SOLOPOS.COM - Ilustrasi penanganan flu burung (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Ilustrasi penanganan flu burung (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

SUKOHARJO — Penyakit flu burung atau avian influenza menyerang puluhan ekor ayam di Dukuh Ngambak Kalang RT 002/RW 012, Desa Wirun, Kecamtan Mojolaban, Rabu (8/5/2013). Seorang warga setempat diduga terkena virus flu burung karena sudah kontak fisik dengan ayam yang sudah mati mendadak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu warga dukuh tersebut, Ichwan Yunianto, saat ditemui wartawan, Rabu, mengatakan sekitar tiga hari yang lalu, ayam-ayam yang dipelihara oleh Mardi Siswoyo, tetangga dekatnya, sedikit demi sedikit mati. Ayam yang sudah mati itu, sambung Ichwan, oleh Mardi dibakar dan dikubur di pojok samping rumahnya.

Beberapa hari yang lalu saat Mardi membakar ayam yang sudah mati, kata Ichwan, ada tetangganya yang lain turut membantu membakar dan mengubur ayam tersebut.

“Lebih dari 10 ayam yang sudah dibakar dan dikubur,” ujar Ichwan, Rabu. Saat memegang ayam itu, baik Mardi maupun tetangganya itu tidak menggunakan pelindung.

Rabu pagi, kata Ichwan, Mardi mendadak menggigil dan badannya lemas. Pihak keluarga lalu membawa Mardi ke Puskesmas Mojolaban. Dari puskesmas, ia lalu dirujuk ke RSUD Moewardi, Solo, untuk menjalani opname.

Menurut Ichwan, sebelum membakar ayam yang telah mati itu, Mardi dalam kondisi sehat-sahat saja. Namun setelah tiga hari membereskan ayam yang mati, Rabu lalu mengaku badannya demam.

Tetangga Mardi yang membantu membakar ayam, kata dia, sebetulnya juga merasa demam. Namun tetangganya yang sehari-hari bekerja sebagai kondektur truk pasir tersebut tidak menghiraukan sakit demam yang dideritanya itu.

“Dari puskesmas menyatakan kondisi tubuh Mardi demam dan panas sehingga perlu perawatan lebih intensif. Saat ditelusuri, penyebabnya adalah karena bersinggungan dengan ayam yang sudah mati itu,” ungkap Ichwan.

Begitu mendapati ada dugaan flu burung, petugas dari Dinas Pertanian (Distan) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo turun ke lokasi untuk mengecek kondisi kandang ayam milik Mardi. Setelah dicek, petugas dibantu oleh karang taruna desa setempat membantu menyemprotkan desinfektan ke kandang ayam milik Mardi. Sejumlah kandang ayam milik warga lainnya juga disemprot agar penyakit flu burung tidak menyebar.

“Semua yang berada di kandang dibakar semua. Ayam yang hidup juga dimusnahkan,” ujar salah satu anggota karang taruna Wirun, Sriyanto.

Anggota keluarga Mardi,  Trismiyati, mengatakan ada sekitar 50 ekor ayam yang sudah dimusnahkan dan dikubur. Sehari-hari, yang mengurus ayam tersebut adalah ayahnya, yakni Mardi Siswoyo.

“Sebelumnya belum pernah ada ayam yang mati dengan jumlah banyak dan dalam waktu yang singkat. Bapak juga sehari-hari merawat ayam dan tidak sakit,” ujar Trismiyati.

Terpisah, Kepala Dinkes Sukoharjo, Guntur Subyantoro, membenarkan bahwa ada kasus flu burung di Wirun. Kendati demikian, pihaknya masih akan mengecek apakah ada penularan dari unggas ke manusia. Saat ini yang baru diketahui yakni penularan antarunggas. “Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, kami sudah mengecek secara langsung untuk penanganannya,” terang Guntur.

Simak berita terkait : http://digital.solopos.com/file/10052013/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya