SOLOPOS.COM - Kendaraan memadati ruas Jl. MT Haryono saat simulasi rekayasa lalu lintas proyek flyover Manahan, Solo. (M.Ferri Irawan/JIBI/Solopos)

Flyover Manahan Solo, Dishub mengubah rekayasan lalu lintas berdasar hasil evaluasi.

Solopos.com, SOLO -- Dinas Perhubungan (Dishub) Solo mengubah manajemen rekayasa lalu lintas (MRLL) pembangunan jalan layang (flyover) Manahan yang akan diterapkan mulai November nanti. Perubahan itu sesuai hasil evaluasi simulasi MRLL pada Rabu (4/10/2017) siang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dishub Solo, Hari Prihatno, membeberkan berdasarkan hasil evaluasi simulasi MRLL pembangunan flyover Manahan antara pejabat Dishub dan aparat Satlantas Polrestas Solo, Rabu sore, ada beberapa perubahan rekayasa lalu lintas yang dianggap perlu bahkan segera diterapkan.

Beberapa perubahan tersebut antara lain menjadikan Jl. R.M. Said ruas simpang Pemuda sampai perlintasan sebidang Pasar Nongko yang semula direncanakan searah kembali menjadi dua arah seperti hari biasanya. (Baca: Nyaris Macet di Mana-Mana, Ini Foto-Foto Pantauan Lalu Lintas Solo)

Selain itu, akan ada pemasangan barikade di tengah Jl. Slamet Riyadi ruas Taman Kota Kerten serta pemaprasan jalur hijau di depan SMPN 1 karena menyulitkan kendaraan bermanuver masuk jalur lambat Jl. M.T. Haryono.

“Perubahan rekayasa lalu lintas itu langsung diberlakukan sore ini hingga batas waktu simulasi pada Kamis [5/10/2017] pukul 06.00 WIB. Tadi disampaikan juga [di pertemuan evaluasi] perubahan rekayasa lalu lintas ini untuk bahan persiapan simulasi berikutnya,” kata Hari saat diawawancarai Solopos.com setelah menghadiri evaluasi pelaksanaan simulasi MRLL pembangunan flyover Manahan di Kantor Dishub Solo, Rabu sore.

Hari menyampaikan simulasi MRLL pembangunan flyover Manahan tidak hanya sekali, melainkan bisa dua kali dan bahkan tiga kali. Namun, dia belum bisa memastikan kapan simulasi MRLL lanjutan bakal dilaksanakan.

Dishub perlu menyiapkan bahan evaluasi lebih komprehensif untuk mempersiapkan agenda simulasi MRLL lanjutan. Hari mengatakan perubahan skenario MRLL pembangunan flyover Manahan diperlukan untuk mengurai kemacetan lalu lintas di sejumlah ruas jalan yang terjadi saat simulasi kali ini. (Baca: Simulasi Rekayasa Lalu Lintas Digelar, Warga Nekat Terobos Rambu-Rambu)

“Dua kali lagi lah simulasi. Artinya simulasi sekarang ini hanya untuk melihat kondisi riil di lapangan bagaimana dampak dari penutupan perlintasan KA Manahan. Rekayasa lalu lintas yang kami buat kemarin tentu belum menjamin kondisi lalu lintas akan smooth. Maka dari itu kami bersepakat ada simulasi lagi, entah waktunya kapan. Kalau perlu nanti simulai dilaksanakan dua hari berturut-turut supaya masyarakat lebih mengenal rekayasa lalu lintasnya,” jelas Hari.

Kasi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dishub Solo, Ari Wibowo, menjelaskan alasan Dishub dan Satlantas Polresta Solo memutuskan membuat Jl. R.M. Said kembali menjadi dua arah saat simulasi MRLL pembangunan flyover pada Rabu sore.

Menurut dia, hal itu untuk mengurai kepadatan di sejumlah ruas jalan terdampak penutupan perlintasan KA Manahan seperti Jl. Setiabudi, Jl. A. Yani depan Terminal Tirtonadi-Pasar Gilingan, Jl. S. Parman, hingga proliman Balapan.

“Hasil evaluasi rekayasa lalu lintas pembangunan flyover Manahan kami sampaikan juga kepada masyaraat. Misalnya, kami memanfaatkan akun media sosial Dishub Solo langsung mengumumkan perubahan rekayasa lalu lintas di Jl. R.M. Said menjadi dua arah mulai saat ini [Rabu sore] hingga besok [Kamis] pagi. Skenario MRLL bisa kami ubah, namun informasi detailnya kami sampaikan pada kesempatan berikutnya,” jelas Ari.

Kepala Urusan Pembinaan Operasi Lantas (KBO) Lantas Polresta Solo, Iptu Bambang Subekti, menemukan sejumlah titik kemacetan baru di wilayah Solo yang timbul saat simulasi MRLL flyover Manahan terutama saat pagi dan sore hari.

Dia memerinci lokasi kemacetan baru yang tercipta saat simulasi terutama di simpang tiga Jl. Samratulangi, Pasar Nongko, simpang tiga Jl. Setiabudi, dan simpang empat Pemuda atau Jl. R.M. Said.

“Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, kemacetan parah terjadi selama jam sibuk yakni mulai pukul 06.30-08.30 WIB dan sore hari saat pulang sekolah dan kerja. Setelah evaluasi, kami langsung ubah rekayasa lalu lintas seperti di simpang empat Pemuda kami berlakukan dua arah lagi menuju arah Pasar Nongko untuk mengurangi kendaraan masuk Jl. Setiabudi hingga Jl. S. Parman,” terang Bambang.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar bakal lokasi pembangunan flyover Manahan terutama saat memasuki jam sibuk berangkat dan pulang sekolah atau kantor.

Kemacetan parah hingga berjam-jam terpantau terjadi di Jl. Ahmad Yani, Jl. Slamet Riyadi, Jl. S Parman, Jl. R.M. Said, Jl. Sam Ratu Langi, Jl. Thamrin, hingga jalan-jalan kampong di sekitar Manahan dan Purwosari. Petugas Dishub dan Polresta Solo berjaga di sejumlah persimpangan jalan guna mengatasi kemacaten tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya