Full Day School terus memicu penolakan.

PromosiJalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah santri mengusung replika keranda saat aksi damai menolak program full day school dari Kemendikbud di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jateng, Jumat (18/8/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Sejumlah santri mengusung replika keranda saat aksi damai menolak program full day school dari Kemendikbud di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jateng, Jumat (18/8/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Ekspedisi Mudik 2024

Program full day school yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)  tak henti memicu penolakan. Santri dan santriwati di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (18/8/2017), menggelar aksi damai menolak program lima hari sekolah tersebut. Mereka turun ke jalan mempertontonkan poster dan menggelar aksi teatrikal demi menunjukkan penolakan mereka itu.

Aksi damai menolak lima hari sekolah atau full day school itu diikuti sekitar 5.000 santri, santriwati, guru, ulama, aktivis Banser, dan GP Ansor. Mereka sepakat menuntut pemerintah mencabut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2017 yang mengatur kebijakan anyar itu karena dinilai tidak sesuai dengan keberagaman dan kondisi geografis sosiologis masyarakat Indonesia.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Rekomendasi