SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SAKHIR</strong> &ndash; Siapa pembalap Formula 1 (F1) dengan performa paling buruk di musim 2016 dan 2017? Jika ukurannya perolehan poin, predikat ini boleh jadi jatuh pada Marcus Ericsson.</p><p>Ya, pembalap Sauber asal Swedia itu selalu gagal meraup poin di dua musim kemarin. Dia bahkan menjadi satu-satunya pembalap reguler yang tak pernah masuk 10 besar di musim 2017. Namun memori buruk tersebut agaknya mulai dilupakan Ericsson. Pembalap 27 tahun ini akhirnya sukses &ldquo;pecah telur&rdquo; di Sirkuit Sakhir, Bahrain, Minggu (8/4/2018) malam WIB.</p><p>Ericsson memetik dua poin setelah mampu finis kesembilan di seri kedua ajang balap jet darat musim 2018 itu. Di <em>race </em>tersebut Ericsson berhasil mengungguli pembalap papan tengah macam Esteban Ocon, Carlos Sainz Jr. hingga Romain Grosjean untuk masuk ke jajaran 10 besar. &ldquo;Saya menjalani beberapa tahun yang sulit dan saya bekerja sangat keras untuk meraih performa ini,&rdquo; ujar Ericsson seperti dilansir <em>Crash</em>, Senin (9/4/2018).</p><p>Kali terakhir Ericsson mereguk poin memang sudah cukup lama yakni di GP Italia, 6 September 2015, atau 2,5 tahun silam. Kala itu dia meraih dua poin hasil finis kesembilan. Setelah periode itu, finis terbaik sang pembalap hanya di peringkat 11 (empat kali) sampai akhirnya kembali mencetak angka di GP Bahrain. Catatan tersebut membuat banyak pihak sempat mempertanyakan kenapa Sauber mempertahankan Ericsson di musim 2018 ketimbang menunjuk driver muda potensial seperti Pascal Wehrlein atau Antonio Giovinazzi.</p><p>&ldquo;Sebelum ini, saya beberapa kali sangat dekat [dengan 10 besar] tapi selalu saja ada hal buruk yang terjadi. Poin hari ini seperti menurunkan beban berat yang ada di pundakku,&rdquo; tutur Ericsson yang mengawali debut F1 bersama Caterham musim 2014.</p><p>Mesin Alfa Romeo yang kini memperkuat Sauber sedikit banyak membuat performa tim meningkat. Namun Ericsson bersama rekannya, Charles Leclerc, tentu perlu menunjukkan konsistensi agar hasil di GP Bahrain tak dianggap sebagai kebetulan semata. &ldquo;Ini tentang bagaimana mengelola performa bagus hingga musim berakhir. Saya pikir kami mampu melakukannya,&rdquo; kata Ericsson.&nbsp;</p>

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya