SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertanian (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, KLATEN -- Stok beras di Kabupaten Klaten dijamin aman hingga tujuh bulan ke depan. Saat ini, para petani di Klaten sudah memasuki masa panen raya.

Perihal stok beras itu sebagaimana penjelasan Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Widiyanti, saat ditemui wartawan di Bulog Delanggu, Senin (29/3/2021). Menurutnya, masa panen raya dimulai Maret 2021 yang mencapai 11.000 ton beras.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di beberapa bulan ke depan, produksi beras di Klaten diproyeksikan mencapai 10.300 ton beras (April 2021), 4.500 ton beras (Mei 2021), dan 6.000 ton beras (Juni 2021).

Baca juga: Pengelola Wisata Air Klaten Diminta Batasi Pengunjung Saat Padusan, Kalau Melanggar Ditutup!

Dengan adanya panen itu diharapkan Klaten mengalami surplus beras minimal 141.000 ton beras di tahun 2021. Hal itu sebagaimana hasil pencapaian di tahun 2020.

"Jika ditotal, produksi beras di Klaten bisa mencapai 77.000 ton beras [selama panen raya]. Sementara, konsumsi beras di Klaten mencapai 10.545 ton setiap bulannya. Kebutuhan beras di Klaten akan aman hingga tujuh bulan ke depan. Dengan pencapaian seperti itu, Klaten melihat tak perlu impor beras," katanya.

Widiyanti mengatakan harga beras di pasaran senilai Rp10.500 per kilogram untuk beras premium.

Baca juga: Bermodal Swadaya Warga, Ini Deretan Kampung Wisata Unik di Ngerangan Bayat Klaten

Sedangkan harga beras medium di pasaran senilai Rp9.900 per kilogram. Harga tersebut berada di atas harga pembelian pemerintah (HPP) senilai Rp8.300 per kilogram.

"Beras Klaten itu kualitasnya bagus. Biasanya, beras asal Klaten itu dijadikan campuran dengan beras lain," kata Widiyanti.

Disinggung tentang harga gabah yang anjlok di pasaran, Widiyanti mengatakan hal tersebut sebagai dampak dinamika panen raya. Untuk diketahui, harga gabah di Klaten berkisar Rp3.400 per kilogram-Rp3.800 per kilogram.

"HPP gabah itu senilai Rp4.200 per kilogram. Nantinya, Bulog diminta dapat menyerap gabah petani. Hanya, gabah yang diserap harus memenuhi persyaratan, seperti kadar air maksimal 14 persen, dan lainnya," katanya.

Baca juga: Digempur Pandemi Covid-19, Usaha Celana Dalam di Ngawen Klaten Merosot

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Harian di Klaten Lampaui Target Gubernur Jateng

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya