SOLOPOS.COM - Petugas Dinas PUPR Kota Solo menggunakan mesin pompa untuk menyedot air drainase di Jl. dr. Moewardi, Senin (27/11/2017). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Anggota Komisi II DPRD Solo geram karena hasil pekerjaan drainase pendukung flyover Manahan kurang maksimal.

Solopos.com, SOLO -- Anggota Komisi II DPRD Solo ngomel-ngomel saat meninjau proyek pembangunan saluran drainase pendukung proyek flyover Manahan, Senin (27/11/2017). Hasil pekerjaan kontraktor proyek itu dinilai tak maksimal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain box culvert drainase yang dipasang tidak lurus, pada saluran air ini justru terjadi genangan. Kalangan legislator pun mendesak rekanan memperbaikinya sebelum deadline akhir Desember 2017.

Ketua Komisi II DPRD Solo, Y.F. Sukasno, menyayangkan pembangunan saluran drainase khususnya di Jl. Yosodipuro. Menurutnya, semestinya box culvert saluran dibuat lurus dan tidak membelok. Selain itu, seharusnya saluran juga dibuat tinggi rendah sehingga air bisa mengalir dan tak terjadi genangan. (Baca: Jl. dr. Moewardi Ditutup Sebagian, Perempatan Paragon Macet)

“Ini kan saluran drainase untuk mengalirkan air, belum juga jadi justru sudah terjadi genangan air. Semestinya setelah dikeruk, dikeringkan terlebih dahulu kalau ada air, diberi lapisan fondasi atas [LPA] baru kemudian dipasang box culvert. Akan tetapi, yang terjadi salurannya bengkok dan ada genangan air,” paparnya kepada wartawan.

Dalam hal ini Pemerintah Kota (Pemkot) Solo melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Solo bertanggung jawab merampungkan proyek pendukung flyover Manahan itu. Ada dua rekanan yang menggarap saluran drainase ini.

Pertama, PT Mekar Lima Putra yang mengerjakan drainase Jl. dr. Moewardi sisi timur hingga Jl. Yosodipuro depan kantor Dinas Pemadam Kebakaran. Proyek ini bernilai Rp4,943 miliar. Sedangkan rekanan kedua, yakni PT Chiko Group, membangun saluran drainase Jl. dr. Moewardi sisi barat dari selatan perlintasan kereta api Manahan sampai depan Masjid Kota Barat. Pekerjaan ini bernilai Rp4,3 miliar. (Baca: Potensi Macet akibat Proyek Drainase Jl. dr. Moewardi sampai 15 Desember)

“Di samping itu, perlu inlet sehingga air bisa langsung masuk saluran dan tak menimbulkan genangan,” imbuhnya.

Anggota Komisi II DPRD Solo, Ekya Sih Hananto, mendesak rekanan untuk memperbaiki saluran tersebut. Jika hal ini tak dibetulkan, dampak buruknya air tak bisa mengalir dan justru pampat.

“Apalagi ini musim penghujan sehingga rawan terjadi genangan. Maka dari itu, kami minta drainase segera diperbaiki sebelum waktu pengerjaan berakhir. Khususnya pekerjaan di Jl. Yosodipuro yang tidak maksimal,” katanya.

Sementara itu, anggota staf PT Mekar Lima Putra, Larto, menjelaskan genangan air di Jl. Yosodipuro lantaran adanya sedimen yang tinggi di saluran lama sehingga menghambat laju air. “Saluran lama sedimennya tinggi sehingga bikin pampat. Kami juga telah memasang LPA sebelum diberi box culvert. Kami akan perbaiki ini,” paparnya.

Sedangkan pengawas proyek drainase Jl. dr. Moewardi, Sidiq Prasetyo, mengatakan galian pekerjaannya sedalam 3,5 meter dan box culvert dengan diameter 1,8 meter. “Rekanan kami mengerjakan dari selatan rel hingga depan Masjid Kota Barat yang sebelah barat jalan sepanjang 300 meter. Nantinya setiap 25 meter ada inlet,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya