SOLOPOS.COM - Pemain Persis Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) saat merayakan kemenangan atas Persewon Wondama di Stadion Manahan, Solo, pada lanjutan Divisi Utama LPIS, beberapa waktu lalu. Persis LPIS melakukan aksi mogok menyusul belum dibayarkan gajinya. dokJIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto

Pemain Persis Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) saat merayakan kemenangan atas Persewon Wondama di Stadion Manahan, Solo, pada lanjutan Divisi Utama LPIS, beberapa waktu lalu. Persis LPIS melakukan aksi mogok menyusul belum dibayarkan gajinya. dokJIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto

Para pemain Persis Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) kembali melakukan aksi mogok latihan. Aksi mogok dilakukan menyusul belum terpenuhinya hak mereka yakni pembayaran gaji.

Penggawa Laskar Sambernyawa, julukan Persis, baru mendapatkan gaji 20% dari bayaran bulan pertama mereka, April lalu. Namun, setelah itu pemain Persis tak pernah lagi mendapat kucuran dana.

Akibatnya, pemain melancarkan aksi untuk mendesak manajemen agar memenuhi hak-hak mereka. Bahkan, Ferry Anto dkk belum tentu mau melanjutkan laga sisa kompetisi Divisi Utama (DU) Grup 2 LPIS.

Skuat yang diarsiteki Widyantoro ini memang diliburkan sepekan setelah mereguk kemenangan manis saat menjamu skuat asal Papua, Persewon Wondama di Stadion Manahan, Rabu (15/5/2013) pekan lalu. Persis menghancurkan anak asuh Didik Listyantoro itu dengan empat gol tanpa balas.

Namun kendati libur telah selesai, I Komang Putra dkk enggan turun ke lapangan.

Para pemain merapatkan barisan demi menuntut terpenuhinya hak-hak mereka berupa pembayaran gaji penuh. Aksi mogok ini kembali dilakukan agar manajemen segera merampungkan kewajibannya.

Sebelumnya, manajemen telah berulangkali sesumbar bisa merealisasikan janjinya. Bahkan, para pemain dijanjikan bonus jika mampu merebut kemenangan atas tim Lumba-lumba Teluk lalu.

Akan tetapi, pada kenyataannya janji manajemen ini hanya isapan jempol belaka.

Aksi mogok yang lalu sukses membuat manajemen mengucurkan 20% gaji bulan pertama mereka. Namun, berikutnya para pemain belum mendapat kejelasan atas pembayaran sisanya.

Alhasil, para pemain sepakat untuk tidak berlatih dan bertanding sampai batas waktu tak ditentukan. Keputusan ini menjadi titik klimaks para penggawa Persis Solo dalam menyikapi pengingkaran janji manajemen.

Tak pelak persoalan ini membingungkan Widyantoro selaku pelatih Persis LPIS. Namun demikian, mantan pelatih PPSM Magelang ini tak mampu berbuat banyak lantaran keputusan para pemainnya sudah satu suara.

“Sebagai pelatih saya tidak bisa berbuat apa-apa. Sebab, tiga bulan terakhir saya berusaha membujuk mereka untuk tetap berlatih dan bertanding di tengah ketidakpastian ini. Mereka saya arahkan untuk bermain demi nama Persis, Kota Solo dan Pasoepati. Namun, jika keputusan mereka seperti itu mau bagaimana lagi?” ujar Widyantoro, Senin (20/5/2013).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya