SOLOPOS.COM - Salah satu penyandang difabel di Mojogedang harus berkeliling berjualan makanan ringan untuk memenuhi kebutuhan pokok beberapa waktu lalu. Ratusan penyandang difabel di Karanganyar terdeteksi tidak mendapatkan kartu prakerja lantaran berbagai alasan. (Istimewa/Kelompok Difabel Desa Gentungan Mandiri Mojogedang)

Solopos.com, KARANGANYAR – Ratusan penyandang difabel yang dikategorikan dalam usia pekerja di Karanganyar tak mendapatkan bantuan kartu prakerja. Hal ini disebabkan oleh banyak hal yang berujung gagalnya proses registrasi pendaftaran.

Sensus Penduduk, BPS Karanganyar Rekrut Warga Setempat yang Bakal Digaji Rp100.000/Hari

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Fenomena tersebut diungkapkan oleh Ketua Kelompok Difabel Desa Gentungan Mandiri (KDDGM) Mojogedang, Sartono ketika berbincang dengan Solopos.com Jumat (26/6/2020). Dia mengatakan jika banyak rekan-rekan penyandang difabel yang bekerja di sektor informal. Adanya wabah Covid-19 diakui sangat mempengaruhi pendapatan yang diketahui turun secara drastis.

“Banyak sekali di wilayah kami difabel yang terdampak pekerjaannya. Contohnya yang bekerja sebagai penjahit. Karena wabah ini pastinya sedikit yang menjahitkan pakaian akibat daya beli yang turun. Dampaknya membuat penghasilan mereka turun. Sempat juga teman-teman [difabel] beralih membuat masker, tapi sekarang semakin banyak yang buat juga membuat penjualan menjadi susah,” ucap dia.

Adanya informasi program kartu prakerja bagi masyarakat terdampak kemudian disosialisasikan kepada para penyandang difabel. Pendampingan juga dilakukan di Kantor Kecamatan Mojogedang untuk membantu para difabel yang kesulitan lantaran tidak akrab dengan teknologi. Namun, kendala sistem dan persyaratan yang kurang sosialisasi membuat tidak ada satupun penyandang difabel di Karanganyar yang menerima kartu prakerja.

Penataan Anggaran 2020, Pemkab Karanganyar Desak Kemendagri Terbitkan Surat

Difabel Terdampak Covid-19

“Kami sampai kelelahan dari pagi sampai malam untuk mendampingi teman-teman. Tapi nyatanya banyak persyaratan yang kurang disosialisasikan contohnya seperti intregasi rekening virtual, foto saat selfie dengan KTP background harus polos, dan server penuh tidak bisa log in. Pada akhirnya, menyerah semua, dan tidak ada satupun yang mendapatkan bantuan kartu prakerja,” imbuh dia.

Menurut Sartono, di Mojogedang total terdapat sekitar 685 penyandang difabel. Sekitar 500 di antaranya merupakan usia pekerja yang terdampak Covid-19 ekonominya. Para penyandang difabel harus berjuang mandiri untuk mencukupi kebutuhan ekonomi.

Terpisah, Fasilitator Pusat Pengembangan dan Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat (PPRBM) Solo wilayah Karanganyar, Istini Anggoro, mengatakan banyak penyandang difabel yang kesulitan mengakses program kartu prakerja. Dia menyarankan di dalam program yang sama perlu adanya pembagian kuota untuk para penyandang difabel.

Pemerintah Genjot Pengembangan Destinasi Wisata Borobudur dan Karimun Jawa

“Kalau dibuatkan program sendiri mungkin tidak adil. Saya berharap ada kuota tersendiri di program yang sama untuk penyandang difabel. Sekaligus juga ada pendampingan data dari Kementerian Sosial agar tepat sasaran. Sehingga, bisa terbentuk inklusi dan bisa menjadikan difabel mandiri,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya