SOLOPOS.COM - Joko Setiyono (Dok/JIBI/Solopos)

Gagasan Solopos, Jumat (19/2/2016), ditulis Joko Setiyono. Penulis adalah pustakawan di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.

Solopos.com, SOLO — Sembilan naskah kuno koleksi Perpustakaan Reksa Pustaka Pura Mangkunegara, Solo, yang berjudul Sam Kok hilang (Solopos, 13/2). Naskah kuno itu konon raib entah ke mana.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Windarto dalam esainya Naskah Kuno, Wayang, dan Toleransi (Solopos, 16/2) menyatakan prihatin atas hilangnya naskah itu. Peristiwa ini adalah mendung bagi jagat pernaskahan kuno serta mengirim kabar buruk bagi khazanah memori bangsa.

Isu keamanan bahan pustaka sejatinya jauh dari pendengaran massa. Menjadi istimewa bila bahan pustaka kuno hilang. Naskah kuno sangat berharga bagi sebuah bangsa. Naskah kuno adalah penjaga memori bangsa atas peradaban yang dicapai.

Naskah kuno merupakan artefak bukti pencapaian peradaban leluhur bangsa. Naskah kuno menopang eksistensi bangsa bila dijaga dan dipelajari. Bagi perpustakaan isu keamanan dan kelestarian berbagai bahan pustaka adalah  pergulatan abadi.

Beragam acaman dan tantangan pelestarian bahan pustaka menjadi menu harian pengelola perpustakaan. Dari yang bersifat regulasi sampai hal-hal nonteknis sampai teknis pelestarian bahan pustaka itu sendiri.

Koleksi bahan pustaka–termasuk naskah kuno–selalu terancam kerusakan, kehancuran, dan kehilangan. Acaman terhadap keamanan bahan pustaka bisa berupa faktor kimiawi, fisika, biologis, serta dari bencana alam dan faktor manusia.

Tinta adalah zat kimia yang berpengaruh pada keasaman kertas. Debu, cahaya, dan tempertur ruangan merupakan acaman secara fisik. Rayap, kutu buku, jamur, dan sebagainya merupakan ancaman dari makhluk biologis. Banjir, gempa bumi, dan kebakaran merupakan becana yang memusnahkan bahan pustaka.

Faktor manusia sebagai pengguna bahan pustaka juga menjadi ancaman. Cara interaksi manusia dengan bahan pustaka merupakan penyebab kerusakan yang bersifat ringan hingga parah. Perilaku ceroboh, sembrono, dan egois memicu hilangnya tanggung jawab untuk menjaga kelestarian bahan pustaka.

Vandalisme menyebabkan buku rusak penuh coretan, sobek, bahkan terkoyak-koyak. Tindak kriminalitas menyebabkan bahan pustaka berpindah dari rak penyimpanan tanpa prosedur legal alias raib. Sebagai ruang publik perpustakaan menjadi tempat persinggahan beragam tipe orang.

Pengunjung perpustakaan datang dari berbagai latar belakang dengan berbagai macam kepentingan. Tidak semuanya memiliki ketulusan sebagai pengunjung yang memerlukan informasi. Ada yang berniat buruk di antara mereka.

Perpustakaan perlu melengkapi diri dengan sistem pengamanan dan pelestarian bahan pustaka. Upaya pengamanan dan pelestarian bahan pustaka secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, menyangkut keamanan dan pelestarian secara fisik.

Kedua, keamanan dan pelestarian konten (isi) atau informasi yang terkandung di dalamnya. Keamanan dan kelestarian penting agar bahan pustaka awet, bisa dipergunakan dalam jangka waktu lama,  dan bisa menjangkau lebih banyak pembaca. [Baca selanjutnya: Pengamanan]Pengamanan

Sebenarnya kita patut memberikan apresiasi kepada Reksa Pustaka Pura Mangkunegtaran dalam menjaga dan merawat naskah-naskah kuno sebagaimana penelitian Dinar Puspita Dewi (2014: 56–59) dalam Security and Disaster Planning Koleksi Naskah Kuno di Perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran Surakarta.

Langkah yang dilakukan antara lain pencegahan kerusakan karena faktor biota dengan fumigasi, pemberian kapur barus, perawaratan lontar dengan minyak kemiri, minyak serai, dan alkohol.

Selanjutnya pembuatan kotak naskah kuno dengan kertas sirio black (ini adalah kertas khusus yang bersifat netral, tidak asam maupun basa), pemindaian naskah kuno atau digitalisasi, restorasi naskah, pemberian kertas tisu khusus (tisu Jepang) untuk mencegah pelengketan antarlembar naskah.

Langkah lainnya dalah transliterasi atau alih aksara dari aksara Jawa ke aksara Latin, penerjemahan atau alih bahasa dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia, dan penyimpan khusus berupa lemari untuk naskah-naskah kuno sehingga naskah kuno tidak bercampur dengan koleksi lainnya.

Akses terhadap naskah kuno ditetapkan menggunakan pelayanan sistem close reserve, pembaca tidak boleh mengambil sendiri naskah kuno. Lemari naskah selalu terkunci kecuali petugas sedang melayani peminjaman naskah kuno kepada pembaca.

Ada pengamanan berlapis, yaitu pintu masuk ruang dan gerbang masuk perpustakaan. Naskah kuno tidak boleh dipinjam untuk dibawa keluar, hanya boleh dibaca di tempat. Pengelola tidak memberlakukan kartu anggota.

Satu orang hanya boleh membaca satu naskah. Pembaca harus meletakkan tas dan jaket di luar ruang. Koleksi naskah-naskah kuno perpustakaan yang didirikan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (K.G.P.A.A.) Mangkunagoro IV pada 11 Agustus 1857 ini berada di lantai II.

Pembaca harus menapaki tangga untuk sampai ke koleksi naskah kuno. Sebelum itu pembaca harus menuliskan identitas di buku tamu di lantai I. Dari segi keamanan gedung/ruang perpustakaan terbilang cukup. Perpustakaan berada di dalam bangunan Pura Mangkunegaran dengan penjagaan keamanan 24 jam.

Ada pintu gerbang/portal untuk akses tamu masuk dan keluar lingkungan Pura Mangkunegaran. Ada  gerendel untuk pengaman pintu-pintu. Lebih jauh dalam tesisnya Preservasi Naskah Kuno, Studi pada Perpustakaan Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran Surakarta, Dinar melaporkan Reksa Pustaka memiliki 764 judul yang berwujud 944 eksemplar koleksi naskah kuno.

Sebanyak  529 naskaha kuno (56%)  dalam kondisi masih bagus. Sebanyak 488 naskah kuno sudah ditransliterasi. Dinar berkesimpulan 52% konten koleksi naskah kuno sudah terselamatkan.

Itulah bukti kesungguhan pengelola Reksa Pustaka menyelamatkan dan melestarikan khazanah naskah-naskah kuno  kekayaan peradaban bangsa. Ini sesuai dengan nama yang disandangnya: Reksa Pustaka. Sing mbahu reksa pustaka, Yang menjaga dan melestarikan bahan pustaka. [Baca selanjutnya: Kehilangan Fisik]Kehilangan Fisik



Hilangnya naskah Sam Kok selayaknya tidak boleh mengaburkan dan menguburkan eksistensi keutuhan naskah. Jangan sampai kita berhenti sebatas meratapi raibnya fisik naskah Sam Kok.  Naskah itu pernah dialihaksarakan.

Kita memang kehilangan fisik naskah asli Sam Kok, namun kita jangan lupa masih ada konten informasinya yang terselamatkan dalam betuk microfilm. Fisik naskah Sam Kok yang raib itu tentu harus diketemukan. Harus dilacak keberadaannya.

Ini penting untuk memenuhi nilai otentisitas historis artefak budaya. Apa yang disampaikan Darweni (anggota staf Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran) bisa menjadi titik awal penulusuran. Naskah kuno Sam Kok masuk daftar koleksi sejak kali pertama pengatalogan pada 1976.

Naskah kuno Sam Kok pernah dialihaksarakan dari aksara Jawa ke aksara Latin pada 1981 oleh Djajeng Suwarno dan Suroyo. Pelacakan bisa berlanjut pada laporan stok opname secara periodic bila tersedia. Laporan pembaca yang mengakses naskah kuno bisa menjadi bahan melacak. Dari sana kapan persisnya naskah Sam Kok raib bisa diketahui atau diduga.

Peristiwa ini hendaknya menjadi pembelajaran berharga bagi dunia perpustakaan untuk berbenah. Mutu manajemen pengelolaan perpustakaan perlu ditingkatkan, terutama tentang sistem keamanan dan pelestarian bahan pustaka.

Berbagai teknologi pengamanan koleksi perpustakaan yang berkembang saat ini dapat dimanfaatkan untuk mencegah penyalahgunaan koleksi perpustakaan. Teknologi itu misalnya security gate, radio frequency identification, sampai dengan pemasangan kamera closed circuit television (CCTV).

Sistem keamanan dan pelestarian bahan pustaka perlu dibangun secara utuh yang meliputi berbagai faktor seperti bangunan atau gedung, teknologi, proses-proses operasional layanan perpustakaan, sumber daya perpustakaan, budaya keamanan di perpustakaan, dan perencanaan tata kelola secara berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya