SOLOPOS.COM - Suratno/Istimewa

Solopos.com, SOLO -- Pendidik bertanggung jawab menyiapkan kompetensi peserta didik. Pendidik  wajib memiliki kemampuan adaptif dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi dan secara tidak langsung berimbas pada dunia pendidikan.

Metode Hary Poter, kependekan dari hasil karya dan poster, yang diterapkan di SMAN 1 Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, menjadi strategi dalam proses belajar Fisika di kelas guna mewujudkan kompetensi kolaboratif sains, technology, engineering, art, and mathematic atau STEAM.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Strategi ini menggunakan model pembelajaran project-based learning (PBL) menggunakan tiga tahapan, yaitu merancang, membuat, dan memublikasikan. Dalam tahap merancang, peserta didik melakukan literasi konsep dan literasi masalah.

Mereka kemudian mengerucutkan pada masalah yang akan dikupas bersama kelompok yang kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan diskusi dalam rangka menyusun dan merancang proyek penyelesaian masalah.

Misalnya impelementasi Hukum Bernoulli dalam vacuum cleaner. Perancangan proyek menggunakan kolaborasi kompetensi sains berupa literasi konsep sains sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan.Kompetensi technology berupa perancangan prototipe hasil karya dan poster menggunakan teknologi komputer.

Kompetensi engineering berupa kemampuan mengadaptasikan hasil karya dan poster sesuai dengan permasalahan yang diangkat di dalam kelompok. Kompetensi art berupa perancangan desain hasil karya dan poster komunikatif yang menarik secara visual dan mengikuti tren kekinian.

Stimulasi

Kompetensi mathematics berupa perancangan desain prototipe produk hasil karya yang menggunakan kemampuan visual geometri dan merealisasikannya. Peserta didik mendapat stimulasi memilih dan memilah material yang sesuai untuk digunakan dalam proyek yang akan dilakukan bersama kelompok.

Setelah kegiatan merancang proyek selesai, peserta didik dalam kerja kelompok berusaha merealisasikan proyek dalam kurun waktu yang sudah ditentunkan dan disepakati antara pendidik dan peserta didik.

Ada hambatan-hambatan dalam proses realisasi proyek. Hambatan ini bisa menjadi tantangan dan dapat menstimulasi karakter bisa survive, terus berkomunikasi, dan bekerja sama dalam kelompok dalam rangka menyelesaikan proyek.

Hambatan adalah sesuatu hal yang pasti dihadapi peserta didik dalam proses penyelesaian masalah. Dengan menggunakan stategi Hary Poter dalam proses pembelajaran ini pendidik menyiapkan peserta didik lebih siap menghadapi era revolusi industri 4.0.

Pada tahap ketiga, peserta didik diberi tanggungjawab berbagi pengetahuan, proses penyelesaian masalah, produk proyek untuk teman pada kelompok kerja yang lain dengan cara memublikasikan hasil karya proyek yang sudah diselesaikan dalam kelompok masing-masing.

Memublikasikan dilakukan dengan membuat poster komunikatif yang dipublikasikan di majalan dinding sekolah dan media sosial yang. Hary Poter adalah strategi yang efektif untuk menstimulai peserta didik mencari dan menemukan ide kreatif menyeelsaikan masalah terkait pokok bahasan di kelas.

Secara tidak langsung pengintegrasian kompetensi kolaboratif STEAM menjadi pembiasaan di setiap pembelajaran di kelas. Semoga peserta didik mencapai kompetensi kolaboratif yang bisa ditindaklanjuti dan dibawa dalam kehidupan setelah mereka lepas dari pendidikan formal.

Hary Poter efektif untuk mewujudkan pembelajaran STEAM guna menanamkan kompetensi kolaboratif yang diperlukan dalam rangka menyongsong era revolusi indutri 4.0.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya