SOLOPOS.COM - Produk karangan bunga dari Eliza Florist (FOTO/Istimewa)

Produk karangan bunga dari Eliza Florist (FOTO/Istimewa)

Sekilas bisnis florist tampaknya berisiko tinggi bagi pemula. Sifat bunga yang cepat layu jadi penyebabnya, padahal belum tentu ada pesanan datang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tapi risiko ini sebenarnya cukup sepadan jika melihat keuntungannya. Harga karangan bunga yang paling murah sudah mencapai Rp500.000. Padahal nilai bahan bakunya tidak sampai lebih dari Rp100.000.

Untuk memulai usaha di kios, bahan baku berupa bunga harus tersedia untuk meyakinkan konsumen. Namun beda lagi jika usaha sudah dipasarkan secara online. Pengusaha florist online seperti Haryono Sumadi, hanya perlu membeli bunga jika pesanan sudah datang.

Beberapa florist di Solo memesan bunga pada agen atau petani bunga di Tawangmangu dan Bandungan, Kabupaten Semarang. Di Jakarta, para florist biasanya memulai usaha dengan menyetor uang beberapa juta rupiah perpekan pada agen bunga. Mereka hampir dipastikan bisa cepat balik modal karena harga produk florist yang tinggi dan pesanan yang terus berdatangan.

Bisnis ini juga menawarkan satu peluang baru, yaitu agen florist. Di Solo ada banyak jasa florist yang bertebaran di pusat kota, namun jarang yang menembus pasar luar kota karena tidak pernah menawarkan jasa via internet. Jika mau, pengusaha florist bisa diajak bekerjasama dalam hal pencarian order. Agen mencari order sebanyak-banyaknya dari luar kota, sedangkan pengusaha florist yang membuatnya. Agen pun bisa mencari untung dari diskon atau menjualnya ke konsumen dengan harga lebih tinggi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya