SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarang (Espos)–Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPRD Jateng menolak pembangunan Pasar Induk Agromas di sekitar Mesjid Agung Jawa Tengah (MAJT) digunakan untuk pasar buah dan sayur. Karena dikhawatirkan akan kontraproduktif dengan keberadaan dan potensi MAJT sebagai obyek wisata religi.

Gubernur Jateng diminta untuk memperhatikan masukan dari masyarakat tersebut. Diungkapkan Wakil Ketua Fraksi PPP, Drs H Istajib AS, rencana Pemprov Jateng membangun Pasar Induk Agromas untuk berjualan sayur dan buah dinilai tidak tepat karena akan berpotensi menimbulkan bau tak sedap. Dampak lainnya berupa terganggunya sisi keeindahan MAJT sebagai bangunan monumental di Jateng.

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

“Kami mendukung rencana Gubernur, Bibit Waluyo membangun Pasar induk di sekitar MAJT akan tetapi jenisnya pasar induk yang menjual jenis barang-barang kering,” paparnya kepada wartawan di ruang fraksi, Rabu (11/11).

Barang-barang kering dimaksud di antaranya anake jenis batik dari Jateng, produk unggulan berupa makanan dan minuman khas Jateng, serta busana muslim dan barang-barang khas jemaah haji.

Menurut Istajib, pasar kering ini bisa dikemas dalam bentuk perpaduan antara pasar modern dengan pasar tradisional. Ia meyakini hal ini berdampak positif bagi nuansa MAJT yang berpotensi sebagai obyek wisata religi.

“Kami juga berharap ada ekspose atau pemaparan tentang rencana pembangunan pasar khususnya tentan jenis pasar yang dibangun,” paparnya.
kha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya