Solopos.com, BOSTON — Semua juga tahu jika gajah—sebagaimana disebutkan dalam puisi masa kecil—adalah binatang bertelinga lebar. Namun tak semua orang tahu kuping lebar gajah itu bukan hanya berguna untuk pamer.
Para peneliti dari Universitas Sussex dan Dana Amboselli, Sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara dari Reuters, Selasa (11/3/2014), mengungkapkan dugaan telinga lebar gajah itu membuat hewan berbadan besar itu mampu menaksir usia, jenis kelamin, bahkan etnik manusia hanya dengan mendengar suara. Berdasarkan suara manusia yang mereka dengar dengan telinga lebar itu, gajah bahkan bisa memperkirakan apakah manusia itu mengancamnya atau tidak.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Dugaan itu didasarkan peneliti perguruan tinggi Amerika Serikat (AS) itu pada reaksi gajah liar Kenya setelah mendengar rekaman suara manusia. “Hasilnya memperlihatkan bahwa gajah-gajah bisa membedakan kelompok etnik tertentu serta tingkat ancaman yang mereka wakili,” kata para peneliti dalam artikel yang disiarkan pada Laporan Ilmiah Akademi Nasional.
Penelitian itu menyebutkan bahwa kawanan gajah itu duduk saling berdekatan ketika rekaman memperdengarkan suara orang-orang Maasai, yaitu suku di Afrika Timur yang selama berabad-abad memburu mereka, dibandingkan ketika mendengar suara kelompok suku lain. “Lebih jauh lagi, tanggapan lebih terasa pada perbedaan jenis kelamin orang Maasai. Mendengar suara perempuan dan anak-anak Maasai, rasa terancam sedikit rendah,” menurut penelitian tersebut.
Para peneliti melihat bahwa temuan ini menyediakan bukti bahwa gajah mampu membedakan suara manusia dan mengemukakan bahwa satwa lain yang menghindari pemburu mungkin juga mengembangkan kemampuan serupa. “Mempertimbangkan sejarah panjang dan keseringan menghadapi ancaman ganas terkait dengan manusia, telah meningkatkan kemampuan kesadaran hewan secara selektif,” katanya.