SOLOPOS.COM - Winny Astuti (Istimewa)

Gagasan Solopos, Kamis (22/10/2015), ditulis Winny Astuti. Penulis adalah dosen di Program Studi Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

Solopos.com, SOLO — Minggu, 18 Oktober 2015, di Koridor Gatot Subroto di depan Masjid Darussalam, menjadi hari yang bersejarah dengan lahirnya Jayengan Kampung Permata.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Kampung Jayengan, Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Solo, dirintis menjadi Kampung Permata sejak 2002. Kawasan Jayengan merupakan kawasan permukiman komunitas Banjar yang bekerja sebagai pedagang intan berlian yang saat ini telah masuk pada generasi kelima.

Salah satu artefak yang terjaga sampai sekarang adalah Masjid Darussalam yang kemudian menjadi sentral kegiatan pendidikan, kebudayaan, dan keagamaan yang dikelola Yayasan Darussalam

Sejak 2014 lalu saya mendampingi komunitas yang tergabung dalam Yayasan Darussalam. Bersama kawan-kawan saya mengorganisasi masyarakat serta menyusun perencanaan pengembangan Kampung Permata Jayengan.

Pada 2015 proses pengembangan Jayengan Kampung Permata diintegrasikan dengan kegiatan Penelitian Prioritas Nasional Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (Penprinas MP3EI) 2011-2025) dengan Judul Grand Design Pengembangan Kampung Wisata Industri Jayengan sebagai Upaya Percepatan Ekonomi Kawasan berbasis Lokalitas.

Ekspedisi Mudik 2024

Ketua peneliti adalah saya.  Anggota peneliti adalah Alpha Febela, Qomarun, Rufia A.P., dan Dyah Widi Astuti yang dibantu beberapa mahasiswa dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) sebagai surveyor.

Hal ini kemudian bisa berkontribusi besar pada percepatan proses terbentuknya Jayengan Kampung Permata. Jayengan merupakan kawasan permukiman komunitas Banjar yang bekerja sebagai pedagang intan berlian. Mereka dari daerah asal di Banjarmasin sejak 1746.

Mereka menetap dan membentuk komunitas Banjar di Kampung Jayengan (Febela, 2012). Selain potensi kerajinan permata, Kampung Jayengan juga mempunyai potensi kuat di bidang kuliner dan tradisi budaya Banjar berbasis religi dengan sentral pengembangan di Masjid Darussalam.

Dengan potensi yang sedemikian besar, saat ini eksistensinya terancam, padahal ke depan bisa menjadi satu jaringan pariwisata dengan Kampung Wisata Batik Laweyan dan Kauman maupun wisata belangkon di Serengan sebagai bagian dari pengembangan kota berbasis industri kreatif.

Kekuatan potensi lokal, baik potensi ekonomi, budaya, religi, yang menjadi kekuatan pengembangan pariwisata berdampak ekonomi kawasan dan ekonomi masyarakat lokal akan meningkat.

Wisata minat khusus adalah perjalanan wisata yang dilakukan oleh wisatawan dengan mengunjungi suatu tempat tertentu karena memiliki minat atau khusus terkait jenis objek ataupun kegiatan yang dapat ditemui atau dilakukan di lokasi daerah tujuan wisata tersebut (Hall dan Weiler, 1992, dalam Nirmalasari, 2004).

Pendekatan perencanaan pengembangan wisata minat khusus idealnya dilakukan melalui community approach atau community based development (Marpaung, 2002: 92). Melalui pendekatan pengembangan kawasan berbasis masyarakat ini diharapkan masyarakat lokal dapat membangun, memiliki, sekaligus mengelola aktivitas pariwisata dan budaya maupun pengoperasian sarana penunjangnya sehingga seluruh keuntungan ekonomi dapat secara langsung diperoleh masyarakat itu sendiri. [Baca: Simpul Pariwisata]

 

Simpul Pariwisata
Pertimbangan pembentukan Jayengan Kampung Permata didasari kuatnya potensi dan peluang Kampung Jayengan baik dari sisi karakter lokalitasnya maupun dalam kaitannya dengan konstelasi wilayah yang lebih luas.

Kampung Jayengan merupakan bagian dari simpul pengembangan pariwisata berbasis industri kreatif di Solo. Kampung Jayengan yang berlokasi di pusat kota dan di tengah-tengahnya dibelah Jl. Gatot Subroto dengan Masjid Darussalam sebagai pusat kawasan memiliki lokasi yang strategis dan  berada di antara Kampung Batik Laweyan di sebelah barat dan Kampung Kauman di sebelah timur.

Ke depan kampung ini akan menjadi salah satu simpul segitiga pengembangan pariwisata industri kreatif di Kota Solo mengikuti kawasan industri kreatf lain yang sudah berkembang, yaitu Kampung Batik Laweyan,  Kampung Batik Kauman, maupun Kampung Blangkon Protrojayan.

Hal ini didukung kebijakan dan arahan pembangunan Kota Solo. Berdasakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Solo 2010-2013, kawasan Jayengan termasuk dalam bagian wilayah perkotaan (BWP) I sebagai pusat kawasan wisata dan kawasan ekonomi.

Di kawasan I terdapat beberapa objek wisata seperti Keraton Solo, Museum Radya Pustaka, Taman Sriwedari, dan Museum Batik. Srahan sektor potensial di Kota Solo adalah industri kreatif dan pariwisata yang dapat memicu perkembangan  ekonomi wilayah.

Jayengan berlokasi strategis, jadi simpul transportasi kota. Lokasi Jayengan yang sangat strategis di jantung Kota Solo, bahkan satu garis koridor dengan Pura Mangkunegaran, mempunyai akses yang kuat didukung oleh jalur transportasi kota yang memadai.

Keberadaan rel kereta api di sepanjang Jl. Slamet Riyadi dengan pengembangan moda transportasi wisata seperti Sepur Kluthuk Jaladara akan membuka akses perjalanan wisata dari kawasan-kawasan hinterland maupun menjadi atraksi menarik bagi wisatawan asing maupun luar kota yang bisa terintegrasi menuju kawasan Jayengan Kampung Permata.

Jayengan punya potensi ekonomi lokal yang kuat untuk mendukung one village one product.

Gambar  persentase kontribusi kegiatan sektoral  terhadap PDRB Kecamatan Serengan Sumber: Analisis, 2015

Gambar persentase kontribusi kegiatan sektoral
terhadap PDRB Kecamatan Serengan
Sumber: Analisis, 2015

 

Berdasarkan gambar di atas, industri pengolahan menempati peringkat kedua penyumbang pendapatan domestic regional bruto (PDRB) Serengan (31%). Ini menunjukkan wilayah perencanaan berkontribusi terhadap perekonomian wilayah yang lebih luas (Kecamatan Serengan).

Di samping itu didukung kuat oleh perdagangan, hotel, dan restoran (32%) yang merupakan pendukung utama sarana-prasarana kawasan pariwisata. Kebijakan nasional  one village one product mendukung pengembangan kawasan ini, mengingat kawasan ini mempunyai karakter kuat di bidang kerajinan permata yang didukung sumber daya manusaa yang kebanyakan dari komunitas Banjar yang terkenal dengan permatanya, yaitu Martapura.

Potensi permata di Jayengan akan menjadi pendukung industri batik di sekitarnya. Karakter aktivitas ekonomi lain yang kuat adalah kuliner dengan soto banjar, wadaiwadai khas Banjar. Kuliner lokal pendukungnya adalah srabi notosuman, bakmi ketoprak, dan sentra oleh-oleh khas Solo.

Untuk itu diperlukan media promosi yang sangat luas agar Jayengan Kampung Permata dapat dikenal oleh khalayak ramai. Potensi sosial, budaya, religi di kampung ini sangat berkarakter dengan perpaduan budaya Jawa dan Banjar.

Di samping potensi permatanya, Kampung Jayengan mempunyai artefak heritage yang sangat kuat yaitu Masjid Darussalam yang memang asli dibangun oleh komunitas Banjar yang datang kali pertama di Solo.

Masjid Darussalam menjadi pusat aktivitas kawasan kemudian berkembang aktivitas pendidikan SMP Darussalam, Pesantren Darussalam, dan aktivitas budaya muslim seperti kesenian hadrah dan tradisi haul.

Yang sangat menarik adalah tradisi bubur samin yang menjadi tradisi tahunan setiap Ramadan. Pembuatan bubur samin saat Ramadan menghabiskan 50 kilogram beras per hari dan bubur ini dibagikan gratis kepada setiap orang yang mengunjungi Masjid  Darussalam saat buka bulan Ramadan.

Dengan melihat begitu kayanya potensi pariwisata kreatif di Kampung Jayengan maka menjadi sangat urgen untuk segera menyusun perencanaan kawasan untuk mengintegrasikan semua potensi kawasan itu.

Dokumen perencanaan jangka panjang (grand gesign) mendorong pengembangan kawasan sekaligus berfungsi mengendalikan pengembangan, menjaga kawasan dan artefak bersejarah yang perlu dilestarikan.



Konsep grand design  pengembangan kawasan Jayengan hasil penelitian MP3EI Pusat Informasi dan Pengembangan Wilayah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PIPM LPPM) UNS adalah, pertama, berbasis potensi lokal dan ekonomi kreatif, yaitu permata, kuliner, kebudayaan, religius, artefak fisik bangunan, dan lingkungan.

Kedua, sustainable development, berkelanjutan  secara ekonomi, sosial, budaya, kelembagaan, serta fisik lingkungan. Pengembangan ekonomi lokal dan pengembangan sosial budaya seiring dengan pengembangan fisik lingkungan secara organik.

Ketiga, berbasis master planning, perencanaan berbasis jangka menengah dan panjang  menjadi instrumen untuk menjalin networking dengan berbagai pihak untuk pengembangan kawasan. [Baca: Pusat Aktivitas]

 

Pusat Aktivitas
Masjid Darussalam sebagai sebagai pusat aktivitas kawasan akan menjadi ikon utama yang menarik dengan pelestarian bentuk dan fungsi bangunannya.

Perencanaan berbasis perencanaan organik memberi peluang pengembangan aktivitas kawasan kepada masyarakat (community-based) sehingga masyarakat bisa berpartisipasi memanfaatkan peluang sesuai potensi masing-masing tanpa perubahan fisik kawasan secara drastis.

Tersusunnya dokumen grand design pengembangan Kampung Wisata Industri Jayengan akan menjadi instrumen untuk mendorong investasi di kawasan tersebut serta instrumen untuk memberi arah pengembangan yang jelas melalui networking dengan banyak pihak seperti pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Momentum peluncuran kampung permata beberapa hari lalu harus menjadi momentum yang segera menjadi pijakan untuk bangun bergerak bersama-sama. Komunitas warga Jayengan harus bersiap-siap menyongsong perubahan yang akan terjadi di kawasan itu.

Mereka harus memanfaatkan peluang yang sudah dibuka luas dengan mengembangkan sendiri aktivitas-aktivitas ekonomi berdasarkan potensi masing-masing. Komunikasi Forum Jayengan Kampung Permata dengan berbagai pihak harus lebih intensif.



Ini untuk mewujudkan penguatan cluster industri permata,  penataan karakter dan identitas fisik kawasan, serta pengembangan kawasan khusus bagi pejalan kaki.

Pemerintah akan mengintegrasikannya dengan pameran-pameran produk dan aktivitas pendukung lain yang disiapkan untuk dikunjungi wisatawan. Media informasi dan komunikasi sangat berperan memublikasikan kawasan ini.

Secara internal perlu penguatan kelembagaan komunitas dan menjaga soliditas seluruh komunitas Kampung Jayengan  menyongsong pengembangan kawasan Jayengan Kampung Permata menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi wilayah yang berkelanjutan.





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya