SOLOPOS.COM - Logo Persita Tangerang (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Harianjogja.com, JAKARTA — Ketika klub menunggak gaji, yang bisa dilakukan para pemain adalah pasrah. Nasib pun digantungkan dengan berutang pada warung makan.

Kasus penunggakan gaji terhadap pemain dan pelatih kembali terkuak. Kali ini menimpa klub Persita Tanggerang yang diketahui memiliki tunggakan gaji selama tiga bulan. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, para pemain harus rela mengutang di sebuah warung di depan mes.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi tersebut didapatkan langsung dari sang pelatih, Fabio Oliveira, melalui akun Twitter-nya @fab_25 oliveira. Lewat kicauannya, dia menceritakan kondisi yang terjadi di dalam timnya.

“Di mess pemain tidak ada makanan, fasilitas untuk istirahat sangat minim, berangkat latihan pakai angkot sewaan. Pemain terpaksa utang di warung depan mess untuk makan,” ungkapnya.

“Menurut Eka Wibayu, General Manager Persita, pihaknya sudah memberikan motivasi kepada pemain untuk meraih kemenangan di sisa dua laga #ISL.”

“Terima kasih atas ‘motivasi’ yang diberikan management.”

Bahkan hari ini, mantan asisten timnas Indonesia itu telah menyatakan mundur sebagai pelatih.

“Mohon maaf kepada supporters Persita, tapi mulai hari ini saya tidak bisa lagi menjalankan tugas saya sebagai pelatih kepala.”

“Dengan kondisi internal team seperti ini sangat sulit untuk membuat situasi tetap kondusif sehingga saya merasa keputusan ini yang terbaik.”

Kondisi tersebut pun dibenarkan oleh salah satu pemain Persita Tanggerang yang enggan disebutkan namanya. Diungkapkannya, para pemain bisa berutang berkat kebaikan si pemilik warung yang memang dekat dengan para pemain.

Karena tak memiliki uang, dia pun terpaksa ngutang di warung di depan mess yang biasanya dipanggil para pemain ‘Warung Bude’. Hal itu dilakukan karena di mes tidak disediakan makanan sehingga setiap pemain harus mencari makan sendiri.

“Ya, sudah lama kami utang di warung depan. Karena kami tidak punya uang. Kami belum digaji kurang lebih tiga bulan. Untung saja, penjual di warung itu baik. Kami sudah dekat dengan beliau. Jadi tidak apa-apa. Yang penting kami janji akan bayar. Tapi, belum tahu kapan.”

“Sekarang utang sudah tidak tahu berapa jumlahnya. Karena banyak sekali hampir tiap hari makan di sana.”

Dia pun mengaku sudah meminta haknya itu kepada pihak manajemen. Namun, hingga saat ini mereka belum memberikan jawaban.

“Tim manajemen juga belum ada kabarnya. Ya, mau bagaimana lagi kami tetap menunggu,” ucapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya