SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Ilustrasi/dok

SLEMAN—Media massa tidak layak menggalang dana korban bencana karena dapat membiaskan tujuan media dan cenderung menjadi tidak independen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengamat media dari Masyarakat Peduli Media Budhi Hermanto menjelaskan bencana alam yang terjadi seharusnya menjadi waktu untuk bekerja sama membantu korban. Namun yang terjadi justru sebaliknya.

“Media massa menggalang dana dari masyarakat. Supaya sumbangan banyak, liputan dilakukan secara eksploitasi,” ujar dia saat menjadi pembicara dalam sosialisasi dan diskusi publik kode etik filantropi media massa di Kampus Universitas Atmajaya Yogyakarta (UAJY), Rabu (6/2/2013).

Sebagai contoh Budi menyebutkan saat terjadi erupsi Gunung Merapi tahun 2010, ada media yang menginformasikan jarak luncuran awan panas. Penayangan berita yang eksploitatif ini akhirnya mengakibatkan keresahan penduduk setempat. Di sisi lain, ada pula media yang lebih memilih memberitakan secara besar-besaran mengenai kesedihan korban bencana di daerah lain.

Dia menegaskan, media massa berperan sebagai pihak yang netral dalam memberitakan kabar. Namun jika ditunggangi program yang terbungkus aksi sosial ini, justru media menjadi tidak independen dan berusaha mengangkat citra perusahaan.

“Akhirnya, media pemberi dana berlomba memasang nama perusahaan di gedung, tempat ibadah atau sekolah yang telah dibantu,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya