Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menggelar Karnaval Perjuangan Pahlawan, Minggu (17/8/2014) siang. Gelaran karnaval yang diikuti oleh sejumlah perwakilan dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD), organisasi kemasyarakatan (ormas), dan mayarakat umum di Kota Bengawan tersebut mampu menyedot perhatian ribuan pengunjung yang tumpah ruang di sepanjang Jl. Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah.

PromosiTragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Mayor Herwanto memerankan tokoh pewayangan Gatotkaca saat Upacara Peringatan HUT ke-69 RI di Stadion R. Maladi, Sriwedari Solo, Minggu (17/8/2014). Penggunaan kostum Gatotkaca dan busana adat Jawa oleh penerjun yang membawa teks Proklamasi itu dilakukan sebagai simbol budaya daerah yang harus dilestarikan. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Mayor Herwanto memerankan tokoh pewayangan Gatotkaca saat Upacara Peringatan HUT ke-69 RI di Stadion R. Maladi, Sriwedari Solo, Minggu (17/8/2014). Penggunaan kostum Gatotkaca dan busana adat Jawa oleh penerjun yang membawa teks Proklamasi itu dilakukan sebagai simbol budaya daerah yang harus dilestarikan. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Pengunjung menikmati penampilan atau aksi dari sejumlah kelompok, seperti Drum Band Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Kelompok Pengibar Bendera Pelajar Solo, Iringan Profil Pahlawan, Drumband SMPN 9 Solo, Prajurit Dinas Pengelolaan Pasar (DPP), Drum Band Gugus Depan (Gudep) Teritorial Generasi Pilihan Solo, Satgas Majelis Tafsir Alquran (MTA) Solo, dan Marching Band Gita Pamong Praja Pemkot Solo. Penampilan kelompok-kelompok itu menghiasi 4 km jalanan yang menjadi rute karnaval, mulai dari Stadion R. Maladi, Sriwedari hingga halaman Balai Kota Solo.

Arak-arakan yang diselenggarakan untuk memeriahkan peringatan HUT ke-69 Republik Indonesia itu disambut antusias warga Kota Solo dan sekitarnya. Mereka menyaksikan karnaval dengan aksi yang didominasi oleh pertunjukan drum band itu. Namun, sebagaimana pengakuan sejumlah pengunjung, drum band bukanlah pertunjukan yang paling ditunggu.

Pasdukan Pangeran Diponegoro saat Pemkot Solo menggelar Karnaval Perjuangan Pahlawan dalam rangka HUT ke-69 RI di Stadion R. Maladi, Sriwedari Solo, Minggu (17/8/2014). (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Pasdukan Pangeran Diponegoro saat Pemkot Solo menggelar Karnaval Perjuangan Pahlawan dalam rangka HUT ke-69 RI di Stadion R. Maladi, Sriwedari Solo, Minggu (17/8/2014). (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Seorang warga RT 002/RW 006, Serengan, Solo, Iis Wahyuni, 35, mengaku paling tertarik dengan iringan profil pahlawan. Dia yang datang menyaksikan karnaval dengan keluarganya itu ingin belajar dan mengenang sejarah perjuangan pahlawan. “Saya sengaja datang dengan mengajak dua anak saya. Selama ini mereka lewat jalan sini [Jl. Slamet Riyadi] namun tidak mengetahui asal muasal nama itu berasal. Kebetulan ada foto besar [Slamet Riyadi] yang dibawa saat karnaval. Saya mengenalkan terlebih dahulu kepada anak-anak bahwa Slamet Riyadi adalah pahlawan perjuangan kemerdekaan,” kata dia saat dijumpai Solopos.com di depan Rutan Kelas 1 Solo.

Selain Slamet Riyadi yang namanya diabadikan untuk nama jalan utama Kota Solo, terdapat lebih dari 20 profil dan data sejarah pahlawan perjuangan kemerdekaan yang dapat disaksikan pengunjung. Karakter pahlawan juga dikenalkan kepada pengunjung dalam kostum-kostum yang dikenakan oleh perwakilan masyarakat. Sebagai contoh, seseorang berjubah putih menunggangi kuda memerankan sosok Diponegoro.

Inilah duplikat Proklamator Soekarno-Hatta yang tampil saat Pemkot Solo menggelar Karnaval Perjuangan Pahlawan dalam rangka HUT ke-69 RI di Stadion R. Maladi, Sriwedari Solo, Minggu (17/8/2014). (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Inilah duplikat Proklamator Soekarno-Hatta yang tampil saat Pemkot Solo menggelar Karnaval Perjuangan Pahlawan dalam rangka HUT ke-69 RI di Stadion R. Maladi, Sriwedari Solo, Minggu (17/8/2014). (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mengatakan karnaval dijadikan sebagai media pengingat kepada generasi muda untuk meneruskan perjuangan pahlawan. “Kita bangkitkan semangat perjuangan kembali saat ini. Kita punya tugas untuk mengisi kemerdekaan dengan karya dan tindakan positif. Semangat tersebut dapat dipelajari dari perjuangan pahlawan yang mulai dikenalkan kepada anak-anak,” kata dia saat dijumpai wartawan sebelum karnaval, Minggu.

Rudy berencana menjadikan karnaval sebagai agenda tahunan Pemkot setiap peringatan Hari Kemerdekaan. “Bisa nanti melalui regulasi seperti peraturan wali kota. Nanti ada karnaval tiap tahun untuk menampung kreativitas masyarakat juga. Tahun depan bahkan selain karnaval, saya berpikir akan mengisi [peringatan kemerdekaan] dengan drama kolosal di Benteng Vastenburg,” ujar dia.

Tak Kondusif

Begini profil Slamet Riyadi yang tampil saat Pemkot Solo menggelar Karnaval Perjuangan Pahlawan dalam rangka HUT ke-69 RI di Stadion R. Maladi, Sriwedari Solo, Minggu (17/8/2014). (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Begini profil Slamet Riyadi yang tampil saat Pemkot Solo menggelar Karnaval Perjuangan Pahlawan dalam rangka HUT ke-69 RI di Stadion R. Maladi, Sriwedari Solo, Minggu (17/8/2014). (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Kendati secara umum karnaval berlangsung lancar, sejumlah pengunjung menyesalkan suasana Karnaval Perjuangan Pahlawan yang mereka nilai tidak kondusif. Sejumlah kendaraan bermotor bisa merangsek di sela-sela karnaval yang dilaksanakan setelah upacara peringatan Hari Kemerdekaan 2014 di Stadion R. Maladi, Sriwedari itu.

Iis Wahyuni mengatakan kendaraan bermotor melintas di badan rel Jl. Slamet Riyadi. Aksi kendaraan yang didominasi sepeda motor itu mengganggu pengunjung saat menyaksikan kelompok karnaval berjalan di tengah jalan. “Ada banyak motor melintas di Jl. Slamet Riyadi. Mereka menerobos di sela-sela kelompok karnaval. Untung saja ukuran sela-sela tersebut tidak cukup untuk dilalui mobil. Kalau cukup, karnaval jadi terkesan sangat tidak teratur,” kata Iis saat dijumpai Espos di depan Rutan Kelas 1 Solo saat menyaksikan karnaval, Minggu.

Begini profil pasukan Panglima Besar Jenderal Sudirman yang tampil saat Pemkot Solo menggelar Karnaval Perjuangan Pahlawan dalam rangka HUT ke-69 RI di Stadion R. Maladi, Sriwedari Solo, Minggu (17/8/2014). (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Begini profil pasukan Panglima Besar Jenderal Sudirman yang tampil saat Pemkot Solo menggelar Karnaval Perjuangan Pahlawan dalam rangka HUT ke-69 RI di Stadion R. Maladi, Sriwedari Solo, Minggu (17/8/2014). (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Pantauan Solopos.com, Minggu, pengendara sepeda motor yang berada di sela-sela peserta karnaval mulai tampak di bagian tengah hingga belakang rombongan. Sebaliknya, kelompok karnaval di bagian depan yang menampilkan aksi drum band dari Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang itu tanpak teratur.

“Saya melihat pengamanan pada kelompok karnaval hanya berada di depan. Dari tengah sampai belakang tidak ada lagi petugas keamanan yang berjaga. Maka dari itu, pengguna kendaraan bermotor bisa mengganggu. Ya, saya melihat yang dirugikan bukan hanya pengunjung tetapi juga peserta. Peserta karnaval jadi tidak leluasa untuk bergerak dan menampilkan karya kan?,” ujar Iis.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Rekomendasi