SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/rnw.nl)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/rnw.nl)

JAKARTA—Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menilai ada banyak kejanggalan terhadap sejumlah proyek di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang akan dikerjakan akhir tahun ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Koordinator Investigasi dan Advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi, mengatakan ada tiga item proyek yang tengah dalam proses pelelangan. Pertama, pekerjaan penggantian pagar batas dengan Taman Ria DPR sebesar Rp1,02 miliar yang akan ditandatangani pada 30 November.

Kedua, proyek renovasi toilet Gedung Nusantara I sebesar Rp1,40 miliar yang penandatanganan kontraknya dijadwalkan pada 22 November.

Terakhir, perbaikan ruang kerja anggota DPR di gedung Nusantara I sebesar Rp6,26 miliar dengan penandatanganan kontrak pada 27 November. Total jumlah anggaran tersebut yang akan ditandatangani akhir bulan ini mencapai Rp8,6 miliar.

“Adanya pekerjaan pada akhir tahun 2012 ini mengkonfiirmasi kepada publik bahwa ada kesengajaan yang dilakukan oleh DPR agar pekerjaan ini tidak menjadi sorotan tajam oleh publik. Bisa dikatakan bahwa kinerja staf Sekjen DPR tidak maksimal, mau enak saja, dan jelas-jelas hanya makan gaji buta saja,” ujar Uchok di Jakarta, Minggu (4/11/2012).

Menurut Uchok, secara umum pekerjaan proyek DPR ini sangat tidak memungkinkan untuk dilaksanakan dengan baik sesuai dengan waktu yang tersedia pada akhir tahun ini. Hal itu karena jika penandatanganan kontrak dilakukan akhir bulan November, maka praktis pengerjaan renovasi hanya memiliki waktu satu bulan hingga akhir Desember 2012. Ia memberikan contoh pekerjaan penggantian pagar batas dengan Taman Ria yang menelan dana sebesar Rp1 miliar lebih.

“Pagar pembatas masih ada, tapi kok mau diganti sih? Berarti DPR lagi kelebihan angaran nih. Lebih baik membangun pagar pembatas daripada memberikan anggaran kepada rakyat yang miskin,” ujarnya.

Selain itu untuk proyek renovasi toilet Gedung Nusantara I juga merupakan hal yang aneh karena memakan biaya hingga Rp1,4 miliar lebih. Hal ini, pasti akan menjadi pertanyaan publik. Apalagi tahun 2011 lalu rencana renovasi toilet gedung DPR sudah ditolak oleh publik. Uchok mengatakan, seharusnya proyek renovasi membutuhkan anggaran yang lebih murah, tidak sampai miliaran rupiah dikeluarkan.

“Publik juga akan melihat proyek ini lucu sekali. Masa renovasi sampai miliar rupiah, memang semua toilet DPR rusak semua ya? Sehingga dibutuhkan anggaran bermilar-milar yang mengerus kas negara hanya untuk merenovasi toilet DPR, yang kadang anggota dewannya ada ditempat, yang kadang, entah kemana penguninya,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya