SOLOPOS.COM - Bahasa Indonesia (foto: liputan6.com)

Gagasan ini dimuat Harian Solopos edisi Sabtu (28/10). Esai ini karya Vilya Lakstian Catra Mulia, dosen Linguistik di Jurusan Sastra Inggris dan Pendidikan Bahasa Inggris Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta. Alamat e-mail penulis adalah vilyalakstian@gmail.com.

Solopos.com, SOLO–Perkembangan dunia saat ini meniscayakan semangat untuk melindungi dan mengembangkan bahasa sebagai bagian dari identitas dan kedaulatan bangsa. Arus informasi dan pengaruh berbagai lini menuntut kita untuk demikian.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Aspek sikap juga menjadi hal yang krusial agar tercipta kecintaan, kebanggaan, rasa memiliki, dan bertanggung jawab merawat bahasa sebagai bagian yang melekat pada jati diri kita.

Hal ini mengemuka dalam simposium internasional bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) yang diselenggarakan Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jogja pada 23-24 Agustus lalu.

Terdapat semangat untuk turut menginternasionalkan bahasa Indonesia tidak hanya oleh penuturnya sendiri tetapi juga penutur asing. Sekarang tren kebahasaan telah berkembang. Meskipun bahasa Inggris mendominasi kompetensi kebahasaan yang perlu dikuasai oleh penutur dunia, bahasa-bahasa lain juga mulai berkembang menempatkan diri menjadi bahasa dunia.

Meningkatnya kesadaran terhadap regulasi yang diterapkan suatu negara turut memengaruhi penguatan bahasa di lingkup regional. Graddol (2006: 63) menunjukkan saat ini bahasa Inggris menghadapi tekanan dari peristiwa tersebut. Bahasa Mandarin sebagai bahasa asing mengalami peningkatan jumlah penutur asing yang cukup pesat.

Selanjutnya adalah: Jumlah kandidat dari luar negeri

Kandidat

Jumlah kandidat dari luar negeri yang mengambil tes kompetensi Chinese proficiency test yang dikembangkan HSK Centre of Beijing Language and Culture University menunjukkan pada 1994 terdapat hampir 5.000 peserta. Pada 2005 jumlahnya mencapai 40.000 peserta. Jumlah ini akan terus meningkat, apalagi negara tersebut termasuk salah satu negara kuat di Asia.

Bahasa Indonesia juga demikian. Uji kompetensi bahasa Indonesia (UKBI) diselenggarakan oleh balai-balai bahasa di daerah. Saat ini terdapat 250 lembaga BIPA di dunia yang tersebar di 45 negara. Kegiatan praktik BIPA juga sukses menarik peserta dari luar negeri seperti pada kegiatan lomba pidato, cerita daerah, hingga debat di Kedutaan Besar Republik Indonesia di beberapa negara.

Simposium internasional BIPA tersebut diikuti 250 orang pegiat BIPA yang meliputi pengajar hingga masyarakat umum. Hadir juga 12 profesional BIPA dari berbagai negara yang turut mengajarkan bahasa Indonesia kepada penutur asing. Filipina, Tiongkok, Jepang, Korea, Mesir, Italia, Jerman, dan Amerika Serikat adalah negara-negara tempat BIPA diajarkan oleh para pembicara yang hadir.

Mereka meliputi  orang Indonesia yang ditugaskan di sana maupun orang asli dari beberapa negara itu yang telah mahir berbahasa Indonesia dan mengajarkan di negara mereka.  Setiap negara memiliki keistimewaan tersendiri dalam menerima bahasa Indonesia sebagai bahasa asing.

Membingkai Mosaik Pengajaran BIPA menjadi tema yang diangkat dalam simposium ini. Prof. Dr. Koh Young Hun dari Universitas Hankuk, Korea Selatan, mengajar dengan mengembangkan aplikasi bahasa Indonesia pada perangkat tablet. Militer Amerika Serikat mendapat pelajaran bahasa Indonesia dari  Margaretha Sudarsih, asisten professor dari Defense Language Institute Foreign Language Center,  dan Elisabeth Arti Wulandari dari Universitas Montana, Missoula.

Selanjutnya adalah: Di daerah yang jauh dari ibu kota

Daerah yang jauh

Di daerah yang jauh dari ibu kota, Antonia Soriente bersemangat mengajarkan bahasa Indonesia di Universitas Napoli L’Orientale, Italia, dengan kemahirannya berdasar pengalaman berada di Indonesia selama 20 tahun.        Terdapat banyak kemajuan pada bahasa Indonesia sehingga menambah kepercayaan diri kita untuk mampu mewujudkan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional.

Prof. Dadang Sunendar selaku Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyebutkan syarat-syarat dasar agar suatu bahasa dapat menjadi bahasa internasional adalah penuturnya banyak, negara aktif di kegiatan internasional, frekuensi penggunaan tinggi, bahasa digunakan tidak hanya di negara itu, tapi juga di negara lain, dan sikap masyarakat terhadap bahasanya sendiri.

Penduduk Indonesia dikenal sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak di dunia. Menurut Badan Pusat Statistik (2010) penduduk Indonesia 237.641.326 jiwa. Ini adalah bagian dari 6.931 miliar penduduk dunia (data World Bank pada tahun yang sama). Mayoritas penduduk negara kita berbahasa Indonesia karena bahasa inilah yang mempersatukan masyarakat di negara ini.

Kenyataan menunjukkan bahasa Indonesia telah dituturkan hingga di luar negeri. Dari hasil paparan para pembicara, bahasa Indonesia dipelajari melalui kursus dan kampus. Mereka juga menampilkan bagaimana asing itu akhirnya dapat fasih berbahasa Indonesia. Di Kota Ho Chi Minh, Vietnam, bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai bahasa kedua penduduk kota itu.

Pertukaran pelajar yang sukses antara Indonesia dan negara-negara lain turut menyukseskan tumbuhnya penutur bahasa Indonesia. Pekerja asing yang bekerja di Indonesia juga harus menguasai bahasa Indonesia.       Tidak diragukan lagi bahwa Indonesia memiliki peran besar dalam kegiatan internasional.

Pada pembukaan UUD 1945 jelas tertulis Indonesia turut serta dalam perdamaian dunia. Indonesia dikenal berpartisipasi aktif dalam aksi kemanusiaan di dunia melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa. Indonesia juga masuk dalam G-20. Kenyataan sehari-hari menunjukkan bahasa Indonesia adalah bahasa negara dan aktivitas BIPA membuktikannya.

Selanjutnya adalah: Yang menjadi tantangan terberat

Tantangan Terberat

Yang menjadi tantangan terberat adalah kita harus memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Ruang publik menjadi krusial sebagai bagian dari penggunaan bahasa Indonesia. Masih kita temui iklan, nama perumahan, dan lembaga yang menggunakan bahasa asing.

UU No. 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara menjelaskan bahasa Indonesia wajib digunakan untuk nama bangunan atau gedung, jalan, apartemen atau permukiman, perkantoran, kompleks perdagangan, merek dagang, lembaga usaha, lembaga pendidikan, organisasi yang didirikan atau dimiliki oleh warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia.

Ruang publik secara nyata menampilkan siapakah diri kita ini. Di sanalah warga negara berbaur menyatu menjadi elemen penting membentuk bangsa karena di dalamnya terdapat kegiatan dan praktik sosial yang mencakup konteks budaya. Hal ini penting mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah.

Pengutamaan bahasa negara oleh daerah telah tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 40/2007 tentang Pedoman bagi Kepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Negara dan Bahasa Daerah. Sikap positif terhadap bahasa turut memengaruhi keputusan dalam penggunaan, pengembangan, dan pelestarian oleh penuturnya.

Tindakan ini perlu kita bentuk karena sesungguhnya Indonesia memiliki keistimewaan atas bahasanya. Bahasa Inggris, Spanyol, dan Portugis tersebar di dunia karena didukung penjajahan atas bangsa lain. Bahasa Indonesia hadir melalui kekuatan merdeka tanpa menindas bangsa lain. Bahasa Indonesia tercipta dari persatuan.

Keragaman suku di Nusantara bersatu dan mengakui bahasa Indonesia sebagai unsur perekat mereka. Tercipta sikap positif bahwa dengan bahasa persatuan mampu membawa masyarakat negeri ini merdeka. Negeri ini bukan tercipta dari hasil pelarian seperti yang terjadi di daratan Amerika atau Australia, tetapi asli dari tanah air.

Bahasa Indonesia akhirnya menjadi bahasa resmi negara. Kebesaran suatu negara dapat ditelusuri dari bahasanya. Bahasa Spanyol dituturkan oleh penutur di daratan Amerika Latin. Bahasa Arab dan Mandarin juga menyebar luas. Meski sebarannya meluas, bahasa-bahasa tersebut tidak sama persis penggunaannya sebagaimana dituturkan di negara asalnya karena dipengaruhi dialek atau ragam setempat.



Selanjutnya adalah: Pemilik bahasa Indonesia adalah tunggal

Pemilik Tunggal

Berbeda dengan bahasa Indonesi. Pemilik bahasa Indonesia adalah tunggal yaitu negara Indonesia. Penggunaan unsur-unsur linguistiknya lebih konsisten. Sungguh betapa besarnya Indonesia bila bahasa Indonesia digunakan dan dituturkan oleh berbagai bangsa di dunia.  Bahasa Indonesia memiliki penutur asli terbesar kelima di dunia.

Terdapat 4.463.950 orang yang tersebar di luar negeri yang menggunakan bahasa Indonesia (BIPA, Tingkatkan Fungsi Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasional, Kompas Online, 23 Oktober 2013). Sangat tepat program BIPA berada dalam lingkup strategi dan diplomasi kebahasaan.

Bahasa Indonesia yang dikuasai penutur asing akan turut memperkenalkan budaya Indonesia. Ketika seorang penutur asing mampu berbahasa Indonesia, dia akan mengetahui budaya kita dengan lebih utuh. Dia dapat menelusuri budaya setempat yang ditemuinya, misalnya apa itu grebeg Sawal? Mengapa dilakukan oleh masyarakat? Kenapa dilestarikan?

Bila mereka hanya berbahasa Inggris, jawaban atas pertanyaan itu cukup mudah ditemukan di leaflet dinas pariwisata. Pengetahuan hanya sebatas itu saja. Bila dia mampu berbahasa Indonesia, dia akan tahu lebih dari itu. Bahasa Indonesia yang telah dikuasainya dapat membantunya memperoleh pengetahuan dari penduduk setempat.

Dia pun memperoleh wawasan yang luas. Ketika dia membawa pengetahuan itu ke negeri asalnya dan menceritakan kepada saudaranya di sana, mereka akan mengetahui pengetahuan itu secara mendalam. Ini adalah strategi dan diplomasi budaya Indonesia melalui jalur kebahasaan.

BIPA menjadi sarana Indonesia untuk lebih memantapkan posisi di tengah dunia. Indonesia merupakan negara yang besar dan berwibawa melalui bahasa. Kita optimistis bahwa bahasa Indonesia mampu menjadi bahasa internasional. Dunia juga membutuhkan bahasa Indonesia.



 

 

 





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya