SOLOPOS.COM - Nur Fatah Abidin

Gagasan ini dimuat Harian Solopos edisi Selasa (11/7/2017). Esai ini karya Nur Fatah Abidin, mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret. Alamat e-mail penulis adalah ikbenfatah@gmail.com.

Solopos.com, SOLO–Pada Sabtu (8/7) lalu alumnus angkatan 1985 Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta menggelar sarasehan guru sejarah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sarasehan  tersebut bertema Guru Sejarah Pengawal NKRI, Menangkal Intoleransi dan Radikalisme dari Ruang Kelas. Acara ini ini menghadirkan tiga narasumber, yaitu Ahmad Syafii Maarif, Baskara T. Wardaya, dan Anton Haryono.

Mereka beserta para guru sejarah mendiskusikan dimensi-dimensi penting dalam pembelajaran sejarah untuk melawan intoleransi dan radikalisme ekstrem.

Setidaknya sarasehan tersebut telah mengulas secara mendalam dua dimensi penting dalam pembelajaran sejarah: materi dan strategi pembelajaran. Dimensi pertama berhubungan dengan kedalaman pengetahuan guru sejarah.

Aspek ini diulas Ahmad Syafii Maarif dan Baskara T. Wardaya. Mereka menyatakan guru sejarah wajib memiliki kekayaan pengetahuan dan kedalaman pemahaman sehingga mampu menghadirkan pembelajaran sejarah yang bermakna di dalam kelas.

Dimensi strategi pembelajaran berhubungan dengan cara guru sejarah menyampaikan materi pembelajaran. Anton Haryono mengemukakan bahwa dengan strategi yang inovatif, kreatif, dan transformatif seorang guru dapat mengatasi permasalahan klasik dalam pembelajaran sejarah: anggapan bahwa belajar sejarah adalah hafalan yang membosankan.

Selanjutnya adalah: Mengubah strategi belajar…

Strategi Belajar

Untuk itu para guru harus berani mengubah strategi dan kebiasan belajar dan mengajar yang telah (dianggap) mapan dan menggantinya dengan strategi yang lebih aktual.

Menurut pandangan saya terdapat satu dimensi pembelajaran yang kurang diperhatikan dalam sarasehan tersebut, yaitu dimensi peserta didik. Dalam konteks pembelajaran, peserta didik adalah subjek yang khusus dan dinamis.

Sifat khusus berasal dari keunikan pengetahuan, kompetensi, dan keahlian yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Peserta didik tidak dapat dipukul rata dengan menganggap mereka memiliki pengetahuan, pemikiran, dan perspektif yang sama.

Sifat dinamis peserta didik terutama pada kemampuan untuk berkembang secara mandiri dengan menyerap pengetahuan yang hadir disekeliling mereka. Dalam era milenial, peserta didik dapat mengakses pengetahuan dari media Internet, media massa, diskusi, dan sumber-sumber lain.

Pengetahuan ini dapat tertanam dan dibawa oleh peserta didik ke dalam kelas. Konsekuensi dari sifat khusus dan dinamis ini adalah keberagaman pengetahuan, ideologi, pemikiran, atau perspektif yang dibawa oleh setiap peserta didik di dalam kelas.

Peserta didik adalah subjek pembelajaran yang memiliki pengetahuan awal sebelum proses pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik dapat menerima atau menolak pengetahuan sejarah yang diberikan kepada mereka.

Dimensi peserta didik ini menggugurkan asumsi bahwa pengayaan materi dan strategi inovatif dapat serta-merta mengubah mentalitas seorang peserta didik. Muncul pertanyaan: seberapa efektif pengayaan materi dan strategi pembelajaran dalam menanggulangi intoleransi dan radikalisme?

Membangun logika

Kami menyodorkan pendekatan alternatif, yaitu pembelajaran sejarah yang membangun logika berpikir peserta didik. Pendekatan ini tidak hanya mengukur keberhasilan proses pembelajaran dari kuantitas ilmu yang diperoleh peserta didik.

Pendekatan ini lebih fokus pada cara mengembangkan logika berpikir peserta didik. Pengembangan logika berpikir peserta didik dapat dilakukan melalui penggunaan model-model pembelajaran yang dapat mengasah dan melatih logika berpikir di dalam kelas.

Selanjutnya adalah: Model pembelajaran adalah fase…

Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah fase yang harus dilakukan oleh peserta didik dan guru selama proses pembelajaran. Fase pembelajaran bukan hanya aturan sistematis atau strategi dalam pembelajaran.



Fase pembelajaran adalah suatu proses yang melatih siswa untuk berpikir, berlogika, dan mengambil keputusan dari apa yang telah dipikirkan tersebut. Pelatihan dan pengasahan logika ini dapat menjadi bekal bagi peserta didik dalam menghadapi berbagai permasalahan kontemporer secara mandiri.

Misalnya dalam kasus intolerasi dan radikalisme, peserta didik tidak hanya diberi pengetahuan sejarah mengenai solidaritas masyarakat Indonesia dengan strategi pembelajaran yang menyenangkan.

Lebih dari itu, diperlukan langkah pembelajaran yang dapat melatih logika berpikir peserta didik dalam menerima perbedaan di dalam kelas, komunitas, atau masyarakat.

Untuk itu, para guru harus berani menggunakan berbagai macam model pembelajaran yang dapat mengembangkan dimensi logika berpikir peserta didik. Guru tidak harus terpaku pada model pembelajaran discovery learning, project based learnig, atau problem based learning.

Guru wajib mencoba berbagai model pembelajaran lain yang tepat sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik yang mereka bimbing. Aksi guru ini membutuhkan sinergi dengan peneliti pendidikan.

Tugas penting para peneliti di bidang pendidikan adalah terus mencipta dan mengembangkan model pembelajaran yang konstruktif. Peran para peneliti ini penting karena mereka menguasai keilmuan dan teknik pengembangan yang jarang dimiliki oleh guru, yaitu menciptakan model-model pembelajaran yang membangun toleransi dan menghilangkan kekerasan.

Dengan sinergi tersebut, guru sejarah dapat secara maksimal berperan memperkaya pengetahuan sekaligus membentuk logika berpikir peserta didik. Pada akhirnya, guru dan peserta didik memiliki jalan untuk mencapai tujuan mulia pembelajaran sejarah, yaitu menciptakan insan yang cerdas, bijaksana, dan arif.

Tentu tiga sifat ini sangat diharapkan terwujud di tengah zaman yang semakin edan. Oleh karena itu, masyarakat negeri ini bertumpu padamu wahai guru sejarah sang arsitek masa depan bangsa. Jangan takluk!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya