SOLOPOS.COM - Ilustrasi gagal panen (Arif Fajar S/JIBI/SOLOPOS)

ilustrasi Gagal Panen (Arif Fajar S/JIBI/SOLOPOS)

SUKOHARJO- Petani di Desa Toriyo, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo galau untuk bercocok tanam pada masa tanam (MT) II menyusul serangan tikus selama MT I. Total areal padi gagal panen di Toriyo sekitar 80-90 hektare dengan kerugian per hektare mencapai Rp15 juta lebih.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kaur Pembangunan Desa Toriyo, Khatamul Waladi, menyebutkan kebimbangan petani karena serangan hama tikus yang musim tanam terakhir menunjukkan peningkatan. Faktor lain, kata dia, adalah keterbatasan modal yang dimiliki setelah kerugian yang diderita petani akibat sebagian besar lahan pertanian setempat mengalami gagal panen.

“Serangan tikus sudah cukup sering di Toriyo. Tapi kali merupakan yang terparah dengan total sawah tidak panen mencapai 80 hektare sampai 90 hektare dari seluruh sawah di Toriyo hanya 125 hektare,” ungkapnya ketika ditemui solopos.com di Kantor Desa Toriyo, Bendosari, didampingi Kaur Pemerintahan, Kasiman, Jumat (16/3/2012) pagi.

Khatamul menyatakan petani di desanya sudah melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan tanaman selama MT I. Namun karena serangan yang tidak berhenti sejak tanaman berusia satu bulan, banyak petani di Desa Toriyo akhirnya harus menerima kenyataan dan mengalami kerugian mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya