SOLOPOS.COM - Parade Gejog Lesung dengan kolaborasi kelompok penyanyi yang tampil memeriahkan pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) di Kulonprogo, Jumat (29/8/2014) di Alun-alun Wates. (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

FKY 2015 mengambil tema “Dandan” dan mengambil tempat di Taman Kuliner Sleman

Harianjogja.com, SLEMAN – Taman Kuliner yang berlokasi di Condongcatur, Depok, Sleman akan menjadi tempat digelarnya hajatan akbar Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) XXVII (ke-27) pada Rabu (19/8/2015) hingga Sabtu (5/9/2015) mendatang. Pemilihan tempat itu sekaligus mengubah tradisi FKY yang biasanya selalu digelar di pusat Kota Jogja.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Ketua Divisi Program FKY ke-27 Ishari Sahida mengulas festival ini bersama Pemimpin Redaksi Harian Jogja Anton W. Prihartono, dalam talk show The Captain di radio Star Jogja 101.3 FM, Selasa (11/8/2015) malam.

Ishari Sahida menjelaskan, pemilihan venue di Taman Kuliner, Depok, Sleman melalui banyak pertimbangan dan telah diriset oleh panitia. Pemilihan tempat di luar Ringroad Utara mendapat respon positif dari masyarakat terutama penikmat seni. Pengunjung dari barat, timur dan utara tak perlu lagi harus membelah kota Jogja untuk menuju lokasi.

Tetapi, pria yang biasa disapa Ari Wulu ini mengakui pemilihan Taman Kuliner cukup mendapat respon beragam dari masyarakat asal selatan. Ari menyebut kawasan utara terlalu biru atau modern dengan berbagai gedung tinggi. Karena itu sudah waktunya untuk dimasuki berbau kultur seperti FKY.

“Kebetulan kami ada tim riset 2013-2014, pengunjung dari kalangan mana dan dari mana. Keputusan akhirnya dibikin di utara [Taman Kuliner]. Mudah-mudahan teman-teman selatan mulai berpikir, ini memang sudah waktunya main ke utara,” ungkapnya dalam talk show The Captain.

Melalui teman “Dandan” yang bermakna berbenah pada FKY ke-27, selain ada sajian seni, venue Taman Kuliner terdapat 138 stand kuliner dan produk kreatif. Makna dandan, kata dia, semacam otokritik untuk semua pihak. Karena bisa menjadi cermin, terutama untuk memantulkan citra.

“Sebelum tahun 2014 dodolan, sekarang dandan. Setelah dodolan, sekarang waktunya berbenah bersolek,” ujarnya.

Sebagai punggawa event kesenian terbesar di Jogja, Ari merencanakan harus dengan matang. Sebagian pesar panitia dari kalangan muda. Terdiri atas, 65 panitia inti dan 115 relawan serta ratusan tim artistik lainnya.

“Tahun-tahun sebelumnya pengunjung 5.800 orang per hari, kami berharap di tempat baru ini bisa lebih meningkat dan bernilai bagi masyarakat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya