SOLOPOS.COM - Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar.(JIBI/Solopos/Antara)

Full day school memiliki sisi positif dan negatif.

Harianjogja.com, JOGJA — Anjuran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy agar pelajar seharian penuh di sekolah atau full day School membawa banyak konsekuensi.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Menurut Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga DIY, Kadarmanto Baskara Aji mengaku belum mendapatkan surat edaran secara resmi tentang penerapan full day school yang dianjurkan oleh Mendikbud. Dia mengatakan tidak ada persoalan dengan anjuran tersebut. Namun Kadarmanto menilai hal itu akan membawa banyak konsekuensi.

Perlu Kurikulum Baru

Salah satu konsekuensi yang harus dilakukan adalah dengan membuat kurikulum baru yang menyesuaikan kegiatan belajar mengajar selama satu hari penuh di sekolah. Hal ini perlu supaya anak-anak punya pedoman yang jelas.

“Tidak hanya datang jam tujuh lalu pintu gerbang sekalah ditutup hingga jam lima tapi siswanya bingung mau melakukan apa,” kata Kadarmanto saat dihubungi Harianjogja.com, Senin (8/8/2016).

Biaya Membengkak

Konsekuensi lain yang menurut Kadarmanto adalah masalah biaya yang harus ditanggung oleh orang tua murid nantinya. Mulai dari biaya makan dan fasilitas penunjang lain seperti seperti perpustakaan dan laboratorium yang akan menyerap biaya yang tidak sedikit.

Sarana dan Prasana Belajar

Menurut pengamat pendidikan Prof. Wuryadi mengatakan full day school itu kaitanya dengan pekerjaan siswa. Artinya selama satu hari penuh semua kegiatan dan pekerjaan yang berkaitan dengan sekolah tuntas pada hari itu juga. Setelah pulang ke rumah siswa tidak lagi memiliki beban yang berkaitan dengan sekoalah walaupun itu dalam bentuk pekerjaan rumah.

Menurut Wuryadi hal itu baik dilakukan, tetapi memiliki berbagai macam konsekuensinya terhadap sekolah, anak, dan orang tua. Sekolah dalam hal ini sepenuhnya harus sudah dapat mengakomodir kebutuhan siswa ketika diberlakukan full day school, mulai dari sarana dan prasarana belajar harus memadai. Kemudian untuk anak, mereka harus mendapatkan kompensasi kegiatan yang sepadan. Pada anak sekolah dasar tentunya membutuhkan waktu untuk bermain, sedangkan mereka yang di sekolah menengah atas dan menengah pertama membutuhkan perpustakaan atau ruangan internet untuk memfasilitasi mereka.

Tentunya konsekuensi tersebut nantinya mengharuskan setiap sekolah mematuhi semua aturan dan standar yang akan diberlakukan. Dan beban oprasional yang ditanggung untuk itu akan lebih besar.

Peran Orang Tua

Kemudian yang tidak kalah penting menurut Wuryadi adalah pengertian orang tua, untuk memahami kondisi anaknya. Dengan full day school ketika sudah di rumah, orang tua memegang peranan sebagai pendidik moral dan kehidupan sosial, sehingga dapat terjadi keseimbangan antara intelektual dan moral anak.

“Dalam kondiisi sekarang ini untuk memberlakukan full day School yang terpenting adalah adanya kesepakatan dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat, dan sekolah,” kata Wuryadi saat dihubungi Harianjogja.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya