SOLOPOS.COM - Kendaraan memadati ruas Jl. MT Haryono saat simulasi rekayasa lalu lintas proyek flyover Manahan, Solo. (M.Ferri Irawan/JIBI/Solopos)

Pemkot Solo memutuskan mengubah jam masuk kerja ASN untuk menghindari kemacetan parah saat flyover Manahan dibangun.

Solopos.com, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akhirnya memutuskan mengubah jam kerja aparatur sipil negara (ASN) per Senin (12/3/2018). Sementara untuk jam masuk sekolah tetap.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penyesuaian jam kerja ASN tersebut diberlakukan guna mengantisipasi kemacetan parah di jalan-jalan terdampak pembangunan jalan layang (flyover) Manahan. Keputusan ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Wali Kota Nomor 800/1895/2018 tentang Penyesuaian Jam Kerja Selama Pembangunan Flyover Manahan tertanggal 8 Maret 2018.

Sekretaris Daerah (Sekda) Solo Budi Yulistianto mengatakan penyesuaian jam kerja ASN diharapkan bisa mengurangi kepadatan lalu lintas saat jam sibuk selama flyover Manahan dibangun. “Jam masuk ASN dimundurkan 15 menit atau menjadi pukul 07.30 WIB. Nanti pulangnya juga menyesuaikan mundur,” kata Budi ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Kamis (8/3/2018).

Ekspedisi Mudik 2024

ASN masuk kerja pukul 07.30 WIB juga agar tidak bareng bersama jam masuk kerja karyawan swasta yakni pukul 08.00 WIB. Pemkot khawatir jika dibarengkan, justru tidak menyelesaikan persoalan melainkan menambah kepadatan lalu lintas selama pembangunan flyover berlangsung.

Baca:

Perubahan jam kerja ASN itu berlaku mulai 12 Maret hingga 30 November dan ditujukan bagi ASN nonpendidikan. Pemkot tidak mengubah jam masuk siswa sekolah sehingga jam masuk kerja ASN di bidang pendidikan juga tidak berubah.

“Jam masuk ASN ini nanti tetap akan dievaluasi. Apakah cukup efektif diterapkan atau tidak,” katanya.

Penyesuaian jam kerja ASN juga berdampak pada sistem presensi dan apel pagi di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD). Sedangkan untuk upacara bendera setiap Senin tanggal 17 dan hari-hari besar tetap diselenggarakan sekalipun jamnya ikut digeser.

“Digeser sedikit kok hanya 15 menit saja, jadi tidak mengubah banyak. Nanti tidak ada alasan lagi ASN telat ngantor gara-gara macet,” katanya.

Sementara itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo terus menyosialisasikan kepada masyarakat terkait proyek pembangunan Flyover Manahan. Kali ini, Dishub mengundang ratusan kepala sekolah dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga SMA di Bale Tawangarum Kompleks Balai Kota Solo, Kamis siang.

Tak hanya dari sekolah, sejumlah pemangku wilayah kelurahan setempat juga turut hadir dalam sosialisasi tersebut. Kepala Dishub Solo, Hari Prihatno, menekankan kepada pengelola sekolah untuk memaklumi kemacetan yang bakal terjadi selama delapan bulan kedepan.

Hari juga mengimbau agar sekolah dapat menyesuaikan diri mengingat kemacetan pasti terjadi terutama saat jam masuk sekolah. "Kalau kami menyarankan sih paling bisa berangkat lebih pagi. Berharap ada manajemen waktu, seperti waktu mengantar anak dan bekerja. Harus diperhitungkan," papar Hari.

Hari meminta sekolah yang terdampak proyek flyover Manahan agar sesegera mungkin mengadakan sosialisasi dengan para wali siswa. Tujuannya, agar wali siswa mendapat pemahaman lebih terkait lokasi pengantaran dan penjemputan anak.

Diharapkan hal tersebut dapat mengurangi penumpukan kendaraan di bahu jalan. “Misal SMP Negeri 1 itu dropping-nya di Patung Kuda Manahan dan SD Kalam Kudus bisa dropping di utara. Jadi tidak perlu menyeberang," kata Hari.

Kendaraan pengantar siswa SMPN 1 tidak diperkenankan menurunkan dan menaikkan siswa di depan sekolah. Ketentuan pemindahan lokasi droping itu dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengurangi potensi kemacetan yang terjadi di area pembangunan flyover Manahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya