SOLOPOS.COM - Mobil balap Formula One dengan mesin Raenault tahun ini akan berakhir kerja sama mereka. ist/ibs.bhu

Formula One 2015 menjandi penanda berakhirnya kerja sama Red Bull dengan produsen mesin F1 Renault.

Solopos.com, MILTON KEYNES—Red Bull memang harus bergerak cepat untuk mencari pemasok mesin baru Formula One (F1) lantaran mereka berpisah dengan Renault meski masih terikat kontrak hingga akhir musim 2016. Tapi, tim pabrikan Austria ini tak mau terburu-buru mengambil keputusan untuk menggaet produsen mesin baru.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ya, sejak era mesin V6 turbo diperkenalkan di musim 2014 perusahaan pembuat mesin F1 kesulitan menyesuaikan diri. Termasuk Renault yang harus merelakan era kejayaan mereka selama empat musim berakhir. Supplier asal Prancis ini gagal menyuguhkan mesin turbo bagus yang membikin performa Red Bull melorot drastis.

Di musim 2015 kondisi itu tak juga membaik. Renault masih tak berdaya di tengah dominasi Mercedes yang jadi moncer sejak regulasi mesin berganti. Honda yang kembali ke F1 dengan menggandeng McLaren juga gagal total. Sejauh ini hanya Mercedes dan Ferrari yang punya power unit oke di F1.

“F1 seharusnya punya pemasok mesin yang lebih kompetitif. Tergantung dengan dua pemasok mesin tak sehat untuk kejuaraan ini. Di era mesin V8 lebih baik ada tiga hingga empat supplier untuk berebut juara,” papar Team Principal Red Bull, Christian Horner, dilansir autosport.com, Selasa (22/9/2015).

Red Bull sedang menimbang untung rugi mencari rekan baru untuk menangani mesin mobil mereka. Kabar terbaru mereka dihubungkan dengan Volkswagen. Namun demikian, Horner membantah rumor soal kerja sama baru dengan produsen mobil asal Jerman tersebut.

“Jika VW tertarik F1 itu hal yang bagus. Tapi, soal kami sendiri itu masih spekulasi. Seandainya mereka jadi masuk F1 mereka harus melihat regulasi dengan cermat. Mereka harus memproduksi mesin yang kompetitif,” imbuh Horner.

Sementara itu, Chief Honda, Yasuhisa Arai, meminta penyelenggara F1 merubah aturan soal mesin. Seharusnya regulasi mesin itu tak diterapkan seketika untuk Honda yang notabene pendatang baru di kejuaraan balap jet darat ini.

Honda mengalami kesulitan menampilkan mobil yang bagus untuk McLaren. Tim pabrikan Jepang ini dibekap masalah reliabilitas yang berkepanjangan yang membikin McLaren-Honda berada di klasemen konstruktor terendah kedua.

“Honda berada dalam fase baru dan memang berada di belakang tim top. Saya berharap regulasi yang baru nanti lebih rileks sehingga kami bisa mengejar ketertinggalan itu,” jelas Arai, dilansir crash.net. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya