SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Full day school masih menjadi polemik

Harianjogja.com, JOGJA– Sebagian sekolah di Jogja, khususnya sekolah swasta sudah jauh-jauh hari menerapkan full day school di sekolah mereka.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kegiatan sehari penuh di sekolah itu mengharuskan sekolah menyediakan fasilitas, termasuk menyediakan makan siang bagi siswanya. Berikut laporan wartawan Harian Jogja.

15 menit lagi akan memasuki waktu istirahat, satu kotak plastik berisi roti lapis persis ada di luar samping pintu kelas. Sekolah menyediakan makanan ringan untuk siswa kala tiba waktu istirahat.

Salah satu ruangan riuh dengan suara anak-anak, jam belajar belum juga usai saat anak-anak kelas dua sekolah dasar berhamburan di dalam kelas, seorang anak perempuan duduk di bangku guru. Seorang laki-laki paruh baya masuk kelas kemudian menyapa, sontak anak-anak mendatanginya mencium tangannya dan ada juga yang memeluknya. Pria bernama Agung Rahmanto itu terlihat sangat akrab dan hangat kepada anak-anak.

Suasana seperti itu biasa dijumpai di SD Muhammadiayah Sapen, Jogja. Para siswa selama seharian penuh di sekolah. Mereka disediakan makanan ringan dan makan siang setiap harinya.

“Full day school Sudah kita berlakukan sejak beberapa waktu yang lalu. Dari pukul 07.00-14.00 WIB adalah waktu pelajaran yang ada di kurikulum, 14.30-17.00 WIB ektrakulikuler. Konsep kegitan ekstrakulikuler itu adalah kegiatan yang menyenangkan untuk siswa,” kata Agung yang merupakan kepala SD Muhammadiyah saat ditemui Harianjogja.com, Selasa (9/8/2016).

Bersambung ke halaman 2


Siswa mulai datang pukul 06.30 WIB, sebelum mulai kegiatan belajar mereka disediakan buku-buku cerita bergambar untuk menarik minat mereka dalam membaca.

Kegiatan belajar resmi dimulai pukul 06.40 WIB, selama dua puluh menit mereka diajarkan tadarus, lagu-lagu nasional dan lagu muhammadiyah. Untuk kelas satu dan dua, pelajaran dimulai pukul 07.00 WIB sampai 11.00 WIB.

Sedangkan kelas tiga sampai enam mereka menerima pelajaran hingga pukul 14.00, kemudian dilanjutkan lagi kegiatan ektrakulikuler yang diikuti kelas satu sampai enam hingga pukul 17.00 WIB. “Sampai rumah dan ketemu orang tua itu normalnya jam setengah enam” jelas Agung.

Bagi kelas satu dan kelas 2 yang selesai kegiatan belajar jam pada pukul 11.00 WIB mereka biasa menunggu di sekolah untuk melanjutkan ektrakulikuler, sekolah menyediakan fasilitas studio musik dan perpustakaan yang lengkap dengan koneksi internet.

“Biasanya saat istirahat dan jeda sebelum ekstrakulikuler di sini ramai,” kata seorang pustakawan.

Selain itu pada saat siang sebelum salat zuhur anak-anak diberikan makan siang sehingga mereka tidak perlu membeli makanan di luar sekolah. Kegiatan yang diberikan sekolah memang cukup padat, namun sekolah menyiasatinya dengan hal-hal yang menyenangkan.

“Kalau dari pagi sampai sore anak-anak diberikan pelajaran di kelas terus, bisa-bisa mereka malah bosan. Sehingga kami memberikan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan melalui ekstrakulikuler. Kami paham bahawa anak-anak seusia mereka adalah usia untuk bermain,” kata Agung.

Ektrakurikuler yang diberikan selain untuk memfasilitasi mereka bermain juga bertujuan untuk mengembangkan bakat. Ada dua buah studio musik yang biasa dipakai oleh siswa. Satu studio musik modern yang lengkap dengan gitar, drum, dan piano. Satu lagi adalah studio musik dengan gamaelan lengkap.

Bersambung ke halaman 3

Konsekuensi dengan adanya fasilitas yang diberikan sekolah, biaya yang dibebankan kepada orang tua juga tidak sedikit, meskipun dibedakan berdasarkan dengan tingkat pendapatan orang tua masing-masing.

Sekitar 70% siswa membayar Rp150.000 perbulan, sebanyak 20% membayar Rp300.000-Rp500.000. Sedangkan sebanyak 10% diantaranya tidak dipungut biaya.

Hal yang tidak jauh berbeda juga ada di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Alam Nurul Islam Godean, Sleman yang dari awal memang memberlakukan full day school untuk siswanya. Biaya rata-rata yang dibebankan kepada orang tua siswa sebanyak Rp500.000 perbulan.

Sekolah dengan konsep alam dengan bangunan semua dari kayu ini berkegiatan dari mulai pukul 07.00 WIB – 16.00 WIB. Setiap hari para siswa akan mulai berkegiatan pukul 07.00 WIB – 08.10 WIB dengan kegiatan keagamaaan mulai dari tilawah Al-Qur’an, Menghafal Al-Quran dan salat duha.

Baru setelah itu hingga pukul 12.00 WIB diberikan pelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Lalu sebagai selingan agar anak-anak tidak bosan hingga pukul 15.10 diberikan pelajaran ketrampilan seperti berkebun dan memasak.

Kemudian kegiatan terakhir dalam rangkaian salat asar hingga pukul 16.00 ditutup dengan kegiatan keagaamaan seperti ceramah dan lain sebagainya.



Dengan aktivitas seharian di sekolah, konsekuensinya sekolah harus menyediakan makan siang bagi siswa. “Kami menyediakan makan ringan saat istirahat pertama dan makan siang pada istirahat kedua untuk siswa,” kata Moh. Zuchri yang merupakan Kepala Sekolah SMPIT Alam Nurul Islam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya