SOLOPOS.COM - Sejumlah kendaraan melintas di jalan layang atau fly over Palur, Minggu (10/1/2016). Dinding bagian dalam fly over menjadi lokasi vandalisme. (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Fly over Palur sudah menjadi sasaran aksi vandalisme.

Solopos.com, KARANGANYAR — Jembatan layang atau fly over Palur menjadi bangunan yang ditunggu selama bertahun-tahun. Namun belum resmi jembatan itu diserah terimakan, aksi vandalisme sudah mengancam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jembatan itu sempat diuji coba pada Sabtu (28/11/2016), lalu ditutup kembali pada Minggu (29/11/2016) karena alasan pengecoran jalan. Fly over itu kembali dibuka pada Senin (14/11/2016) karena alasan persiapan libur natal dan tahun baru. Tetapi, jembatan hanya dibuka pada pagi hingga sore hari. Saat itu, lampu penerangan jalan umum (PJU) belum menyala.

Saat itu, fly over Palur mulai dibuka sepanjang hari pada Minggu (24/12/2016) hingga sekarang karena lampu PJU telah menyala. Jalan baru di jembatan layang waktu itu masih berwarna hitam pekat. Sedangkan dinding bagian dalam jembatan warna abu-abu serupa warna semen.

Kini, dinding bagian dalam jembatan layang sudah tidak tak lagi berwarna abu-abu saja. Ada warna hitam, merah, hijau, biru, dan sebagian dinding jembatan layang terdapat coretan. Coretan tak beraturan itu terlihat pada dinding sebelah utara maupun selatan seperti bertuliskan BAM, RDS, KTPS, SDTW, IM SAMPAH, dan lain-lain.

Coretan itu sulit dihapus karena si pelaku menggunakan cat semprot. Namun, tidak ada pengendara yang mengetahui kapan kali pertama coretan itu muncul. Sepintas mungkin mereka melihat sembari memacu kendaraan dengan kecepatan 60 km/jam atau bahkan lebih.

“Enggak tahu. Baru paham ini tadi. Sebelum ini enggak ada kok. Wah, keterlaluan. Enggak bisa lihat dinding bersih. Sampahnya juga berserakan di dekat dinding. Awalnya enggak banyak kok sekarang tambah,” kata salah satu warga Jaten, Iswan, 50, sesaat setelah melintas jembatan layang, Minggu (10/1/2016).

Salah satu petugas parkir di bawah jembatan layang mengaku bernama Masbiin “Gundul”, 40, mengaku tidak tahu menahu apabila dinding jembatan terdapat coretan. Dia bekerja di bawah jembatan pada pukul 08.00-17.00 WIB atau pukul 17.00-20.00 WIB. Tetapi, dia tidak pernah mengetahui aksi vandalisme.

Dia memastikan tidak ada pengamen, anak jalanan, maupun gelandangan yang menginap di bawah jembatan layang. Selain diwarnai banyak coretan di dinding, kondisi jembatan layang juga kotor. Sampah berserakan di dekat dinding jembatan. Botol bekas air mineral, kulit dan bungkus makanan, busa, dan lain-lain.

“Malam enggak ada yang tidur di bawah jembatan. Banyak orang lewat jadi ya enggak tahu siapa. Siapapun mungkin, turun sebentar lalu mencoret,” cerita dia di sela-sela pekerjaannya.

Pengawas Lapangan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kartasura-Surakarta Paket Fly Over Palur, Satijo, mengaku kesulitan mengawasi vandalisme. Dia berharap pemerintah setempat dan masyarakat ikut merasa memilki. “Ya mestinya pemerintah daerah atau masyarakat ikut memiliki, merawat, dan mengawasi. Ini pekerjaan atau kontrak selesai dari kontraktor penyerahan pertama,” ujar dia saat dihubungi Espos melalui pesan singkat, Minggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya