SOLOPOS.COM - Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, saat berbincang dengan Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Sukabumi, Dody Rukman Meidianto, di rumah dinasnya, Kamis (10/6/2021). (Istimewa/Humas Setda Salatiga)

Solopos.com, SALATIGA – Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, menerima kunjungan kerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, di rumah dinasnya, Kamis (10/2/2021). Kunjungan kerja FKUB Sukabumi itu dipimpin Kepala Badan Kesbangpol Sukabumi, Dody Rukman Meidianto.

Dody mengatakan kunjungan FKUB Sukabumi itu tak lain ingin belajar dari Salatiga yang menyandang predikat sebagai Kota Tertoleran di Indonesia. Ia mengaku Sukabumi merupakan daerah terluas se-Jawa Bali dengan 47 kecamatan, 381 desa, dan lima kelurahan. Di wilayah tersebut juga terdapat lebih dari 2.000 organisasi masyarakat (ormas) yang aktif.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Memang banyak ormas yang kiprahnya positif, tapi ada juga oknum yang memanfaatkan ormas untuk kepentingan pribadi. Bahkan pernah dalam waktu satu bulan ada 13 unjuk rasa, sehingga Kesbangpol Sukabumi sibuk memediasi unjuk rasa,” keluh Dody kepada Wali Kota Salatiga.

Yuliyanto mengatakan selama 4 tahun beruntun Kota Salatiga meraih peringkat 3 besar Kota Tertoleran di Indonesia. Namun, pada 2020 berhasil menyandang peringkat pertama.

Variabel Penilaian

Predikat itu diberikan lembaga Setara Institut dilihat bukan dari kerukunan masyarakatnya saja. Tapi, juga meliputi RPJMD, peraturan daerah, kebijakan pemerintah, tindakan, dan respons pemerintah, peristiwa pelanggaran kebebasan beragama, keyakinan, dan komposisi berdasarkan agama.

Di Tahun 2020, penilaian Setara Institut ditambah menjadi empat variabel yang meliputi regulasi pemerintah, regulasi sosial, tindakan pemerintah dan demografi agama.

“Di Salatiga, jika ada ormas yang akan demo kita undang datang ke sini untuk duduk bersama dan bicara dari hati ke hati. Apa yang menjadi aspirasinya saya minta dapat disampaikan langsung secara terbuka tak perlu capai-capai demo. Silakan mengkritik dan memaki-maki Wali Kota di sini. Bagi saya Rumah Dinas Wali Kota merupakan rumah yang bisa digunakan untuk aktivitas seluruh elemen masyarakat. Mau dangdutan silakan, keroncongan boleh, pengajian boleh, kebaktian juga boleh. Semua kami berikan ruang yang sama tanpa terkecuali,” ujar Yuliyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya