SOLOPOS.COM - M Saifuddin Alia, Direktur Central for Islamic Education and Culture Studies (CIIS) Grobogan

M Saifuddin Alia, Direktur Central for Islamic Education and Culture Studies (CIIS) Grobogan

Harus diakui, kualitas pendidikan di Jawa Tengah (Jateng) belum sepenuhnya seperti yang kita harapkan. Selama ini pendidikan di Jateng masih tergolong miskin kreasi dan inovasi. Nyaris tidak ada kreasi dan inovasi brilian, signifikan serta spektakuler dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Dengan kondisi riil seperti itu, lumrah bila mutu pendidikan di Jateng belum seperti yang kita inginkan dan idealkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Semata-mata demi kemajuan pendidikan di Jateng, dalam momentum pelaksanaan Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) 2013 ini seluruh praktisi, pemikir, pengamat pendidikan serta seluruh masyarakat hendaknya dapat memilih calon gubernur-calon wakil gubernur (cagub-cawagub) yang mempunyai kepedulian, komitmen, daya kreasi dan inovasi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Jateng.

Pasangan cagub-cawagub seperti itu, tentu tidak harus berasal dari kalangan dunia pendidikan. Walau tidak berasal dari kalangan dunia pendidikan, tetapi dalam rekam jejak mereka terbukti nyata-nyata memiliki komitmen terhadap kemajuan pendidikan, maka itulah yang kita pilih. Namun, sebaliknya, walau berasal dari civitas pendidikan,  tetapi bila kenyataannya tidak memiliki komitmen kuat dalam memajukan pendidikan di Jateng, kita jangan ragu untuk tidak memilihnya. Jadi, subtansinya adalah kita harus menjatuhkan pilihan pada cagub-cawagub yang benar-benar memiliki komitmen dan tekad paling kuat dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Jateng.

Menurut hemat saya, memilih cagub-cawagub yang mempunyai kepedulian terhadap pendidikan kini menjadi keniscayaan bagi masyarakat Jateng, mengingat sekarang banyak problem besar pendidikan yang harus segera diatasi. Bila tidak segera diselesaikan, mustahil pendidikan di Jateng akan dapat meningkat kualitas dan mutunya. Yang ada hanyalah stagnasi dalam mutu. Bahkan, bisa jadi mutu pendidikan di Jateng akan mengalami penurunan dari apa yang sudah didapatkan.

 

Problem

Adapun secara gamblangnya, problem besar pendidikan di Jateng yang harus segera diselesaikan oleh gubernur dan wakil gubernur terpilih nanti adalah; pertama, membangun seluruh gedung sekolah, terutama gedung sekolah dasar yang sudah tidak layak dan tidak aman lagi di tempati untuk belajar mengajar. Secepat mungkin membangun kembali gedung yang tidak layak itu sangatlah penting karena kegiatan belajar  mengajar dapat berjalan dengan efektif bila didukung ruang belajar yang representatif.

Tanpa adanya ruang kelas seperti itu, mustahil kegiatan belajar mengajar bisa terlaksana dengan baik. Bagaimana bisa belajar dengan baik dan nyaman bila ruang kelasnya saja dalam keadaan tidak layak? Kondisi memilukan seperti itulah yang masih banyak kita dapati, khususnya pada sekolah dasar di seluruh Jateng saat ini.  Kedua, meningkatkan kesejahteraan guru, terutama guru wiayata bakti, baik yang berada di sekolah negeri maupun swasta.

Fakta membuktikan saat ini masih sangat banyak guru di Jateng yang mendapatkan gaji jauh dari layak. Jauh di bawah upah minimum kabupaten/kota (UMK) dan pasti juga jauh untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Bahkan, untuk kebutuhan pokok keluarga saja tidak cukup. Padahal sepenuhnya kita meyakini bahwa kesejahteraan guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas mengajarnya.

Apabila setiap guru terpenuhi seluruh kebutuhan keluarganya, mereka akan lebih bisa fokus dan berkualitas dalam mengajar. Akan tetapi bila sebaliknya, mereka pasti tidak akan bisa fokus dalam mengajar siswa. Konsentrasi mereka pasti terpecah dengan masalah keuangan keluarga. Di samping itu, dengan kondisi riil seperti itu, pasti mereka tidak akan sempat lagi belajar untuk meningkatkan dan mengembangkan wawasan kependidikan mereka. Begitu pula waktu atau kesempatan untuk membimbing siswa menjadi sangat berkurang.

Ketiga, membangun sarana penunjang bagi peningkatan mutu pendidikan, khususnya perpustakaan. Harus kita akui bahwa perpustakaan sekolah sebagai upaya untuk menunjang prestasi siswa tidak perlu diragukan lagi. Berkat perpustakaanlah siswa dapat belajar materi pelajaran yang belum diperoleh di kelas. Wajar bila setiap sekolah yang maju dan berprestasi pasti memiliki perpustakaan yang layak dan memadai. Perpustakaan itu biasanya dikelola secara profesional sehingga keberadaannya benar-benar bermanfaat bagi siswa-siswi.

Sebaliknya, sekolah yang mutunya masih rendah umumnya kondisi perpustakaannya juga masih semrawut, acak-acakan serta belum dikelola dengan profesional. Di samping jumlah bukunya sangat sedikit, koleksinya sangat terbatas, perpustakaannya pun masih sering kali tutup. Ironisnya, seperti itulah keadaan mayoritas perpustakaan sekolah di Jateng, khususnya perpustakaan di jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

 

Orientasi

Keempat, mengorientasikan pendidikan Jateng sebagai wahana pembebasan siswa. Hal ini sangat penting mengingat kegagalan pendidikan selama ini terletak pada ketidakmampuan sekolah dalam membebaskan siswa dari berbagai macam belenggu, khususnya dari belenggu budi pekerti jelek, seperti tawuran antarpelajar, minum-minuman keras, berzina, berjudi, merampok, mencuri dan lain sebagainya. Jumlah siswa di Jateng yang masih terbelenggu dalam jurang budi pekerti jelek ini sangat banyak.

Bahkan, jumlahnya kian hari bukannya semakin berkurang, tetapi justru semakin mengkhawatirkan. Solusi konkret mengorientasikan pendidikan di Jateng sebagai wahana pembebasan siswa menjadi keniscayaan. Hal itu selaras dengan tujuan pendidikan nasional dan juga dengan konsep pendidikan yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Pada waktu itu Rasulullah SAW mendidik sahabatnya semata-mata untuk membebaskan diri dari belenggu ketidaktahuan menjadi mengetahui dan dari belenggu kebodohan jahiliah menjadi kecerdasan Islamiah (M Rusli Karim, 1991). Inilah problem serius pendidikan di Jateng yang harus segera ditangani dengan maksimal oleh gubernur dan wakil gubernur terpilih nanti.

Walhasil, kiranya hanya cagub-cawagub yang memiliki komitmen kuat terhadap peningkatan mutu pendidikan di Jatenglah yang akan dapat menyelesaikan berbagai problem besar pendidikan di atas dengan cepat. Untuk itu, sekali lagi segenap civitas pendidikan, pengamat, pemikir, praktisi  pendidikan serta seluruh masyarakat jangan sampai keliru dalam menjatuhkan pilihan saat pemungutan suara Pilgub Jateng 2013.  (muhammadsaifuddinsmart@yahoo.co.id)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya