SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab menilai kinerja Dewan Pers saat ini menurun.

Hal itu menyusul sikap Dewan Pers yang membela penerbit majalah Playboy edisi Indonesia, terkait kontroversi seputar penerbitan majalah tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sebagian kalangan organisasi masyarakat (Ormas) Islam menyayangkan sikap Dewan Pers yang terkesan membela penerbit majalah Playboy edisi Indonesia.

Menurut Habib Rizieq, sikap Dewan Pers menimbulkan kemarahan sejumlah Ormas Islam di Jakarta, khususnya kalangan jurnalis muslim.

”Setelah kasus tersebut mencuat, sejumlah Ormas Islam lantas bergerak menghimpun dukungan dari kalangan wartawan untuk mengajukan mosi tak percaya kepada Dewan Pers,” ujarnya saat jumpa wartawan seusai mengisi Tablig Akbar yang diselenggarakan DPW FPI Solo di Lapangan Kota Barat Solo, Sabtu (3/11).

Dikemukakan Habib Rizieq, majalah Playboy edisi Indonesia bukanlah produk jurnalistik, melainkan produk pornografi. Sehingga dalam hal ini, tuntutan hukum terhadap penerbit majalah Playboy memang seharusnya menggunakan UU pornografi.

“Tapi mengapa justru tetap dibela menggunakan pasal-pasal yang ada dalam UU Pers?” tegasnya.

Menyikapi hal tersebut, Habib Rizieq menyebutkan saat ini kalangan Ormas Islam pun tengah bersiap-siap untuk membentuk lembaga pers baru dalam bentuk majelis pers.

Hal itu karena melihat perkembangan media massa yang saat ini dinilai memerlukan keberadaan lembaga pengawas baru di luar Dewan Pers. Selain mengawal kebebasan pers, institusi baru tersebut diharapkan juga tetap bekerja berlandaskan norma agama dan adat ketimuran.

sry

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya