilai saat berlatih finishing, para pemain PSS, khususnya para striker, saat berhadapan dengan penjaga gawang berupaya menendang bola sekencang-kencangnya yang justru menyebabkan bola tidak terarah dan menjauhi gawang.

Semestinya dalam latihan para pemain berlatih sungguh-sungguh teknik penyelesaian akhir. “Tidak perlu tendang kecang-kencang tapi yang penting diarahkan,” kata mantan pemain di era Galatama itu.(JIBI/Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya