SOLOPOS.COM - Gapura perbatasan Wonogiri-Sukoharjo. (Istimewa/Youtube)

Solopos.com, WONOGIRI — Raden Mas Said (RM Said) alias Pangeran Sambernyawa merupakan pendiri Kabupaten Wonogiri. RM Said lahir di Kartasura, Minggu Legi, tanggal 4 Ruwah 1650 tahun Jimakir, Windu Adi Wuku Wariagung, atau bertepatan dengan tanggal Masehi 8 April 1725.

Dilansir dari wonogirikab.go.id, Kamis (8/9/2022), RM Said ini merupakan putra dari Kanjeng Pangeran Aryo Mangkunegoro dan Raden Ayu Wulan yang wafat saat melahirkannya. Saat usia dua tahun, RM Said kehilangan ayahanda yang dibuang Belanda ke Tanah Kaap (Ceylon) atau Srilanka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu karena ulah keji berupa fitnah dari Kanjeng Ratu dan Patih Danurejo. Akibatnya, RM Said mengalami masa kecil yang jauh dari selayaknya seorang bangsawan Keraton.

RM Said menghabiskan masa kecil bersama anak–anak para abdi dalem lainnya sehingga mengerti betul bagaimana kehidupan kawula alit. Hikmah di balik itulah yang menempa RM Said menjadi seorang yang mempunyai sifat peduli terhadap sesama dan kebersamaan yang tinggi karena kedekatan beliau dengan abdi dalem yang merupakan rakyat kecil biasa.

RM Said telah menciptakan konsep manajemen pemerintahan yang dikenal dengan tri dharma. Masing-masing, yakni Mulat Sarira Hangrasa Wani (berani mati dalam pertempuran), Rumangsa Melu Handarbeni (merasa ikut memiliki daerahnya), dan Wajib Melu Hangrungkebi (merasa ikut memiliki timbul kesadaran berjuang hingga titik darah penghabisan untuk tanah kelahirannya).

Baca Juga: Yuk Belajar sambil Berwisata Budaya di Museum Wayang Wonogiri

Saat berjuang menuntut keadilan, RM Said memutuskan keluar dari Keraton dan mengadakan perlawanan terhadap raja. RM Said bekerja sama dengan pamannya Ki Wiradiwangsa dan Raden Sutawijaya.

Di waktu sebelumnya dikisahkan, di Keraton terjadi ketidakadilan yang dilakukan oleh Raja (Paku Buwono II) yang menempatkan RM Said hanya sebagai Gandhek Anom (Manteri Anom) atau sejajar dengan Abdi Dalem Manteri. Padahal sesuai dengan derajat dan kedudukan, RM Said seharusnya menjadi Pangeran Sentana.

Melihat hal itu, RM Said ingin mengadukan ketidakadilan kepada Sang Raja. Tetapi, aduan itu ditanggapi dingin sang patih saat di Keraton. Dengan tidak berkata apa-apa, sang patih memberikan sekantong emas kepada RM Said. Hal itu membuat RM Said malu dan sangat marah karena beliau ingin menuntut keadilan bukan untuk mengemis.

Selanjutnya, RM Said bersama pengikutnya mulai mengembara mencari suatu daerah yang aman menyusun kekuatan. RM Said bersama para pengikutnya tiba disuatu daerah dan mulai menggelar pertemuan-pertemuan menghimpun kembali kekuatan dan mendirikan sebuah pemerintahan biarpun masih sangat sederhana.

Baca Juga: Sejarah Gua Potro Bunder Wonogiri

Peristiwa itu terjadi pada hari Rabu Kliwon tanggal 3 Rabiulawal (Mulud) tahun Jumakir windu Sengoro, dengan candra sengkala Angrasa Retu Ngoyag Jagad atau tahun 1666 dalam kalender Jawa. Dalam perhitungan kalender Masehi bertepatan dengan hari Rabu Kliwon tanggal 19 Mei 1741 M.

Daerah yang di tuju RM Said waktu itu, Dusun Nglaroh (wilayah Kecamatan Selogiri). Di lokasi ini, RM Said menggunakan sebuah batu untuk menyusun strategi melawan ketidakadilan.

Batu ini kemudian di kenal sebagai Watu Gilang yang merupakan tempat awal mula perjuangan RM Said dalam melawan ketidakadilan dan segala bentuk penjajahan.

Bersama dengan pengikut setianya, di bentuklah pasukan inti kemudian berkembang menjadi perwira-perwira perang yang mumpuni dengan sebutan Punggowo Baku Kawandoso Joyo.

Baca Juga: Menengok Geopark Gunung Sewu dan Pelestariannya di Wonogiri

Dukungan dari rakyat Nglaroh kepada perjuangan RM Said juga sangat tinggi yang di sesepuhi oleh Kiai Wiradiwangsa yang di angkat sebagai Patih. Dari situlah awal mula suatu bentuk pemerintahan yang nantinya menjadi cikal bakal Kabupaten Wonogiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya