SOLOPOS.COM - Kepala SMKN Jenawi, Sri Eka Lelana, menunjukkan penghargaan dari Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud pada Rabu (2/12/2020). (Istimewa/Dokumentasi Pribadi)

Solopos.com, KARANGANYAR -- SMKN Jenawi, Kabupaten Karanganyar, secara mandiri mempersiapkan diri menjadi sekolah siaga bencana atau sagana. Keberadaan sekolah, yakni di Desa Menjing, Jenawi yang merupakan kawasan rawan longsor, menjadi pertimbangan utamanya.

Pembentukan sagana ini diinisiasi oleh sang kepala sekolah, Sri Eka Lelana. Dari upayanya itu, Kepala SMKN Jenawi itu diganjar penghargaan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ditemui Solopos.com, pada Rabu (2/12/2020),  Eka mengaku merasa merasa perlu mempersiapkan warga sekolah agar lebih peduli dan siaga menghadapi ancaman bencana alam. Ini tak lepas dari pengalaman sekolah yang pernah terdampak longsor pada 2015.

Tak Punya Kartu Tani, Petani Karanganyar Keluhkan Sulitnya Dapat Pupuk Bersubsidi

Ekspedisi Mudik 2024

"Sebagian bangunan sekolah terdampak bencana alam tanah longsor. Ya karena SMKN Jenawi ini secara geografis berada di daerah rawan bencana," kata Eka saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (2/12/2020).

Selain bencana tanah longsor, Eka juga menyebutkan Jenawi rawan bencana kebakaran. Salah satu wilayah yang rawan kebakaran itu berada di Desa Anggrasmanis. Dari sejumlah pengalaman itu, Eka berinisiatif mengajak warga sekolah dan lingkungan sekitar untuk meningkatkan kepedulian dan kewaspadaa warga terhadap alam serta potensi bencananya. Ajak itu salah satunya ia tuangkan dalam artikel tentang sekolah siaga bencana.

"Bagaimana sekolah siap siaga bencana sekaligus menjadikannya sebagai budaya. Kami awali dari memberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang kebencanaan. Membangun budaya sadar bencana untuk meningkatkan kepedulian," jelas dia.

Pemkab Karanganyar Salurkan Hibah Peternak Rp13,9 Miliar, Bupati Ingatkan Jangan Disalahgunakan

Libatkan Sukarelawan

Eka juga berupaya menggandeng intansi terkait maupun sukarelawan setempat untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada warga sekolah tentang siaga bencana. Salah satunya pendidikan dan pelatihan tentang penanganan bencana longsor, kebakaran, dan banjir. Beberapa waktu lalu, mereka mengikuti pelatihan desa tanggap bencana (destana) yang diselenggarakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar.

"Yang sudah rutin dilakukan itu bersih kali dan penghijauan di lingkungan sekitar. Selama ini kami menjalin kerja sama baik dengan sukarelawan dan komunitas. Dukungan pemerintah sudah ada. Yang dibutuhkan bagaimana kegiatan itu terpola dan terpogram dengan baik, sinergi dengan pemangku kepentingan untuk pengelolaan penanganan bencana," ungkapnya.

Dari program sagana itu, Eka diganjar penghargaan dari Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Penghargaan sebagai peserta terbaik di kategori kepala sekolah menengah kejuruan (SMK) inspiratif pada masa pandemi. Penghargaan tersebut diberikan dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional tahun 2020.

Polres Karanganyar Minta Siskamling Kembali Digalakkan Untuk Tekan Penyebaran Covid-19

"Bukan penghargaannya, tapi bagaimana program itu menjadi budaya di SMKN Jenawi khususnya dan Kabupaten Karanganyar umumnya. Budaya sadar bencana supaya tidak kaget saat menghadapi bencana."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya