SOLOPOS.COM - Dewi Ivoni, fotografer keliling di Tawangmangu yang tarifnya Rp3.000/file. (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Dewi Ivoni, 22, wanita asal Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, mendadak menjadi buah bibir. Dia adalah seorang fotografer keliling di kawasan wisata Tawangmangu yang viral di media sosial karena menawarkan jasa foto murah dengan tarif Rp3.000/file.

Bukan hal mudah bagi Dewi untuk bekerja sebagai fotografer keliling di Tawangmangu. Warga Ngemplak, Kabupaten Boyolali ini pernah kena tifus gara-gara terus-menerus setiap hari menempuh perjalanan dari rumahnya ke Tawangmangu yang berjarak sekitar 50 kilometer (km) itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Dulu pernah tifus di awal-awal saya nglaju Ngemplak-Tawangangu. Mungkin karena saya kelelahan. Waktu itu saya istirahat sepekan di rumah,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (15/10/2021).

Baca juga: Viral Fotografer Keliling di Tawangmangu Tarif Rp3.000/File, Murah Tho?

Selain itu, ia juga pernah kena razia petugas yang sedang merazia pengunjung di perbatasan Kabupaten Karanganyar-Kabupaten Magetan (Jawa Timur).

Ia menceritakan bahwa sekira awal Juli waktu, saat baru diberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat [PPKM] Darurat ia tetap berangkat ke Tawangmangu menjalani pekerjaannya. Harapannya masih ada pengunjung di Tawangmangu yang bisa ia tawari jasa fotonya.

Dewi sebenarnya sudah diingatkan ibu dan saudara supaya tidak usah ke Tawangmangu, karena pengunjungnya sedikit pada saat PPKM itu.

“Saya sebenarnya sudah diingatkan ibu dan saudara supaya tidak usah ke Tawangmangu, karena PPKM. Tapi ternyata di sana masih banyak pengunjung. Seperti biasanya saya tawar-tawarin jasa foto,” imbuhnya.

Baca juga: Selain Tawangmangu, 9 Wisata Alternatif Lereng Lawu Ini Layak Dicoba

Tiba-tiba datang rombongan petugas Satpol PP dari wilayah Jawa Timur untuk melakukan razia pengunjung. Mereka pun menghampiri Dewi dan menanyakan kepentingannya berada di lolasi tersebut.

“Oleh petugas saya ditawari ikut swab di tempat atau pulang, saya pilih pulang,” ujar Dewi.

Sejak saat itu, selama sekitar sebulan berikunya ia berhenti bekerja dan hanya berada di rumah sambil menyelesaikan ujian akhir kuliahnya. “Juli akhir saya baru mulai foto keliling sampai sekarang,” imbuh Dewi.

Baca juga: Jalur Wisata Tawangmangu Karanganyar Padat Merayap

Setiap hari, Dewi kembali ke jembatan tersebut untuk menawarkan jasanya kepada pengunjung. Untuk menempuh perjalanan dari rumah ke lokasi yang berjarak sekitar 50 kilometer (km) itu, ia diboncengkan rekan kerjanya, Ade Lansyah, dengan sepeda motor.

Kini, dari jasanya itu ia bisa mengantongi uang sekitar Rp300.000 per hari, bahkan Rp800.000 per hari pada saat akhir pekan/kondisi ramai pengunjung. Uang itu juga dibagi dengan rekannya, Ade, yang juga punya tugas memindahkan file dari kamera DSLR ke ponsel customer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya