SOLOPOS.COM - POPULER -- Pesawat F-27 milik AU Finlandia. Pesawat ini dirancang dan dibangun Fokker untuk mengisi ceruk yang ditinggalkan pesawat angkut multiguna era Perang Dunia II, DC-3. (airplane-pictures.net)

POPULER -- Pesawat F-27 milik AU Finlandia. Pesawat ini dirancang dan dibangun Fokker untuk mengisi ceruk yang ditinggalkan pesawat angkut multiguna era Perang Dunia II, DC-3. (airplane-pictures.net)

SOLO – Fokker F-27 Troopship atau varian militer dari F-27 yang salah satunya mengalami musibah jatuh di dekat bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, adalah pesawat yang cukup populer di kalangan penerbangan. Pesawat yang jatuh ini, yang bernomor registrasi TNI AU A 2708, adalah bagian dari Skadron 2 TNI AU yang bermarkas di Lanud Halim.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Bagaimana riwayat pesawat ini? Menurut tulisan di majalah kedirgantaraan Angkasa yang dikutip di blog peminat militer Defense-Studies, di Indonesia F-27 kali pertama dipakai oleh PT Pertamina. Menurut Mayor Purn Sudarjono, adik kandung pahlawan nasional perintis TNI AU, Agustinus Adisutjipto, F-27 pertama Pertamina tiba di tanah air tahun 1966. Dirinya adalah penerbang pertama pesawat itu di Indonesia. Sekitar tiga bulan setelah kedatangan F-27 pertama yang diberi registrasi PK-PFA, Sudarjono berangkat ke Schipol, Belanda untuk mengikuti pendidikan dan selanjutnya dipercaya membawa pulang pesawat F-27 yang kedua. Kepercayaan berlanjut di mana Sudarjono mendapat tugas khusus membawa PK-PFB ke beberapa Negara Asia untuk promosi. Penugasan ini berdasar permintaan Fokker untuk menggunakan pesawat Pertamina sebagai media promosi.

F-27 sendiri dirancang Fokker, perusahaan pesawat yang didirikan Anthony Fokker, warga Belanda kelahiran Kediri, Jawa Timur, pada tahun 1950-an untuk menggantikan pesawat angkut serbaguna DC-3 buatan Amerika.

Selama dioperasikan Pertamina, F-27 digunakan sesuai fungsi asasinya pesawat transport. Paling sering ke Medan, Palembang dan Sorong. Termasuk ketika Pepera (Pengumpulan Pendapat Rakyat) di Irian Barat tahun 1969, Pertamina mengirim masing-masing satu DC-3 Dakota dan F27. Barulah setelah itu F27 dioperasikan oleh Garuda Indonesia.

Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia mulai menggunakan F-7 tahun 1969. Oleh Dirut Garuda Wiweko Soepono, F27 dimaksimalkan sebagai mesin uang yang keuntungannya digunakan untuk pengadaan armada baru. Pengabdian F27 di Garuda berakhir tahun 1977, menandai mulainya Garuda mengoperasikan pesawat jet.

TNI AU baru mulai menggunakan F-27 sejak 8 Agustus 1976. Kabarnya, salah satu alasan minat TNI AU pada F-27 adalah kesan positif KSAU saat itu, Marsekal Saleh Basarah ketika diundang ke Belanda. Dalam suatu perjalanan dinas, Saleh Basarah diterbangkan menggunakan F-27 VIP. Total delapan pesawat dibeli untuk TNI AU.

Daftar pesawat F-27 Troopship yang dimiliki TNI AU:
– Nomor registrasi A-2701 (datang 7 September 1976)
– Nomor registrasi A-2702 (datang 26 September 1976)
– Nomor registrasi A-2703 (datang 26 September 1976)
– Nomor registrasi A-2704 (datang 20 Oktober 1976)
– Nomor registrasi A-2705 (datang 1 November 1976)
– Nomor registrasi A-2706 (datang 12 November 1976)
– Nomor registrasi A-2707 (datang 29 November 1976)
– Nomor registrasi A-2708 (datang 9 Februari 1977)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya