Solopos.com, JAKARTA — Fitur autopilot diduga menjadi biang terjadinya kecelakaan massal mobil listrik Tesla di Amerika Serikat. Badan Keselamatan Lalu Lintas Amerika Serikat (NHTSA) menyebutkan bahwa sejak 2016 setidaknya telah terjadi 30 kecelakaan dengan 10 korban jiwa akibat Tesla.
Dilansir The Guardian, fitur autopilot Tesla diduga kuat menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kolosal tersebut. Namun, laporan investigasi menyebutkan bahwa dari total kasus, hanya ada tiga kecelakaan yang ditemukan menggunakan fitur autopilot.
Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024
Baca Juga: 4 Zodiak Ini Cinta Pegunungan
Dewan Keselamatan Transportasi Amerika Serikat (NTSB) mengatakan fitur autopilot telah menyebabkan tiga kali kecelakaan hingga merenggut nyawa sejak pertama kali digunakan. Hal itu pun menjadi dasar kritik NTSB terhadap Tesla yang dinilai gagal dalam mengawasi sistem keamanan produknya.
NTSB juga mengimbau Tesla agar menginformasikan kepada konsumen untuk tetap melakukan intervensi kemudi meski mengaktifkan fitur autopilot. Di sisi lain, laporan NHTSA tidak menjelaskan secara rinci kecelakaan yang diduga melibatkan Tesla.
Bukan Hanya Tesla
Laporan tersebut diketahui hanya memberikan informasi tentang negara bagian dan tanggal kejadian kecelakaan.
Bukan hanya Tesla, NHTSA juga menginvestigasi kecelakaan yang melibatkan sistem autopilot pada mobil Cadillac, Lexus RX450H, Volvo XC90, dan Navya Arma. Investigasi yang dilakukan NHTSA semakin mendapat perhatian khusus setelah dua pria pengguna Tesla tewas dalam kecelakaan pada 17 April 2021.
KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos