SOLOPOS.COM - Suasana di simpang empat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), tepatnya di Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Wonogiri, Senin (5/10/2020). Setiap sore kawasan itu digunakan jualan oleh para PKL yang sebelumnya berjualan di sekitar Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri. (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI -- Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri resmi dibuka kembali, Minggu (25/10/2020). Pedagang Kaki Lima atau PKL diperbolehkan berjualan di kawasan alun-alun Wonogiri mulai Minggu sore.

Kepastian dibukanya alun-alun pada Minggu, didasarkan pada kesanggupan para PKL dalam mempersiapkan protokol kesehatan, baik sebelum berdagang maupun saat berdagang nantinya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Diberitakan sebelumnya, wacana akan dibukanya alun-alun pada Minggu sudah muncul pada awal pekan ini. Namun hal itu belum ada kepastian, masih menunggu persiapan para PKL itu sendiri.

Rilis Desember, Park Bo Gum dan Gong Yoo Duet di Film Seo Bok

Ketua Paguyuban PKL Alun-Alun Wonogiri, Suprijono, mengatakan, pada Jumat (23/10/2020) pagi, pihaknya telah membuat surat kesiapan PKL untuk mulai berdagang pada Minggu.

Surat itu ditujukan kepada Plt Bupati, Sekretaris Daerah Wonogiri, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perindustrian dan Perdagangan (KUKM dan Perindag), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Perhubungan dan instansi terkait lainnya.

Suprijono mengatakan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan spanduk bertuliskan kawasan wajib memakai masker. Denah lapak dan jadwal PKL yang buka pada setiap pekan sudah jadi. Selain itu anggota pengawas internal, yang bertugas memantau protokol kesehatan juga sudah terbentuk.

"Ini nanti sore, denah dan jadwalnya akan kami bagikan kepada anggota. Agar para PKL juga saling mencermati," kata dia saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Pada Kamis (22/10/2020) malam, ia bersama sebagian PKL mencoba melakukan simulasi penataan lapak. Dari Satuan Tugas Covid-19 Wonogiri, dianjurkan antarlapak berjarak tiga meter. Jika hal itu diterapkan tidak bisa menampung 30 persen dari jumlah PKL di alun-alun.

Jarak

Maka, kata dia, pihaknya memberi jarak antarlapak sekitar dua meter. "Lapak antar PKL itu lebarnya berbeda-beda. Nanti kami sesuaikan saat mulai berdagang. Kalau jarak tiga meter itu bisanya di depan kantor Kecamatan Wonogiri dan Telkom," ungkap dia.

Jika yang diperbolehkan hanya 30 persen dari keseluruhan PKL, kata Suprijono, setiap satu pekan PKL yang boleh berjualan di alun-alun hanya 36 lapak. Sedangkan jumlah keseluruhan PKL sebanyak 110 pedagang.

Kepala Dinas KUKM dan Disperindag Wonogiri, Wahyu Widayati, mengatakan pihaknya sudah mengizinkan PKL berdagang di alun-alun pada Minggu. "Sebenarnya itu tergantung kesiapan para PKL. Ketika mereka siap, kami izinkan," kata dia saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Sedot Lemak di Salon Abal-Abal, Model Cantik Ini Meninggal

Ia mengatakan, hasil swab dari para pedagang yang dilakukan pada pekan lalu tidak harus ditempel di setiap lapak PKL. "Pedagang yang belum ikut tes nantinya akan dibarengkan dengan tes swab di KPU pada Senin [26/10/2020]" ungkap dia.

Wahyu menganjurkan agar pembeli membungkus barang yang dibeli, tidak dimakan di tempat. "Jadi yang harus tertib tidak hanya para PKL. Para pembeli juga harus tertib. Selain lebih efisien, ketika dibungkus tidak menambah barang kotor atau sampah di sekitar alun-alun," ujar dia.

Terkait parkir, menurut dia, sudah dikoordinasikan dengan Dishub. "Yang terpenting bisa rapi dan tidak mengganggu arus lalu lintas di sekitar alun-alun," kata Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya