SOLOPOS.COM - Pengunjung melihat koleksi Museum Ranggawarsita Jawa Tengah yang dipajang di Gedung Sunan Pandanaran Klaten dalam rangkaian pameran keliling, Kamis (4/8/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Replika fosil gading purba Stegodon menjadi salah satu koleksi Museum Ranggawarsita Jawa Tengah (Jateng) yang dipajang pada pameran keliling di Gedung Sunan Pandanaran kompleks RSPD Klaten, Kamis-Senin (4-8/8/2022). Ukurannya yang besar membuat replika itu banyak didatangi pengunjung.

Bagian pelayanan Museum Ranggawarsita Jateng, Agung Nugroho, menjelaskan fosil gading purba asli saat ini berada di Museum Ranggawarsita di Semarang. Fosil tersebut ditemukan pada 1990-an di Situs Purbakala Patiayam Kudus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Panjang fosil itu hampir 4 meter atau tepatnya 3,8 meter. Gajah purba Stegodon hidup pada masa Pleistosen sekitar 1 juta hingga 11.000 tahun yang lalu.

“Daerah penemuan di Patiayam Kudus dijadikan situs. Temuan gading purba di sana banyak. Sampai sekarang masih dilakukan penggalian,” kata Agung saat ditemui di sela pameran, Kamis.

Soal ukuran gajah Stegodon dengan ukuran gading sepanjang hampir 4 meter, Agung menjelaskan ukuran gajah dua hingga tiga kali lipat dari ukuran gading.

Baca Juga: Ada Replika Gading Gajah Purba-Perahu Pinisi di Pameran Keliling Klaten

“Ukuran badan gajahnya diperkirakan memiliki panjang 10 meter dan tinggi 7 meter hingga 8 meter. Gajah Stegodon ukurannya itu hampir dua kali lipat dibandingkan gajah Asia yang saat ini masih hidup,” jelas Agung.

Agung menjelaskan replika yang dipajang dibuat sesuai fosil asli yang ditemukan. Mulai dari warna, ukuran, hingga retakan-retakan yang ada pada fosil gading gajah saat ditemukan.

Selain replika fosil gading gajah purba, koleksi museum lainnya juga dipajang pada pameran tersebut. Koleksi itu seperti replika relief Kapal Samudraraksa, ornamen mantingan, kain batik, wayang warta, wayang sadat, keris, arca logam, kentongan perunggu, fosil moluska, replika tengkorak pitecanthropus erectus, kentongan perunggu, blencong, Alquran berbahasa Belanda, buli-buli, filter air minum, foto tempo dulu, mata uang perak, serta cetakan mata uang perak.

Pameran keliling museum dolan Klaten itu bertajuk Bersama Museum, Menginspirasi Masa Depanku. Dalam museum keliling itu, Museum Ranggawarsita berkolaborasi dengan BPK RI Magelang, Monumen Pers Nasional Surakarta, Museum Radyapustaka Surakarta, Museum Kapal Samudraraksa Magelang, Museum Purbakala Sangiran, BPCB Jateng, Museum Kambang Putih Tuban, Disbudporapar Klaten, serta Omah Wayang Klaten.

Baca Juga: Deretan Makam Belanda di Klaten, 1 Batu Nisan Marmer Pernah Dicongkel

Kepala Museum Ranggawarsita Jawa Tengah (Jateng), Djoko Nugroho Witjaksono, menjelaskan kegiatan itu untuk mengenalkan dan mendekatkan koleksi Museum Ranggawarsita Jateng terutama koleksi enam warisan dunia yang dimiliki Jateng.

“Jateng itu provinsi yang luar biasa. Hanya Jateng yang memiliki enam warisan budaya dunia. Keenam warisan itu yakni Candi Borobudur, Candi Prambanan, Situs Sangiran, batik, keris, serta wayang,” kata Djoko saat pembukaan pameran keliling.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Uswatun Hasanah, mengatakan di Indonesia ada 12 warisan budaya tak benda yang ditetapkan Unesco. Sebanyak enam warisan budaya berada di Jateng.

Uswatun berharap kehadiran Museum Ranggawarsita bisa mengangkat museum yang ada di Kabupaten Bersinar.

Baca Juga: Ngupit, Kiai Mlati hingga Benteng Engelenburg Jadi Cikal Bakal Klaten

“Kami berharap museum ini bisa menjadi salah satu objek, tidak hanya wisata tetapi untuk penggalian karakter di tanah air utamanya di Jateng dan khususnya di Klaten menjadi sumber belajar dari TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan ekonomi kreatifnya semakin meningkat,” urai dia.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan kegiatan museum keliling itu bisa menjadi media edukasi serta rekreasi. Dia meminta Dinas Pendidikan (Disdik) untuk berkoordinasi dengan kepala sekolah tingkat TK, SD, serta SMP bisa membawa siswa mereka ke Gedung Sunan Pandanaran selama museum keliling digelar.

“Ini momentum bagus untuk anak-anak bisa belajar,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya