SOLOPOS.COM - Sugeng Riyanto (Istimewa)

Gagasan ini dimuat Harian Solopos edisi Senin (19/9/2017). Esai ini karya Sugeng Riyanto, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Solo. Alamat e-mail penulis adalah ust.sugeng@gmail.com.

Solopos.com, SOLO — Dalam rapat kerja Komisi III DPRD Kota Solo bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo beberapa hari yang lalu, saya menyampaikan sebuah usulan terkait dengan cara membangun citra sekaligus sebagai strategi “menjual” Kota Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saya mengusulkan agar traffict light atau bangjo (lampu abang ijo, dalam bahasa Jawa) di Kota Solo dimanfaatkan sebagai sarana mempertajam ingatan masyarakat pengguna jalan, dari mana pun mereka berasal, tentang Kota Solo.

Dinas Perhubungan Kota Solo sebagai penanggung jawab bangjo bisa memanfaatkannya tidak sebatas sebagai alat untuk mengatur lalu lintas, tetapi juga bisa dioptimalkan untuk fungsi lain.

Kalau kita perhatikan, di mana ada bangjo pasti di sekitarnya terdapat banyak pihak yang memanfaatkan keberadaannya. Biro iklan bisa menjual reklame dengan harga yang cukup tinggi di pertigaan, perempatan, atau proliman yang terdapat bangjo.

Berbagai jenis, bentuk, dan ukuran reklame terpampang di sekitar area yang gampang terlihat oleh pengguna jalan yang berhenti saat lampu merah menyala. Bangjo juga dimanfaatkan oleh penjaja koran untuk menawarkan dagangannya.

Mereka sangat diuntungkan oleh lokasi tempat orang silih berganti melintas tiap menit dalam jumlah yang banyak. Dulu bangjo memberikan peluang rezeki cukup menjanjikan bagi para pengamen.

Saya pernah terlibat di pemberdayaan pengamen dalam wadah Keluarga Pengamen Surakarta (Kapas) pada awal 2000-an. Mereka punya slogan unik, yaitu ”Ana bangjo iso urip. Cukup dengan bernyanyi saat lampu merah menyala, dalam dua jam, minimal Rp50.000 bisa didapatkan.

Solo sebagai kota kecil tidak memiliki sumber daya alam andalan untuk memperoleh pendapatan. Andalannya adalah jasa, perdagangan, dan pajak. Solo harus kreatif membuat sebanyak mungkin orang bisa berkunjung, berbelanja, menginap, dan mengadakan acara di Solo.

Selanjutnya adalah: Dengan begitu, perekonomian kota akan menggeliat…

Perekonomian Kota

Dengan begitu, perekonomian kota akan menggeliat. Kita masih ingat apa yang disampaikan Joko Widodo saat masih menjabat Wali Kota Solo. Ada tiga tahap yang harus dilakukan agar Kota Solo “laku dijual”.

Tahap pertama adalah manajemen produk. Tentukan dulu produknya. Solo memiliki banyak sekali produk yang sangat layak jual, baik berupa aset yang tangible maupun intangible, baik berupa fisik maupun nonfisik.

Tahap kedua adalah manajemen branding atau pembangunan citra. Manajemen pembangunan citra sangat diperlukan untuk membangun persepsi publik tentang citra dan persepsi semacam apa yang diinginkan terbangun di Solo ini, misalnya Solo kota budaya, Solo kota pendidikan, Solo kota meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE), Solo kota selawat, dan ikon lainnya.

Tahap ketiga adalah manajemen customer dengan menggarap calon konsumen atau masyarakat luar Solo agar tertarik dan sering berkunjung ke kota ini. Dalam manajemen branding, Pemerintah Kota Solo sudah melakukan banyak hal.

Terkait dengan Solo kota budaya, misalnya, terlalu banyak ikon budaya di Solo yang sudah diekspose oleh pemerintah kota dengan berbagai event, tampilan, dan kemasan yang sangat beragam, dengan dukungan anggaran yang tidak sedikit.

Pembangunan citra Solo sebagai kota pendidikan didukung ada banyak sekali jenis dan ragam pendidikan di Kota Solo sehingga menjadi rujukan belajar warga luar Solo, terutama untuk jenjang menengah atas dan perguruan tinggi.

Terkait Solo sebagai kota MICE didukung sentuhan lintas sektoral yang ujungnya pada orientasi menjadikan Solo sebagai kota pariwisata dengan berbagai keperluan terkait aneka pertemuan dan rapat besar, pameran berbagai produk berskala nasional dan internasional, penyiapan sarana pendukung yang sangat beragam, sudah dilakukan oleh pemerintah kota meski masih dalam proses penyempurnaan. Rencana pembangunan Solo exhibition hall adalah salah satunya.

Pembangunan citra Kota Solo sebagai kota selawat dilakukan pemerintah kota dengan berbagai strategi, misalnya memfasilitasi setiap kelurahan dengan perangkat hadrah yang bisa digunakan masyarakat untuk berlatih. Parade hadrah, festival hadrah di tiap kecamatan, pengajian akbar Solo berselawat rutin dilakukan.

Selanjutnya adalah: Memperkuat semua citra yang diinginkan melekat kuat pada Kota Solo…

Semua Citra

Masih ada satu lagi upaya yang mungkin bisa dilakukan untuk memperkuat semua citra yang diinginkan melekat kuat pada Kota Solo yang rasanya juga belum dilakukan di daerah lain sehingga tidak ada salahnya jika Solo mengawalinya dan menjadi inspirasi bagi banyak daerah lain nantinya.

Upaya yang saya maksud adalah memanfaatkan semua bangjo di Kota Solo. Di atas sudah saya sampaikan bahwa kebanyakan bangjo dipenuhi dengan berbagai reklame yang sifatnya visual, sesuatu yang bisa dilihat, baik dalam bentuk spanduk, baliho, poster, maupun video.

Masih sangat jarang–kalau tidak boleh dikatakan tidak ada–yang menggunakan pendekatan audio, sesuatu yang bisa didengar, rerungon dalam istilah Jawanya. Di Solo ada ratusan bangjo yang bisa dimanfaatkan untuk penguatan citra kota melalui pendekatan audio ini.

Perangkatnya bisa disiapkan dan tidak terlalu sulit untuk Solo yang sudah maju secara teknologi. Kalaupun tidak langsung selesai dalam satu tahun anggaran, setidaknya bisa dua atau tiga tahun, tetapi fungsinya akan sangat strategis dalam waktu lama.

Konsep pendekatan audio ini hanya membutuhkan loud speaker yang cukup keras dan nyaman di telinga yang dipasang di semua bangjo dengan satu ruang kendali yang terpusat.  Saat ini Solo sudah memiliki ruang kontrol closed circuit television (CCTV) untuk memantau semua kamera CCTV yang terpasang di lebih dari 50 lokasi di persimpangan jalan besar di kota ini.

Melalui ruangan tersebut  bisa dilihat secara real time siaran langsung tentang apa yang terjadi. Sebagiannya bisa kita akses melalui aplikasi Info Lalin Solo. Kurang lebih instalasi semacam inilah yang dibutuhkan, tetapi lebih dikuatkan pada pengontrolan suara atau audio.

Selanjutnya adalah: Diintegrasikan dengan video yang bisa diakses melalui CCTV room…

Integrasi

Akan sangat bagus kalau bisa diintegrasikan dengan video yang bisa diakses melalui CCTV room tempat petugas bisa memasukkan audio di dalamnya. Apa yang saya bayangkan dari konsep ini adalah semua pengguna jalan di Solo bisa menjumpai melalui pendengaran saat di bangjo berbagai rerungon yang makin memperkuat citra Kota Solo.

Misalnya, saat pagi dan sore hari kala jam padat, saat kita berhenti di bangjo manapun  di Solo, bisa mendengarkan lantunan selawat. Secara langsung maupun tidak, ini akan memperkuat branding Solo sebagai kota selawat.

Pada siang hari yang terik, saat kita berhenti di bangjo, bisa diperdengarkan gamelan atau musik keroncong dengan lagu Walang Kekek yang dilantunkan Waldjinah yang melegenda atau Bengawan Solo danCaping Gunung karya Gesang yang tak pernah lekang dimakan zaman.

Pada malam hari, saat santai, bisa diperdengarkan dari bangjo pengumuman berbagai event budaya yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat di Kota Solo, komplet dengan acara dan tempat penyelenggaraannya, serta rerungon lain yang dipandang penting dan perlu bisa disiarkan secara langsung melalui media ini.

Sebulan saja program ini berjalan, berarti ratusan ribu atau bahkan jutaan orang mendengarkan berbagai hal yang sesungguhnya merupakan strategi yang dilakukan Pemerintah Kot a Solountuk memasukkan dalam alam bawah sadar para pengguna jalan yang melintasi Solo bahwa mereka sedang menerima citra Kota Solo, mereka sedang menjadi sasaran pengenalan Kota Solo.

Saat saya menyampaikan ide ini dalam rapat kerja Komisi III DPRD Kota Solo bersama Dinas Perhubungan, saya bertanya kepada Kepala Dinas Perhubungan,”Adakah regulasi yang melarang pemanfaatan bangjo sebagai sarana membangun branding kota melalui pendekatan audio?” Ia menjawab,”Tidak ada”. Ide ini menjadi sangat mungkin untuk direalisasikan. Wallahu a’lam.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya