SOLOPOS.COM - Reuni 212 di Kawasan Monas, Sabtu (2/12/2017). (JIBI/Antara/Akbar Nugroho Gumay)

FPI mengklaim 50 juta alumni 212 memboikot Facebook hari ini dan berencana pindah ke medsos lain.

Solopos.com, JAKARTA — Tokoh Front Pembela Islam (FPI) Novel Bamukmin mengatakan bahwa hari ini mayoritas alumni aksi 212 beserta simpatisan mulai memboikot Facebook. Aksi ini sebagai reaksi atas pemblokiran terhadap sejumlah akun alumni 212, termasuk akun-akun FPI.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketika diminta menyebut berapa jumlah alumni 212 dan simpatisannya yang ikut memboikot, wakil ketua Advokat Cinta Tanah Air itu mengatakan bisa lebih dari 50 juta orang. “Karena waktu aksi reuni kemarin saja delapan juta orang datang. Itu sudah satu komando,” katanya

Bagaimana mengkalkulasi sampai muncul angka itu? Dia kembali menggunakan angka massa yang dia klaim datang ke reuni 212. Jumlahnya tak main-main, yakni 8 juta orang. Baca juga: Polisi Sebut Massa Reuni 212 Puluhan Ribu Orang.

“Yang hadir di acara reuni 212 [di Monas] saja delapan jutaan orang. Belum lagi perwakilan dari daerah seperti Surabaya. Satu perwakilan bisa wakili 30 orang sampai 100 orang. Tinggal hitung berapa simpatisan di belakang orang yang hadir di reuni itu,” kata Novel kepada Suara.com.

Menurut penjelasan Novel, sebagian alumni 212 memboikot Facebook selama satu hari ini. Sebagian lagi memutuskan untuk menutup akun sampai sepekan, sebagian lain sampai sebulan. Bahkan, katanya, sebagian memutuskan sampai selama-lamanya seperti Novel. Novel mengaku sudah memutuskan tak pakai media sosial yang didirikan oleh Mark Zuckerberg itu.

“Minimal hari ini, teman-teman punya sikap seperti itu. Nggak tahu besok. Mereka sepakat ada yang sehari, ada yang seminggu. Kalau saya selamanya,” kata Novel.

Akun Facebook milik Novel serta sejumlah temannya sesama alumni 212 sudah lama tidak dapat diakses. “FB saya sih sejak alumni 212 reuni sudah diblokir. Kita bikin lagi, eh diblokir lagi,” kata dia.

Novel mengakui kekuatan jejaring Facebook. Jejaring pertemanan ini efektif untuk berkomunikasi sesama alumni 212. Katanya, media Facebook biasanya mereka pakai untuk aktivitas kemanusiaan seperti penggalangan bantuan untuk korban bencana alam.

“Ini bukan hanya FPI, ini cyber army, alumni 212. Yang berbau 212 diblokirin. Ini kan nggak adil. Justru akun-akun perzinaan, komunis, penistaan agama, aliran sesat, justru subur. Kan lucu,” kata Novel.

“Nah, kami ini pakai FB untuk aksi kemanusiaan. Artinya orang kena musibah, dimanapun, bisa ada info lewat Facebook, kita ini untuk komunikasi. FPI paling militan dalam bantu musibah bencana. Kita dukung pemerintah, bantu pemerintah, karena pemerintah nggak bisa sendiri, kan.”

Novel juga tak dapat menutupi kegusarannya kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika. “Sungguh sangat bodoh, Menkominfo biarkan hal ini. Artinya Menkominfo ini telah menutup jalur untuk kita bisa berbuat aksi kemanusiaan,” kata Novel.

Pindah Whatsapp?

Novel dan teman-temannya akan pindah dari Facebook ke media sosial lain. Mereka juga berencana tidak mau memakai Google. Kalau Whatsapp masih akan mereka pakai karena sejauh ini tidak melakukan pemblokiran akun.

“Kami sudah punya pilihan [medsos lain]. Kami mau download jalur baru, pengganti FB, meskipun tak sehebat FB,” kata Novel.

Tapi Novel belum mau menyebut nama aplikasi baru yang akan dipakai alumni 212. Dia menyebut ada empat aplikasi. “Kami akan hijrah dari FB. Kalau WA [Whatsapp] enggak gitu bermasalah dengan kita. Tapi, kami tetap jaga-jaga kalau WA nanti membuat sulit.

Sebelum menyudahi wawancara, Novel ditanya mengenai bagaimana kalau nanti akun-akun Facebook alumni 212 bisa diakses lagi alias tak diblokir. “Kemungkinan kita pertimbangkan. Ada itikad baik, membantu kita, masa kita enggak kerja sama,” kata dia.

Sebelumnya, Novel menekankan boikot medsos pada 25 Desember 2017 sebagai bentuk perlawanan jangka pendek. “Tapi bisa juga tanggal 1 kami boikot lagi,” katanya, Jumat (22/12/2017) lalu.

Novel menuding Facebook Indonesia tidak menindak tegas akun yang disebut Novel menyebarkan informasi hoak, pornografi, pornoaksi, dan penistaan agama. Tetapi Facebook justru memblokir akun aktivitas alumni 212 yang — kata Novel — berisi tentang kegiatan kemanusiaan.

“Justru kami yang beri info tentang kemanusiaan, penanganan bencana, bantuan sosial justru dihabisin. Ini kan gila,” kata dia.

Setelah aksi boikot tanggal 25 Desember, kata Novel, kemungkinan akan ada demonstrasi ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk menindak pengelola Facebook Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya