SOLOPOS.COM - Imam Subkhan

Gagasan ini dimuat Harian Solopos edisi Sabtu (18/11/2017). Esai ini karya Imam Subkhan, Ketua RT 001/RW 019, Jaten, Karanganyar. Alamat e-mail penulis adalah imamsubkhan77@gmail.com.  

Solopos.com, SOLO–Sepulang sekolah, anak mbarep saya, Nadhifa, yang sekarang duduk di kelas IV sekolah dasar di Jaten, Karanganyar, heboh dan bingung sendiri. Dia lapor kepada ibunya bahwa sekolah menugasi semua siswa membuat prakarya dalam rangka menyambut upacara satu abad Karanganyar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari sekolahan dia dikasih selembar kertas ukuran folio yang bergambar salah satu cagar budaya di Karanganyar, yaitu Candi Cetha, yang di atasnya tertulis ”Satu Abad Kotaku”. Kertas tersebut harus dibingkai yang menarik dan diberi tangkai untuk pegangan.

Setiap anak di sekolahan tersebut diminta mengenakan selempang yang dihias sedemikian rupa, bertuliskan kelas dan sekolahan. Hari ini, Sabtu, 18 November 2017, seluruh siswa di SD tersebut wajib mengikuti upacara di sekolahan memperingati hari jadi Kabupaten Karanganyar yang ke-100 atau satu abad.

Saya yakin Pemerintah Kabupaten Karanganyar, khususnya Bupati Karanganyar, Juliyatmono, telah menginstruksikan seluruh sekolahan, dinas, kantor, badan, dan organisasi perangkat daerah lainnya, serta instansi, dan masyarakat se-Karanganyar untuk menyelenggarakan upacara atau berbagai kegiatan dalam rangka memperingati hari jadi Karanganyar yang kali ini mengangkat tema  Maju dan Sejahtera.

Dalam momentum satu abad Karangnyar Pemerintah Kabupaten Karanganyar telah menyiapkan dana yang tidak main-main nominalnya, yakni 1,5 miliar. Belum lagi dukungan dana dari perusahaan atau para sponsor. Tentu akan ketemu angka yang fantastis untuk ukuran perayaan hari ulang tahun suatu daerah.

Selanjutnya adalah: Berbagai kegiatan yang bersifat kolosal

Kolosal

Berbagai kegiatan yang  bersifat kolosal telah digelar sejak Juli 2017, seperti acara musik televisi swasta di Alun-Alun Karanganyar. Tentu saja hal ini bagian dari upaya pembangunan citra daerah oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar demi memperkenalkan Karanganyar dengan segala potensinya ke khalayak yang lebih luas, bukan hanya di lingkup regional atau nasional, tetapi juga internasional.

Seabad Karanganyar benar-benar dijadikan momentum bagi seluruh pemangku kepentingan untuk menggelorakan dan mencitrakan Karanganyar sebagai kabupaten yang memiliki keunggulan dalam berbagai bidang. Ada potensi pariwisata, kuliner, cagar budaya, objek wisata  sejarah, pertanian, perkebunan, peternakan, pertambangan, dan industri.

Tak mengherankan di media sosial Bupati Juliyatmono mengunggah kata-kata puitis untuk menarik perhatian warga Karanganyar, khususnya para pengguna Internet. Ia menuliskan kalimat: …Kabupaten Karanganyarku makin menarik, mempesona, dan ngangeni. Aku makin cinta dan bangga. Mari kita rawat dan jaga bersama. Sekecil apa pun, mari kita berikan yang terbaik untuk Karangnyarku, Karanganyarmu, dan Karanganyar kita semua…

Di akun media sosialnya, Bupati Juliyatmono juga memamerkan pencapaian kinerjanya dalam bidang pembangunan dengan penghargaan yang diraih baru-baru ini, yaitu Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha dari Presiden Indonesia.

Anugerah tersebut, menurut Bupati Juliyatmono, sebagai kado terindah untuk 100 tahun Karanganyar. Dia mengatakan penghargaan itu baru kali pertama dicapai Kabupaten Karanganyar, yakni ketika di bawah kepemimpinannya.

Selanjutnya adalah: Untuk lebih menyedot antusiasme warga

Antusiasme

Untuk lebih menyedot antusiasme warga ikut serta memiliki dan mau menceritakan kemajuan Karanganyar, Pemerintah Kabupaten Karanganyar berencana mengundang grup musik papan atas dengan jutaan penggemar, yaitu Slank.

Konser Slank ini sekaligus sebagai penutup dan puncak dari rangkaian kegiatan yang  diselenggarakan menyongsong seabad Karanganyar. Mendatangkan grup band kelas atas tentu memiliki efek domino.

Selain menghibur masyarakat, diharapkan gaungnya bisa meluas ke seantero negeri karena bakal diliput media nasional. Pertanyaanya kemudian, ketika Karanganyar telah terkenal dan disebut-sebut oleh banyak orang dan media, kira-kira dampak apa yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat?

Apakah sekadar rasa bangga dan prestise? Adakah peningkatan rasa nyaman, tenteram, damai, dan sejahtera yang sesungguhnya lebih dibutuhkan oleh seluruh warga Karanganyar? Ataukah ada muatan lainketika peringatan hari ulang tahun ke-100 dikemas sensasional dengan menyedot anggaran tidak sedikit?

Siapa yang menumpang popularitas dan pencitraan di momentum ini? Perayaan hanyalah sebuah perayaan yang kadang-kadang hanya menyisakan cerita manis dan pahit, kelelahan rasa dan pikiran yang menyelenggarakannya, serta sampah yang berserakan dan lingkungan alam yang rusak akibat diinjak-injak oleh ribuan pasang kaki manusia.

Selanjutnya adalah: Sebagai pengingat dan refleksi

Pengingat

Menurut saya, perayaan hari jadi atau hari ulang tahun suatu daerah selain sebagai upaya pengingat dan refleksi juga sebagai ajang show of force atas pencapaian prestasi sang pemimpin, sekaligus menarik para pelaku usaha atau ekonomi untuk berinvestasi, baik dalam pembangunan infrastuktur maupun program pengembangan usaha masyarakat lainnya.

Menurut analisis saya, momentum satu abad Karanganyar tampaknya bukan hanya untuk eksistensi dan reputasi Karanganyar sebagai kabupaten yang maju di Jawa Tengah dan Indonesia, tetapi secara tak langsung dijadikan ajang pencitraan oleh Bupati Juliyatmono atas keberhasilannya membawa Karanganyar menjadi daerah yang maju dan sejahtera, sesuai tagline saat kampanye dulu.

Pada 2018, Karanganyar memasuki tahun politik seperti daerah-daerah lain di Indonesia yang ikut dalam pemilihan kepala daerah serentak 2018. Jauh-jauh hari Juliyatmono telah memproklamasikan tak mau pisah dengan pasangannya saat ini, yakni Wakil Bupati Rohadi Widodo.

Mereka akan duet kembali dengan sebutan Yu-Ro untuk maju sebagai calon petahana dalam pemilihan bupati dan wakil bupati Karanganyar pada 2018. Menurut saya, tidak ada yang salah dalam sepak terjang atau manuver yang dilakukan Bupati Juliyatmono menjelang pemilihan kepala daerah.

Seorang pemimpin tentu ingin pengakuan publik secara terbuka, bahwa apa yang dikerjakannya selama ini telah membuahkan hasil yang bisa dirasakan oleh masyarakat sampai ke level bawah. Pesannya adalah pesta ini bukan pesta penguasa, tetapi juga pesta rakyat.

”Marilah bersenang-senang bersama dengan hasil kerja keras ini,” begitulah kira-kira suasana batin Bupati Juliyatmono. Kalau dilihat dari ranah politik, semua akan menjadi penuh pencitraan dan retorika sang pemimpin demi menggenggam kesempatan berkuasa dua periode.

Selanjutnya adalah: Perubahan kondisi daerah ke arah yang lebih baik



Lebih Baik

Saya akui, sebagai warga Karanganyar saya merasakan geliat dan perubahan kondisi daerah ke arah yang lebih baik. Bupati Juliyatmono sangat serius menggarap potensi-potensi alam dan sosial menjadi aset untuk mendongkrak pendapatan asli daerah.

Pada awal-awal menjabat Bupati Karanganyar, Juliyatmono fokus pada penataan wajah kawasan dan perbaikan infrastruktur. Jalan-jalan yang rusak diperbaiki secara bertahap, bahkan hingga ke pelosok-pelosok desa.

Akses atau jalan menuju tempat-tempat wisata dipercantik dan menambah menu-menu tampilan di sepanjang jalan sebagai destinasi yang cocok untuk selfie atau berswafoto. Segala kekayaan hasil budi daya pertanian dan perkebunan digalakkan dan dipasarkan secara luas melalui berbagai ajang pameran.

Selain itu, yang menurut saya cukup berhasil dalam kepemimpinan Juliyatmono adalah bisa memelihara suasana masyarakat Karanganyar yang adem, teduh, dan damai di tengah-tengah heterogenitas dan keberagaman budaya, sosial, adat, aliran keagamaan, ideologi, bahkan perbedaan pandangan politik.

Juliyatmono dan Rohadi Widodo berhasil menampilkan wajah pemimpin yang humanis dan inklusif, yang mampu berdiri di atas semua golongan tanpa membeda-bedakan. Meskipun diusung oleh partai yang ada unsur keagamaan yang fanatik, pembawaan di masyarakat tidak terlalu memunculkan identitas dari partai politik tersebut.

Mereka berdua bisa melebur, berbaur, dan menyatu dengan masyarakat di semua level, baik kalangan bawah, menengah, maupun atas. Di daerah lain, isu yang berbau primordialisme seperti perbedaan suku, adat, ras, dan agama menjadi menu pokok untuk saling menyerang antarkubu.

Selanjutnya adalah: Tetap kondusif dan tidak terpancing



Kondusif

Masyarakat di Karanganyar tetap kondusif dan tidak terpancing oleh arus atau gerakan-gerakan yang bisa mengarah pada perpecahan. Juliyatmono sering menjadi penceramah agama dari kampung ke kampung, namun tidak mengajarkan konsep-konsep keagamaan yang eksklusif, yang cenderung menyalahkan atau menyudutkan agama atau keyakinan lain.

Dia juga bisa memosisikan diri dengan baik di tengah-tengah banyaknya organisasi kemasyarakatan Islam di Karanganyar. Latar belakang Juliyatmono adalah Muhammadiyah, tetapi dia selalu merestui dan mendukung kegiatan-kegiatan warga Nahdlatul Ulama dan organisasi kemasyarakatan lainnya.

Saya meyakini modal Juliyatmono dan Rohadi Widodo untuk maju dalam pemilihan kepala daerah pada 2018 bukan semata-mata dukungan partai politik atau akan memainkan isu keagamaan untuk menyerang kandidat lain, tetapi modal sosial (social capital) dan prestasi kinerja yang telah dicapai.

Juliyatmono memiliki kemampuan komunikasi yang baik, bisa berbicara dari hati ke hati dengan masyarakat. Rapor kinerja Juliyatmono memang tidak terlalu istimewa karena masih banyak yang kedodoran.

Urusana kemiskinan dan pengangguran yang cukup tinggi, angka partisipasi pendidikan yang masih rendah, dan berbagai permasalahan kependudukan lainnya belum berhasil diselesaikan, namun jika melihat kualitas calon atau kandidat lain yang kelak jadi rival, tampaknya pasangan Yu-Ro bakal melenggang untuk menjabat dua periode. Selamat hari jadi Kabupaten Karanganyar, semoga makin adem, sejahtera, dan lebih beradab.





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya