SOLOPOS.COM - Seorang pria duduk di antara reruntuhan bangunan di Onna, Abruzzo, Italia, seusai gempa 6 April 2009. (yahoonews)

Seorang pria duduk di antara reruntuhan bangunan di Onna, Abruzzo, Italia, seusai gempa 6 April 2009. (yahoonews)

ROMA – Pengadilan Italia menjatuhkan hukuman enam tahun penjara terhadap tujuh ilmuwan dan ahli geologi, karena gagal memprediksi gempa yang melanda Italia pada 2009 dan menewaskan lebih dari 300 orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Vonis yang dijatuhkan pada Senin (22/10/2012) ini memicu kontroversi sekaligus mengejutkan komunitas ilmiah dunia. Para terdakwa merupakan para ilmuwan dan ahli geologi ternama di Italia.

Ahli gempa di seluruh dunia mengecam persidangan itu sebagai kekonyolan. “Ini adalah hari yang menyedihkan bagi ilmu pengetahuan. Ini sungguh meresahkan,” kata seismolog Susan Hough, dari US Geological Survey di Pasadena, California, seperti dilansir yahoonews, Selasa (23/10/2012).

Keputusan pengadilan Italia itu belum definitif, setidaknya hinga salah satu dari terdakwa mengajukan banding. Sehingga para terdakwa tampaknya tidak akan segera masuk penjara dalam waktu dekat.

Para pejabat dan ilmuwan itu dituntut karena gempa yang gagal mereka prediksi telah mengakibatkan kerusakan parah, termasuk runtuhnya sebuah bangunan sekolah di Italia selatan yang menewaskan 27 murid dan seorang guru.

Di antara terdakwa yang divonis penjara itu terdapat beberapa seismolog dan ahli geologi Italia paling dikenal dan dihormati di dunia, termasuk Enzo Boschi, mantan kepala Institut Geofisika dan Vulkanologi Nasional. “Saya kesal, putus asa. Saya pikir saya akan dibebaskan Aku masih tidak mengerti untuk alasan apa saya dihukum,” ujar Boschi.

Sidang dimulai pada September 2011 di Apennine, sebuah kota pusat sejarah yang hancur akibat gempa tersebut.

Jaksa penuntut menuduh para terdakwa dituduh memberikan informasi yang tidak lengkap dan kontradiktif mengenai gempa tremor kecil yang dirasakan warga L’Aquila selama beberapa pekan sebelum 6 April 2009, saat gempa terjadi. Padahal, sebuah prediksi akurat bisa digunakan untuk memberikan peringatan memadai kepada warga guna meminimalkan jumlah korban.

Gempa berkekuatan 6,3 SR itu menewaskan 308 orang dan merusak kota-kota bersejarah dari abad pertengahan. Para korban gempa yang kehilangan tempat tinggal juga harus tinggal di tenda-tenda darurat selama berbulan-bulan.

Beberapa gempa tremor yang lebih kecil telah mengguncang wilayah tersebut dalam beberapa bulan sebelumnya, menyebabkan orang takut dan bertanya-tanya apakah mereka harus mengungsi atau tidak. Sejumlah kerabat dari beberapa korban tewas mengatakan keadilan telah dilakukan dengan dijatuhkannya vonis itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya