SOLOPOS.COM - Seorang pengendara sepeda motor melintasi jalan yang rusak di wilayah Desa Palur, Mojolaban, Sukoharjo. (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

Seorang pengendara sepeda motor melintasi jalan yang rusak di wilayah Desa Palur, Mojolaban, Sukoharjo. (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

KARANGANYAR – Kepala Desa (Kades) Palur, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo dan Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar meminta dalam pembangunan fly over di Pertigaan Palur memperhatikan warga sekitar. Karena selama ini mereka mengaku tak pernah diajak rembugan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Selama ini tidak pernah ada sosialisasi tentang pembangunan fly over di Palur. Padahal warga kami yang terdampak cukup banyak. Yang ada di tepi jalan Solo-Tawangmangu ada 27 kepala keluarga (kk), yang di dalam desa juga ada banyak yang terkena. Karena jalan-jalan di desa kami digunakan untuk jalan alternatif arus lalu-lintas saat pembangunan berlangsung,” papar Kades Palur, Samidin, kepada Solopos.com.

Dia mengatakan saat pemasangan tiang pancang beberapa waktu lalu, banyak kendaraan yang melewati beberapa jalan di desanya. Kondisi ini mengakibatkan beberapa jalan di desanya banyak yang rusak. Padahal jalan utama di desanya ketika itu baru saja diperbaiki dengan teknik perbaikan aspal hotmix. Tetapi karena arus lalu-lintas yang melewati kawasan itu cukup padat dan diduga beberapa di antaranya bertonase berat melebihi kemampuan jalan, beberapa bagian jalan tersebut menjadi rusak.

Terkait itu hingga kini pihaknya mengaku belum bisa memperbaiki jalan-jalan yang rusak tersebut. “Sekarang belum ada dana sehingga kerusakan jalan masih belum bisa diperbaiki. Pihak pembangun fly over sampai saat ini juga tidak pernah memperbaiki jalan di desa kami yang rusak, sehingga di sana-sini masih masih terlihat jalan berlubang,” ungkap dia.

Secara terpisah Kades Ngringo, Sardiman juga mengatakan pihaknya berharap ada kepedulian pihak terkait terhadap desanya. Sebab selama ini pembangunan flu over membawa dampak negatif bagi desanya.

Di antaranya jalan-jalan desa setempat banyak yang rusak karena saat pemasangan tiang pancang lalu menjadi jalan alternatif. Padahal kelas jalan yang ada sering kali tidak sesuai dengan kendaraan yang melintas sehingga terjadi kerusakan di sana-sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya