SOLOPOS.COM - Penandatanganan kontrak pembangunan flyover Purwosari di Loji Gandrung, Solo, Rabu (8/1/2020). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Manajemen rekayasa lalu lintas untuk kendaraan dari luar kota (Sukoharjo-Wonogiri) sebagai dampak pembangunan flyover Purwosari Solo belum disepakati.

Instansi terkait masih memikirkan rute yang tepat untuk mengalihkan kendaraan berat dan bus dari arah selatan tersebut. Sejumlah rute yang sebelumnya diajukan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo dimentahkan dalam rapat koordinasi (rakor) yang dihadiri perwakilan Satlantas Polresta Solo, Satlantas Polres Sukoharjo, Dishub Sukoharjo, dan pelaksana proyek, Rabu (8/1/2020).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Rekayasa yang diajukan tersebut yakni bus dan truk yang selama ini melewati Jl. Dr. Radjiman dan berbelok ke Jl. Agus Salim akan diarahkan lurus ke barat melewati underpass Makamhaji.

Selanjutnya, bus yang hendak ke Terminal Tirtonadi bisa berbalik arah ke timur melalui simpang empat Gembongan, lalu Jl. Solo-Semarang, belok ke Jl. Prof. Suharso atau Jl. Ahmad Yani.

Sedangkan kendaraan berat dari selatan, seperti dari Wonogiri dan Sukoharjo yang menuju ke barat (Jogja dan Semarang) diarahkan melewati kawasan Baki guna menghindari ruas jalan di dalam kota.

Jadwal Pemadaman Listrik di Solo Kamis 9 Januari 2020, Ini Wilayah Terdampak!

“Rekayasa lalu lintas dalam kota di sekitar lokasi proyek tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah pengalihan arus bus dan kendaraan berat,” kata Kepala Dishub Solo, Hari Prihatno, ditemui seusai rakor di kantornya, Rabu.

Ia mengatakan underpass Makamhaji dan Jl. Slamet Riyadi, Kartasura, Sukoharjo, yang semula dirancang sebagai rute pengalihan dianggap tidak ideal. Underpass tersebut rawan banjir saat hujan deras sehingga harus dicarikan rute alternatif lain.

“Truk trailer, bus besar akan susah lewat sana [underpass Makamhaji] kalau banjir. Sedangkan yang di simpang empat Gembongan itu rawan macet karena di sana sudah terdampak exit tol Ngasem,” tutur Hari.

Kasatlantas Polresta Solo, Kompol Busroni, mengatakan potensi penumpukan kendaraan di Tugu Lilin juga sangat besar. Sementara opsi meminta kendaraan masuk tol sulit terealisasikan karena berbayar.

Umbul Ponggok Klaten Segera Dipermak Jadi Berkelas Internasional

“Pengusaha pasti punya hitungan sendiri kalau truk masuk tol. Tapi, kami tetap akan memasang rambu penunjuk jalan ke arah tol agar mereka terbebas dari macet,” ucapnya.

Ketidaksepakatan itu akhirnya memunculkan keputusan untuk mengecek kondisi lapangan dan menghitung banyaknya kendaraan yang melintas di ruas-ruas jalur pengalihan tersebut. Peninjauan diharapkan mendapatkan angka pasti termasuk potensi kemacetan di sejumlah lokasi yang dikhawatirkan.

“Kami akan turun ke lapangan Kamis [9/1/2020]. Harapannya segera menemukan solusi,” kata Busroni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya