SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Full day school masih menuai kritikan dari sejumlah pihak.

Harianjogja.com, JOGJA – Lembaga Perlindungan Anak (LPA) mengkritik kebijakan fullday school atau sekolah seharian yang akan rencananya akan diberlakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menurut Ketua LPA Jogja Sari Murti, jika sekolah seharian tujuannya untuk memproteksi anak, itu jelas salah. Dengan konsep seperti itu, sama saja membatasi ruang gerak seorang anak untuk mengekspresikan kebebasannya. Bagaimana pun anak membutuhkan waktu bermain untuk

“Anak-anak sekolah itu bukan robot yang bisa diatur sesuai kehendak, berikan mereka kebebasan. Jadi biarkan anak-anak ini tumbuh berkembang sebagaimana ekologi manusia, bukan robot yang harus dikekang,”  papar Sari, Selasa (27/9/2016) malam.

(Baca Juga : FULL DAY SCHOOL : KPAI: Kebijakan Mendikbud Jangan Berdasar Pengalaman Pribadi, Anak yang Rugi!)

Sementara itu, sorotan negarif tentang konsep full day schooll juga datang dari kalangan guru. Paino, Guru Bimbingan Konseling SD Negeri Deresan Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman menyatakan full day school jelas sebuah konsep yang mustahil diwujudkan.

“Apalagi jika dipaksakan di sekolah seperti tempat saya mengajar ini. Jelas itu justru mematikan potensi sekolah. Siswa juga akan terforsddir energinya. Memaksakan siswa seharian penuh untuk belajar di sekolah, itu ide yang tidak masuk akal,” papar Paino.

Adapun konsep sekolah seharian kembali mengemuka setelah Presiden Joko Widodo memandang positif gagasan Mendikbud itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya