SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Drama terjadi pada pelaksanaan hari pertama ASEAN School Games XI di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (19/7/2019).

Atlet asal Indonesia yang turun pada cabang olahraga (cabor) atletik nomor 1.500 meter putri, Mutiara Oktarini, menangis histeris, begitu melewati garis finis. Ia menangis dan berteriak meminta didatangkan ibunya setelah gagal mempersembahkan medali emas bagi Indonesia.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Ibu’e, ibu’e, ibu’e [ibu, ibu, ibu],” teriak Mutiara.

Sontak, teriakan Mutiara itu pun membuat kaget seluruh penonton maupun peserta perlombaan yang ada di Stadion Tri Lomba Juang. Untung, ibu Mutiara, Destri Jana Pramono, segera datang menenangkan putri bungsunya itu.

Destri mengaku tangis yang disertai teriakan itu wujud dari kekecewaan Mutiara karena gagal finish terdepan. Ia pun memaklumi perilaku putri bungsunya itu mengingat usianya yang baru 12 tahun dan masih duduk di bangku kelas 6 SD.

“Memang seperti itu kalau enggak bisa juara. Makanya, pernah ditawari masuk ke Pelatnas saya tolak karena anaknya masih manja,” ujar Destri saat dijumpai Semarangpos.com seusai perlombaan di Stadion Tri Lomba Juang, Jumat petang.

Meski gagal menyumbangkan emas, prestasi Mutiara sebenarnya tidak buruk. Warga Klangkapan, Margoluwih, Seyegan, Sleman, Yogyakarta itu bahkan mampu menyumbangkan medali perunggu setelah finish di urutan ketiga.

Atlet asal Yogyakarta, Mutiara Oktarini, tampak kecewa dan dihibur ibunya setelah gagal finis terdepan pada lari 1.500 meter putri ASEAN School Games di Stadion Tri Lomba Juang, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (19/7/2019).

Namun, kekecewaan Mutiara mungkin karena dirinya sempat memimpin hingga putaran terakhir. Sayang, posisi itu tak mampu dipertahankan Mutiara. Pada putaran terakhir, Mutiara mampu dilewati dua rivalnya, Bui Thi Ngan asal Vietnam dan Padmaloshini dari Malaysia.

Kendati demikian, catatan waktu yang ditorehkan Mutiara pada nomor lari 1.500 meter putri terbilang cukup memuaskan. Mutiara mencatatkan waktu 4 menit 40,82 detik.

Catatan waktu Mutiara itu mampu memecahkan rekor lari 1.500 meter putri ASEAN School Games yang sebelumnya dibukukan Nguyen Tri Bich Tram asal Vietnam pada 2012 silam, dengan torehan 4 menit 42,58 detik.

Namun, catatan waktu yang apik milik Mutiara itu masih kalah dengan dua rival lainnya. Bui Thi Ngan asal Vietnam yang tampil sebagai juara mencatatkan waktu 4 menit 39,77 detik atau unggul 0,51 detik dari Padmaloshini dari Malaysia yang meraih juara kedua.

“Saya cukup puas dengan anak saya. Meski menjadi peserta termuda, dia mampu bersaing dengan lawan-lawannya yang jauh lebih tua,” ujar Destri.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya