SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

FKUB menilai pendirian tempat ibadah masih rawan konflik

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pendirian dan penggunaan bangunan sebagai tempat ibadah dinilai berpotensi menimbulkan konflik antarumat beragama. Forum kerukunan umat beragama (FKUB) dituntut bisa mengantisipasinya sejak dini dan sebelum percikkan konflik membesar.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Ketua FKUB Kulonprogo Muntachob mengatakan, FKUB memang harus lebih peka dengan setiap gejala sosial terkait kerukunan umat beragama. Upaya pembinaaan dan dialog selalu diutamakan.

“Sebelum terjadi persoalan, kami lakukan dialog. Kalau sudah pecah, itu menjadi kewenangan pemerintah meski FKUB tetap dilibatkan,” ujar Muntachob, usai peresmian gedung FKUB Kulonprogo, Kamis (25/11/2015).

Pemberian rekomendasi rencana pendirian tempat ibadah, lanjut Muntachob, juga perlu ekstra hati-hati. Di samping menggelar rapat internal membahas dokumen kelengkapan dan pemenuhan persyaratan lain, tim juga wajib melakukan peninjauan lapangan sebagai langkah verifikasi.

Muntachob berpendapat, potensi konflik antarumat beragama karena persoalan tempat ibadah di Kulonprogo masih cenderung rendah. Beberapa wilayah yang pernah mengalaminya antara lain Wates, Kalibawang, dan Sentolo.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo berpendapat Kulonprogo bukan termasuk wilayah rawan konflik antarumat beragama. Walau begitu, dia menyadari jika tetap ada potensi yang harus diantisipasi.

“Ada sedikit potensi pada pendirian tempat ibadah dan penyebaran keyakinan tapi bisa dipersuasi dengan pendekatan personal dan upaya mengakomodasi kedua pihak,” kata Hasto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya