SOLOPOS.COM - Seorang warga melihat kondisi fondasi jembatan yang mangkrak di pinggir Bengawan Solo, Dukuh Butuh RT 006, Desa Gedongan, Plupuh, Sragen, Kamis (15/4/2021). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPRD Sragen mendesak Pemkab Sragen melanjutkan pembangunan jembatan Masaran-Plupuh yang terhenti karena dananya macet.

Pembangunan jembatan yang melintang di Bengawan Solo antara Dukuh Jantran, Pilang, Masaran, dengan Dukuh Butuh, Gedongan, Plupuh, baru selesai pada pembuatan fondasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pembangunan jembatan itu kini mangkrak padahal sudah menghabiskan dana miliaran rupiah. FPDIP menilai proyek itu wajib dilanjutkan.

Baca Juga: Dana Macet, Proyek Jembatan Masaran-Plupuh Sragen Terhenti Pada Fondasi

Ekspedisi Mudik 2024

Wakil Ketua FPDIP DPRD Sragen Sugiyamto menyampaikan desakan untuk melanjutkan proyek jembatan Masaran-Plupuh itu saat wawancara dengan Solopos.com, Jumat (16/4/2021).

Sugiyamto akan menanyakan anggaran lanjutan pembangunan Jembatan Masaran-Plupuh itu ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dalam forum Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sragen.

Sugiyamto yang juga Bendahara DPC PDIP Sragen itu meminta Pemkab Sragen mengalokasikan anggaran pembangunan jembatan itu pada 2022 dan harus selesai pada tahun depan.

Baca Juga: Kisruh Lahan Parkir Solo Balapan: Warga Bertahan, Dirut PT KAI Temui Wali Kota

Pembebasan Lahan

“Perencanaan anggaran 2022 itu bisa dilakukan mulai 2021. Kemudian pada APBD Perubahan 2021 juga memungkinkan untuk menyelesaikan pembebasan lahan yang belum selesai itu,” jelasnya.

Sugiyamto menilai macetnya anggaran proyek jembatan Masaran-Plupuh, Sragen, dari pemerintah provinsi tidak bisa menjadi alasan untuk tak melanjutkan proyek. Menurutnya, jika anggaran dari provinsi terhenti, selanjutnya menjadi tanggung jawab Pemkab Sragen untuk menganggarkan.

"Saya minta Pemkab membuat DED [detail engineering design] ulang untuk menghitung kebutuhan anggarannya pada 2022 mendatang," ujarnya.

Baca Juga: Rumah Dikepung Banjir, Warga Kingkang Klaten Ini Santuy Tidurkan Bayi di Kasur

Sugiyamto menilai jembatan Masaran-Plupuh, Sragen, itu penting untuk pengembangan perekonomian masyarakat karena menghubungkan dua desa wisata di wilayah itu.

Ia mengatakan desa wisata batik di Pilang dan Kliwonan, Kecamatan Masaran, bisa terhubung dengan desa wisata batik Gedongan dan Pungsari, Kecamatan Plupuh, lewat jembatan itu.

“Selain itu, desa wisata itu juga dikaitkan untuk mendukung wisata religi di kompleks Permakaman Jaka Tingkir di Permakaman Ki Ageng Butuh, Dukuh Butuh Gedongan. Dengan dibukanya jembatan itu, jalur pariwisata lebih dekat,” katanya.

Baca Juga: Sehari 8 Jenazah Dimakamkan Dengan Protokol Covid-19 di Wonogiri, Pasien Positif?

Perselisihan

Sementara itu, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyatakan pembangunan jembatan Masaran-Plupuh tetap dilanjutkan setelah masalah pembebasan lahan penduduk selesai.

Ia menerangkan anggaran pembebasan lahan itu ada tetapi belum bisa keluar karena masih ada perselisihan dalam pembebasan lahan lantaran ada perseteruan ahli waris sampai saling gugat.

“Kami mau membayar kalau polemik di internal ahli waris selesai. Kalau belum kelar akan menjadi temuan di kemudian hari. Targetnya 2021 ini pembebasan lahan kelar. Sekarang masih dalam proses mediasi,” ujarnya.

Baca Juga: Ini Lho... 9 Coffee Shop Paling Populer di Sragen, Pernah Ke Sini?

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sragen, Marija, menyampaikan pada APBD Perubahan 2021 diusulkan untuk pembebasan lahan senilai Rp1 miliar.

Ia mengatakan sebenarnya pada 2020 pembebasan lahan itu sudah dianggarkan tetapi terkena refocusing untuk penanganan Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya