SOLOPOS.COM - Ilustrasi belanja (JIBI/Harian jogja.com/Dok.)

Gagasan ini dimuat Harian Solopos edisi Selasa (22/8/2017). Esai ini karya Heri Susanto, seorang dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surakarta (STIES). Alamat e-mail penulis adalah herisusanto303@gmail.com. 

Solopos.com, SOLO–Belakangan ini terjadi perdebatan serius yang berhubungan dengan daya beli masyarakat Indonesia yang katanya menurun, khususnya di segmen ritel, dan khususnya lagi pada kelompok barang dagangan dengan klasifikasi sekunder dan tersier.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Heri Susanto

Heri Susanto (Istimewa)

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal pernah mengatakan hal ini merupakan sebuah misteri, daya beli masyarakat menurun pada segmen ritel tetapi pajak pertambahan nilai malah menunjukan peningkatan. Kalau kita mau melihat lebih dalam lagi dan mencermatinya sebenarnya hal ini bukanlah misteri.

Sembilan belas tahun lalu atau pada awal reformasi di Indonesia, handphone masih merupakan hal yang langka dan jarang. Setelah 2005 sampai sekarang, handphone merupakan salah satu kebutuhan primer banyak orang.

Melalui perangkat elektronik inilah Internet yang dulu tidak signifikan memengaruhi perubahan di dunia sekarang menjadi sangat signifikan pengaruhnya. Contohnya, dulu ketika kita ingin mengetahui berita-berita terbaru biasanya kita hanya membaca koran dan melihat televisi. Setelah Internet didukung perkembangan gadget yang sangat cepat kita tinggal membuka handphone lalu mencari informasi melalui media apa saja, bisa Youtube, bisa website, bisa juga melalui media sosial dan media-media berbasis internet yang lain.

Ekspedisi Mudik 2024

Perkembangan Internet khususnya media sosial yang semakin pesat sangat berperan dalam perubahan perekonomian di dunia saat ini. Sudah sepantasnya kita mengikuti perkembangan tersebut agar tidak kehilangan peluang dan bisa memprediksi perekonomian akan mengarah ke mana.

Apa yang dibicarakan selama ini tentang isu daya beli masyarakat khususnya pada segmen ritel turun sebetulnya tidak benar 100%. Kalau kita cermati lebih dalam, sebenarnya bukan daya beli masyarakat yang menurun, tetapi baru terjadi perubahan pola jual beli secara besar-besaran di Indonesia.

Daya beli masyarakat tetap stabil dan bahkan sedikit meningkat, pola jual belinya yang berubah. Perubahan ini didukung dan disebabkan beberapa faktor. Faktor terbesar pendukung dan penyebab perubahan pola jual beli ini adalah sistem jual beli dalam jaringan (daring) atau online.

Selanjutnya adalah: Sistem daring merupakan media tertentu berbasis Internet…

Sistem Daring

Sistem daring merupakan media tertentu berbasis Internet yang digunakan masyarakat untuk menawarkan produk dan membeli, contohnya adalah media sosial seperti Facebook, Instagram, website, dan aplikasi-aplikasi jual beli daring.

Sekarang ditambah kian banyak perusahan jasa pengiriman barang yang sudah banyak cabangnya sampai ke seluruh pelosok Indonesia yang memudahkan dan membantu transaksi jual beli daring antara pedagang atau produsen dengan pembeli.

Ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah paket kiriman yang relatif meningkat setiap bulan dan frekuensi transaksi yang signifikan di rekening-rekening bank. Jadi, dengan kata lain atau analogi, jika di Aceh ada produsen alat rumah tungga, untuk menjualnya mereka tidak perlu membawa ke pasar tradisional atau supermarket konvensional.

Mereka tinggal mengunggah foto atau video barang itu di media sosial pribadi mereka atau bisa juga mengunggahnya di aplikasi jual beli daring lainnya. Jual beli dengan sistem daring sebenarnya sangat menguntungkan para produsen atau penjual dan para pembeli karena mereka bebas menentukan harga barang mereka sesuai dengan kualitas dan permintaan pasar.

Keuntungan bagi produsen atau penjual bisa lebih besar jika mereka menjualnya sendiri tanpa harus melalui middle man atau perantara seperti yang terjadi selama ini di pasar konvensional. Pembeli bebas menentukan barang apa yang akan mereka beli sesuai spesifikasi dan harga yang mereka inginkan tanpa harus terpatok pada spesifikasi barang dan harga yang disebutkan para middle man atau perantara.

Hal inilah yang sebenarnya memengaruhi para pelaku usaha ritel yang kerap kali mengatakan daya beli masyarakat menurun, tetapi sebenarnya daya beli masyarakat tidaklah menurun. Hanya pola jual beli yang berubah, dari konvensional ke daring dan para pelaku usaha ritel konvensional inilah yang sebenarnya tidak siap mengalami perubahan.

Contohnya adalah ketika dulu ada ribut-ribut antara jasa transportasi konvensional dan jasa transportasi daring yang ujung-ujungnya jasa transportasi daring menjadi primadona karena lebih mudah untuk diakses.

Akhir-akhir ini istilah e-commerce menjadi tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di kota-kota besar. Peningkatan e-commerce tidak lepas dari kemudahan masyarakat mengakses jaringan Internet.

Selanjutnya adalah: Instagram telah menjadi salah satu aplikasi paling diminati…

Paling Diminati

Instagram telah menjadi salah satu aplikasi paling diminati para pengguna smartphone berbasis iOS dan Android. Instagram adalah aplikasi gratis untuk berbagi foto yang memungkinkan penggunanya mengambil atau mengunggah foto dan selanjutnya berbagi di layanan jaringan media sosial.

Online shop ini telah menjamur di Instagram searah dengan semakin berkembangnya bisnis dan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat. Saat ini online shop kian digandrungi masyarakat. Dalam online shop atau sistem berbelanja daring hanya perlu terhubung dengan Internet untuk melakukan transaksi jual beli.

Kemajuan teknologi seperti sekarang ini memunculkan gadget atau smartphone yang bisa digunakan untuk mengakses Internet di mana saja dan kapan saja. Efektivitas bisnis online shop di media sosial Instagram lebih terasa karena adanya berbagai strategi pemasaran yang sangat menarik untuk mempromosikan produk.

Ada aktivitas endorsement, paid promote (promosi berbayar), dan shoutout for shoutout. Endorse dalam dunia bisnis daring adalah cara promosi di akun media sosial artis dengan cara pemilik/penjual online shop memberikan produk/barang secara gratis kepada artis tersebut kemudian artis tersebut mengunggah foto dirinya bersama barang tersebut di media sosial Instagram (femaledaily.com).

Paid promote atau promo berbayar adalah kegiatan promosi yang dilakukan online shop dengan membayar jasa promosi tersebut kepada akun Instagram yang membuka paid promote, biasanya akun yang membuka paid promote adalah akun yang sudah terkenal dan memiliki followers puluh ribu hingga ratus ribu.

Shoutout for shoutout adalah kegiatan saling bertukar iklan barang berupa foto dengan sesama penjual/pemilik online shop di Instagram sehingga foto iklan tersebut akan muncul di timeline followers mereka (simpq-indonesia.com).

Banyak para pelaku online shop di Instagram yang mengambil strategi menggunakan para artis yang sudah pasti memiliki followers banyak, fashion blogger, beauty blogger, selebgram, atau orang-orang yang memiliki followers banyak di Instagram untuk mengenalkan dan mempromosikan produk mereka.

Selanjutnya adalah: Ini adalah strategi agar barang jualan lebih tersebar…

Strategi



Ini adalah strategi agar barang jualan lebih tersebar dan terpromosikan. Hal inilah yang membedakan media sosial Instagram dengan media sosial lainnya sehingga kegiatan online shop di Instagram saat ini lebih diminati.

Kesigapan dan kecermatan dalam melihat prospek dunia usaha harus selalu dikembangkan oleh setiap pengusaha, khususnya para pengusaha ritel, karena bagaimanapun juga pembeli akan terus beralih pada hal yang lebih mudah dan murah daripada bertahan pada hal yang sifanya lebih sulit dan mahal.

Tuntutan mengikuti perubahan pola jual beli dari konvensional ke daring inilah yang harus segera ditindaklanjuti oleh para pengusaha ritel konvensional jika masih ingin bertahan dan berkembang dalam dunia usaha melalui berbagai implementasi yang nyata dan konkret.  Saya yakin dunia usaha, khususnya ritel konvensional, akan bisa menanggulangi masalah itu.

Inovasi dan kreativitas adalah kuncinya karena bagaimanapun juga para pengusaha ritel konvensional inilah pemegang modal besar dalam dunia usaha tersebut di samping juga menyerap banyak tenaga kerja. Bagi pemerintah, saya menganjurkan membentuk suatu unit kerja presiden atau staf ahli khusus untuk melihat, mengatasi, dan merumuskan langkah-langkah terkait perubahan pola jual beli dari konvensional ke daring ini.

Dengan berjalannya waktu, bisnis atau jual beli daring akan tetap menjadi primadona bagi para pembeli karena lebih fleksibel dan mudah. Di samping itu, mayoritas produsen atau penjual bersistem daring juga bisa menyerap banyak tenaga kerja sehingga bisa ikut memberikan andil untuk meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat Indonesia.

Pajak pertambahan nilai yang meningkat sebetulnya belumlah optimal jika dilihat dari asal pemungutannya karena pajak pertambahan nilai untuk jual beli daring biasanya dipungut dari aplikasi-aplikasi jual beli yang ada di Indonesia dan belum menyentuh individu-individu yang menjual dan membeli produk secara daring menggunakan media sosial pribadi meraka.

Harus ada regulasi untuk hal ini. Selain untuk melindungi penjual dan pembeli dari selisih paham, juga dapat berperan dan bermanfaat untuk pemerintah sebagai sumber dana kas negara dari sektor pajak.







Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya