SOLOPOS.COM - Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S. Pane (Dok/JIBI)

Final Piala Presiden 2015 telah usai namun masih ada masalah seputar dugaan intimidasi terhadap para jurnalis.

Solopos.com, JAKARTA – Indonesia Police Watch (IPW) menyayangkan adanya intimidasi aparat kepolisian dan TNI terhadap wartawan, dalam peliputan Piala Presiden, Minggu (18/10/2015).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dalam mengamankan event seperti ini polisi memang harus bertindak tegas, apalagi sehari sebelumnya sudah ada aksi teror yang dilakukan sekelompok orang yang melempari kendaraan berpelat D,” kata Ketua Presidium IPW Neta S. Pane dalam keterangan pers, Senin (19/10/2015).

Namun, kata Neta, sikap tegas polisi bukan berarti harus memusuhi wartawan. Menurut dia, bagaimanapun wartawan dalam bertugas, sama seperti polisi, yakni dilindungi undang-undang.

“Untuk itu Dewan Pers harus mengajukan protes ke Polda Metro Jaya dan Kapolda Metro Jaya perlu meminta maaf kepada pers atas ulah anak buahnya itu agar di masa mendatang hal serupa tidak terulang lagi,” kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta mengecam keras tindakan aparat keamanan dari kepolisian dan tentara yang mengintimidasi sejumlah jurnalis di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (18/10/2015).

Ketua AJI Jakarta, Ahmad Nurhasim, dalam keterangan tertulisnya mengungkapkan aparat melarang para jurnalis untuk mengambil gambar dan video saat para anggota kepolisian dan TNI mengusir serta memukuli suporter yang diduga The Jakmania di SUGBK, tempat berlangsungnya final Piala Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya